(R) TAK AKAN RELA

"Yeayyyy!!!" teriakan membahana di sebuah acara foto bersama para wisudawan. Mereka melemparkan topi kelulusan mereka ke udara dengan tersenyum gembira. Xin dan Aaron merupakan salah satu di antara para wisudawan yang tampak berfoto bersama.

"Kita lulus, Xin!" teriak Aaron sambil memeluk Xin. Xin pun membalas pelukan tersebut. Di hadapan mereka ada Amelia, adik perempuan Aaron, juga kedua orang tua Xin.

Mereka pun mengambil foto secara bergantian. Aaron membantu mengambilkan gambar Xin bersama kedua orang tuanya, sementara Xin membantu mengambilkan gambar Aaron bersama adiknya, Amelia.

Aaron memang hanya tinggal memiliki Amelia saja. Kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan pesawat. Setelah selesai berfoto, Aaron pun melangkah mendekati Xin dan kedua orang tuanya.

"Uncle, Aunty," sapa Aaron saat melihat Ethan dan juga Queen.

"Selamat untukmu," ucap Ethan.

"Terima kasih, Uncle."

"Bagaimana? Kamu sudah siap bekerja bersama Uncle?" tanya Ethan.

"Ya, aku siap, Uncle," jawab Aaron dengan penuh percaya diri.

Aaron memang menerima tawaran Xin waktu itu, di mana ia dan adiknya akan pindah ke Munich. Mereka akan kembali memulai kehidupan mereka di sana. Bahkan Amelia telah didaftarkan untuk masuk ke Universitas di mana Reyn mengajar.

Setelah acara wisuda selesai, Ethan dan Queen menunggu Xin di apartemen, sementara Xin akan menghabiskan waktu bersama beberapa teman seangkatannya yang sama sama lulus.

Mereka akan berpisah dan kembali ke negara mereka masing masing. Jadi mereka tak menyia nyiakan waktu kebersamaan mereka. Xin tak terlalu dekat dengan mereka, tapi mereka memiliki waktu bersama saat melakukan bimbingan skripsi dan sama sama melewati waktu mendebarkan saat melakukan sidang terakhir.

Acara yang diadakan di cafe tersebut terlihat membosankan bagi Xin. Ia duduk di pojok ruangan sambil mengaduk aduk minuman dengan sebuah sedotan. Ia menghela nafas beberapa kali hingga Aaron kembali duduk di hadapannya setelah mengambil beberapa makanan kecil.

"Kamu mau pulang, Xin?" tanya Aaron yang memang pergi bersama Xin.

"Ya, kita pulang saja," jawab Xin karena tak terlalu nyaman berada di sana.

"Aku habiskan ini sebentar ya, setelah itu kita pulang," ucap Aaron yang tak mau membuang makanan yang telah ia ambil. Xin membantunya menghabiskan agar mereka cepat pulang.

Namun saat baru melangkahkan kakinya keluar dari tempat perhelatan acara, Dash tampak masuk bersama dengan seorang wanita dan beberapa teman temannya. Lagi dan lagi, Xin melihat sosok di sebelah Dash adalah teman satu team nya dalam geng motor dulu.

Xin tersenyum tipis dan sinis saat menatap keduanya. Ia pun langsung keluar tanpa menyapa temannya itu. Bagi Xin, ia tak memiliki teman dekat lagi, selain Aaron.

Sementara itu, Dash kembali kesal saat melihat Xin berjalan pergi bersama Aaron, pria yang pernah ia bayar dulu untuk meletakkan narkoba di dalam tas Xin. Ia langsung menghempaskan tangan wanita yang melingkar di lengannya.

"Kita putus!" ucap Dash dengan ketus. Ia benar benar menganggap wanita hanyalah sebuah permainan.

*****

Xin kembali ke Munich bersama dengan kedua orang tuanya. Selain itu, Aaron dan Amelia juga ikut bersama dengan mereka. Keluarga Frederick telah menyiapkan sebuah apartemen sebagai tempat tinggal Aaron dan Amelia karena keduanya tak mau tinggal bersama dengan Keluarga Frederick.

"Besok kamu langsung ke perusahaan, Xin," ujar Ethan.

"Apa aku boleh istirahat satu minggu, Dad? Aku ingin liburan dulu," ucap Xin.

Ethan berdecak. Ia sudah sulit bahkan gagal meminta Reyn memimpin perusahaannya. Kini Xin juga sepertinya ogah ogahan dan malah minta berlibur dulu.

