"Terima kasih atas kerja kerasnya, Boss."
Meninggalkan pekerjaanku yang telah selesai aku membawa Vira bersamaku, dia terlihat malu-malu selagi menggosokkan tangannya.
"Nah Noir, aku mengatakan soal pelecehan seksual tapi itu semua hanya bercanda, kamu tidak akan melakukannya padaku kan."
"Siapa yang akan melakukan hal gila seperti itu?"
"Lalu kenapa kamu membawaku ke gang sunyi."
"Maaf karena harus membawamu ke tempat ini tapi aku tinggal di penginapan pinggiran yang kecil dan ini jalan satu-satunya untuk pergi ke sana," balasku dengan nada datar.
"Apa? Kamu ingin meniduriku di penginapan."
"Lu diem saja, atau aku akan menghajarmu."
"Kau berani menghajar gadis? Kamu pria buruk dan pria buruk cocok berada di sekte kami."
"Apa kamu barusan bilang bahwa pengikut kalian pria buruk semua."
"Tidak."
Dia mengalihkan pandangan ke samping seolah menghindar. Tak lama kemudian tiga orang penjahat muncul yang masing-masing dari mereka memamerkan pisau lalu menjilatnya dengan lidah.
"Jika kalian ingin hidup, berikan uang kalian?"
"Lihat itu Noir, mereka bilang untuk aku menyerahkan kesucianku."
"Mereka tidak bilang begitu, sebenarnya apa kau ini budeg?"
Bahkan di kota ini masih ada hal-hal semacam ini. Aku hendak berniat mengeluarkan kantung uangku namun Vira di sebelahku telah melesat maju.
Gerakannya begitu cepat hingga yang aku tahu ketiga penjahat itu telah terkapar setelah dipukuli.
"Tunggu, tunggu, apa barusan kau menghajarnya?"
"Apa yang kau katakan Noir, aku ini seorang pendeta aku hanya pandai sihir penyembuhan saja dan mengobati para gadis yang patah hati untuk memilih jalan yuri."
Apa kau baru mengatakan hal berbahaya barusan.
"Tidak, tidak, lalu bagaimana dengan mereka."
"Terjatuh sendiri."
"Tapi."
Vira mendorong wajahnya mendekat padaku, tekanannya membuatku menyerah.
"Mereka terjatuh sendiri."
Ketika aku mengatakan itu barulah Vira menjauh dariku dan merogoh saku mereka.
"Mereka banyak uang."
"Apa kau mau mengambil uang mereka, bukannya itu merampok?"
"Ajaran agama kami bilang kalau merampok dari penjahat tidak masalah."
Aku merasa ingin komplain terhadap dewinya.
Sesampainya di penginapan aku menjelaskan semuanya pada semua anggotaku yang telah kembali lebih dulu, mereka segera menjauh selagi menjauhkan tangan mereka.
"Kami pengikut dewi Senia."
"Apa jika berbeda kultus dilarang saling membantu?"
"Normalnya kami akan saling baku hantam."
"Itu juga yang ingin aku lakukan, tapi aku tidak enak padamu Noir, jika memberikan masalah baru," ucap Vira malu-malu.
"Aku mengerti, tolong jangan lakukan itu."
Pada akhirnya aku mentraktir Vira es krim di dekat jembatan yang menghubungkan kota ini, dia duduk di atasnya dengan senang, tidak seperti sebelumnya dia mengenakan pakaian pendeta berwarna biru.
Biru untuk gereja Lumira dan putih untuk gereja Senia, pantas saja Nene mengenakan yang putih.
"Mereka punya es krim yang sangat enak."
Aku mulai ke pembicaraan yang serius.
"Jadi kau datang kemari hanya untuk merekrut banyak orang untuk bergabung."
"Begitulah misinya, dengan kematian pahlawan maka akan banyak yang bergabung?"
"Kenapa bisa begitu?"
"Pahlawan Mikado berasal dari pengikut dewi Senia, jika dia sudah dikalahkan maka pengaruh mereka berakhir juga dan ini saatnya kami untuk semakin muncul ke permukaan."
Orang ini.
Aku rasa ancaman sesungguhnya datang dari mereka bukan raja iblis.
"Apa kalian juga memiliki pahlawan?"
"Kami tidak melakukan pemanggilan pahlawan seperti gereja Senia lakukan."
"Kenapa begitu?"
Itu memberikan banyak pertanyaan di kepalaku.
"Dewi kami melarangnya, lebih tepatnya ia mengatakan bahwa melibatkan orang dari dunia lain untuk mengurusi dunia kita itu cukup keterlaluan."
"Dia bilang begitu."
"Itu yang dikatakan Arc Priest kami, ia juga menambahkan... lebih baik cari uang sebanyak-banyaknya untuk bersenang-senang."
Aku menunjukan wajah bermasalah, kembali kan lagi rasa kagumku barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments