Dash tersenyum saat melihat kedatangan Xin di cabang perusahaannya di Kota Paris. Berbeda dengan Xin yang kini hanya bisa diam, sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Avan. Mengapa sikap pria itu berbeda seratus delapan puluh derajat padanya?
Xin membuka ponselnya saat ia berada di lobby Perusahaan Dazzling Group. Ia menghela nafas panjang dan memejamkan matanya sesaat setelah membaca sebuah topik utama sebuah berita online.
"Apa maksud ini semua?" gumam Xin.
Xin melangkah ke arah resepsionis, "Maaf, saya ingin bertemu dengan Tuan Ruiz."
"Di lantai sepuluh. Anda bisa naik menggunakan lift yang ada di sebelah sana," ucap resepsionis itu.
"Terima kasih," dengan langkah tegap dan lebar, Xin pun mendatangi ruangan tersebut.
Haedar yang berada di ruangan sebelah dengan pembatas sebuah kaca transparan pun bisa melihat kedatangan Xin. Ia langsung berdiri dan menghampiri.
"Xin? Kamu di sini?" tanya Haedar.
"Jangan banyak basa basi, aku ingin menemui atasanmu," ucap Xin dengan menatap tajam ke arah Haedar.
"Tunggu sebentar," Haedar mengetuk pintu ruangan Dash dan masuk. Namun Xin tak mau menunggu, ia juga langsung masuk ke dalam ruang kerja Dash.
"Apa maksudmu sebenarnya?!" tanya Xin dengan suara lantang.
Haedar yang tidak tahu permasalahan apa yang kembali terjadi antara Dash dengan Xin pun kini hanya bisa melihat keduanya. Baru saja ia ingin menikmati pertempuran keduanya, yang tentu akan menguntungkan dirinya karena mungkin saja ia akan bisa masuk sebagai penghibur Xin, tapi Dash justru melihat ke arahnya dan menyuruh Haedar keluar dari ruangannya.
Haedar melangkah keluar dari ruangan, tapi ia yang penasaran ingin mendengar pembicaraan Dash dengan Xin pun tidak menutup rapat pintu ruang kerja Dash.
"Tutup pintunya, Hae!" perintah Dash, membuat Haedar berdecak kesal dan akhirnya menutup pintu itu dengan rapat, tanpa celah, hingga membuatnya tak bisa mendengar suara apapun dari dalam.
"Sekarang katakan padaku, apa maksudmu memintaku bekerja di sini?" tanpa diberi tahu pun, Xin mengetahui bahwa kepindahannya pasti atas permintaan Dash, bukan keinginan Avan.
"Karena aku ingin dekat denganmu. Aku ingin menebus kesalahanku dulu, menjadi sahabatmu, menjadi rekan kerjamu," jawab Dash.
"Tuan Ruiz!"
"Apa kamu begitu marah dan dendam padaku hingga tak bisa memaafkanku?" tanya Dash.
"Bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku telah memaafkanmu?"
"Dari caramu berbicara dan menjawab, aku tahu bahwa kamu tidak memaafkanku. Aku ingin berubah, Xin. Setidaknya izinkan aku merubah semua kesalahanku, menjadi pribadi yang lebih baik."
Dash berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan mendekati Xin. Ketika jarak di antara mereka sekitar satu setengah meter, Dash tiba tiba saja berlutut.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Xin yang kaget dan langsung memundurkan sedikit tubuhnya beberapa langkah ke belakang.
"Aku minta maaf atas semua kesalahanku, Xin," pinta Dash.
"Bangunlah," ucap Xin.
"Aku tak akan berdiri sebelum kamu memaafkanku dengan tulus, dan mau menerimaku sebagai sahabatmu," ucap Dash.
"Kalau kamu seperti ini, itu berarti kamu memaksaku, Tuan Ruiz."
Bukannya bangkit, Dash malah semakin menundukkan kepalanya dan merendahkan tubuhnya yang pada akhirnya membuat Xin langsung mendekat dan memegang bahu Dash.
"Cepatlah berdiri! Aku memaafkanmu," ucap Xin.
"Apa kamu juga menerimaku sebagai sahabatmu?" tanya Dash.
"Baiklah, kita berteman."
"Bersahabat!"
"Apa bedanya berteman dan bersahabat?" ujar Xin yang semakin tak nyaman dengan posisi Dash yang masih saja berlutut.
"Bersahabat itu lebih dari sekedar teman."
"Baiklah, tapi cepatlah bangkit," ucap Xin.
Dash tersenyum mendengar jawaban Xin. Akhirnya ia pun berdiri di hadapan Xin, di mana jarak mereka kini begitu dekat. Xin yang menyadari posisinya pun langsung kembali mundur beberapa langkah.