"Nanti saja kamu liburnya, kalau semua tentang perusahaan sudah bisa kamu kuasai," ucap Ethan yang tak mau kalau Xin malah mencari perusahaan lain di luar Frederick kalau diberi kesempatan berlibur lebih dulu.

"Ahhh Daddy tidak seru!" gerutu Xin.

"Sayang ....," Queen yang melihat perdebatan kecil ayah dan anak itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Aku bingung, kenapa putra putriku tak ada yang mau meneruskan perusahaan Frederick," ucap Ethan menghela nafasnya.

"Mungkin mereka menganggapmu masih kuat menjalankan perusahaan," ucap Queen.

"Bahkan Rafael pun memilih mengambil kuliah kedokteran," ujar Ethan.

Queen melangkah menghampiri Ethan dan memegang bahu suaminya, "Kamu memiliki orang kepercayaan yang bisa membantumu."

Tak ingin memperpanjang hal itu, akhirnya Ethan pun diam. Setidaknya ia sudah melarang Xin pergi berlibur dan akan ikut dengannya ke Perusahaan Frederick besok.

*****

"Kamu sudah kuliah berapa lama, Dash?" tanya Fernando Ruiz, Ayah Dash.

"Lima tahun," jawab Dash dengan santai.

"Apa kamu tak mau lulus?"

"Lulus? Itu mudah sekali! Bukankah Dad adalah donatur di kampus? Bilang saja pada mereka untuk meluluskanku," jawab Dash santai.

"Dash!" Fernando menggebrak meja di dalam ruang kerjanya dan menatap putranya dengan tajam.

Namun, Dash sama sekali tak takut dengan tatapan Ayahnya. Ia bahkan mengangkat kedua kakinya ke atas meja kerja ayahnya.

"Dash!" Fernando kembali berteriak dan kini malah mengusap wajahnya kasar. Ia merasa Dash tak menganggap dirinya.

"Apa kamu tak menganggap Daddy lagi, Dash?!"

Dash tersenyum sinis sambil memainkan sebuah bolpoin. Ia memang tak menganggap lagi ayahnya setelah ia merasa hidupnya hancur di tangan pria paruh baya itu.

"Apa kamu pernah menganggapku sebagai anakmu?! Bahkan kamu menikahi seorang wanita yang pantas menjadi anakmu. Di mana otakmu?!" ucap Dash menatap ayahnya sendiri dengan tajam.

"Dash!!" Fernando yang tak suka jika Dash melawan padanya kembali berteriak. Suasana di dalam ruang kerja Kediaman Ruiz semakin panas.

"Jika kamu tidak lulus semester depan, maka Daddy akan menghapus namamu sebagai pewaris Dazzling Group. Dad akan memberikan semua aset pada Veronica!"

Mendengar nama seorang wanita yang dibencinya itu, membuat Dash langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja dan meninggalkan ayahnya. Namun siapa yang menyangka bahwa di depan pintu telah tampak sosok wanita yang menurutnya tak tahu diri, bernama Veronica.

"Cuihhh!!!" Dash dengan kasar meludahi Veronica dan langsung meninggalkannya.

Veronica mengepalkan tangannya kesal atas apa yang dilakukan oleh Dash. Namun di dalam hati ia berteriak senang karena mendengar ucapan Fernando.

Veronica baru berdiri beberapa detik di depan pintu dan ia mendengar bahwa Fernando akan memberikan semua aset Keluarga Ruiz, termasuk Dazzling Group kepadanya. Memang tidak salah ia memilih Fernando sebagai suaminya, daripada memilih Dash yang sepertinya tak punya masa depan.

*****

"Arghhh!!!" Dash menggeram kesal dan menutup pintu kamar tidurnya dengan kasar.

Ia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur, kemudian memukul tempat tidurnya dengan tangannya yang masih mengepal.

"Aku memang tak akan pernah lagi menganggapmu sebagai ayahku, tapi aku tak akan pernah sudi jika aset Keluarga Ruiz dan Dazzling Group menjadi milik wanita siallann itu. Aku tak akan pernah rela! Lihat saja, akan aku ambil semuanya hingga tak tersisa satu sen pun untuknya," gumam Dash seorang diri.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

veronica.. realistis.. terlepas siapa Dash.. siapa bapaknya..

2025-01-10

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Dash tadinya mau manas2in Xin agar cemburu, tp Xin cuek bebek..🤭😄

2024-08-16

1

StAr 1086

StAr 1086

makanya kuliah yang bener Dash....

2023-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!