"Sekarang bisakah kamu mengatakan padaku, apa yang kamu berikan pada Tuan Avan hingga membuatnya memindahkanku ke sini?"
* Flashback On
"Selamat siang, Tuan Ruiz," sapa Avan.
Pertemuan antara Dash, Haedar, Avan, dan Tuan Dominic terjadi di Perusahaan Dash di Dazzling Group. Mereka membawa proposal kerja sama yang menurut mereka sangat penting sekali karena bisa membantu keuangan perusahaan Speed-O Car.
"Selamat siang," balas Dash.
Mereka kembali berbincang dan perusahaan Avan terus saja berusaha meyakinkan Dash, tentang produk mereka yang melebihi produk produk sejenis. Sebenarnya, tujuan utama Dash datang ke Kota Paris adalah untung memantau perusahaannya, serta bertemu dengan beberapa klien. Namun ketika melihat Xin, maka ia memiliki tujuan lain.
Pertemuannya dengan Avan bagian pemasaran Speed-O Car juga karena ia ingin bertemu dengan Xin. Ia berusaha berlama lama dengan perbincangan mereka agar bisa terus melihat Xin, namun kali ini Avan justru tak membawa Xin. Ia malah membawa Tuan Dominic, pria paruh baya bertubuh sedikit gempal bersamanya.
"Aku memiliki suatu penawaran untukmu," ujar Avan.
"Penawaran?"
"Ya, tapi bisakah kita berbicara empat mata saja?"
"Baiklah, tak masalah," ucap Dash yang kemudian meminta Haedar untuk keluar dari ruangan.
Haedar dan Dominic diminta untuk keluar dari ruangan, sementara Avan akan berbicara empat mata dengan Dash.
"Apakah ini begitu rahasia sampai asisten pribadiku tak boleh mendengarnya?"
"Tentu saja, Tuan. Aku juga sangat yakin anda tidak akan menolak penawaran ini."
"Katakanlah," ucap Dash.
"Aku ingin meminta tolong pada anda untuk menjadi investor bagi perusahaan kami. Saat ini kami sangat membutuhkan bantuan dana yang cukup besar. Kami percaya bahwa dengan bantuan investasi dari Dazzling Group, maka Perusahaan Speed-O Car akan kembali berjaya seperti sebelumnya," ujar Avan.
"Menjadi pemegang saham?"
"Jika anda menginginkan saham, kami akan memberikannya sebagai pengganti investasi anda," ujar Avan.
"Lalu apa yang kamu bisa tawarkan padaku? Apa kamu bisa menjamin bahwa Speed-O Car akan berkembang dengan baik seperti sebelumnya?"
"Tentu saja aku yakin. Sebagai jaminannya, aku akan memberikan pegawai terbaik kami. Saya melihat bahwa anda sangat tertarik pada Xin, pegawai bagian pemasaran kami."
"Xin? Wanita yang bersama kalian saat menemuiku?" tanya Dash.
"Benar. Aku akan memberikannya untuk anda. Terserah apa yang ingin anda lakukan padanya. Ia akan menjadi milik anda," ujar Avan.
Dash mengepalkan tangannya di bawah meja saat mendengar perkataan Avan. Ia tak menyangka bahwa Avan bisa melakukan hal semacam itu. Namun, penawaran ini juga merupakan suatu keuntungan baginya karena bisa dekat dengan Xin.
"Baiklah. Bagaimana kalau kamu membuat perjanjian itu. Aku tak ingin kamu tiba tiba mengambilnya lagi dan menyalahkanku setelah aku melakukan investasi di perusahaanmu," ujar Dash.
"Aku akan segera menyiapkan surat kerja sama itu. Anda bisa menggunakannya sebagai apapun untuk kesenangan anda."
Dash tersenyum kecil, namun tak terlihat. Ia tak bisa percaya bahwa Xin bisa bertemu dengan pria seperti ini. Meskipun ia juga sedang bertaruh dengan Haedar untuk mendapatkan Xin, tapi ia tak akan menjual Xin demi kelangsungan perusahaannya.
"Apa yang akan dikatakan oleh Xin jika ia mengetahuinya?" gumam Dash pelan.
* Flashback Off
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Oohh bukan Dash yg meminta Xin, tp Avan sendiri yg menawarkan Xin pd Dash..Semoga perusahaanmu hancur Van krn sdh mempermainkan Xin..
2024-08-16
1
Ita rahmawati
dasar avan laki²gk punya perasaan,,xin udh berbuat byk buat perusahaan,,katanya dia juga mncintai xin tp ap nyatanya 🥺🥺
2024-05-13
0
Bilal Muammar
koq avan tega ya...sama orang yg udah berjasa pd perusahaan nya....
2024-02-23
2