Aku dan Febi 2

Setelah berdiam diri lima belasan menit, akhirnya tenggorokanku terasa lega kembali. Suaraku juga pulih. Febi menyodorkan minuman hangat buatan Bu Sumini kepadaku. Terlihat dari raut wajahnya, Febi sedang cemas atau mungkin panik, entahlah. Sejurus kemudian Lik Wo menggeser kursinya mendekati tempatku duduk. Menghela nafas dan menatapku serius.

"Rumahmu iku, nggak beres", kalimat pertama yang keluar dari Lik Wo adalah sesuatu yang sudah aku duga.

"Masalah nggak beresnya kenapa, mengapa dan seperti apa, aku belum sampek tahu sedetail itu", lanjut Lik Wo.

"Kapan-kapan aku sempatkan ke rumahmu, biar diantar Febi, udah tahu kan rumahnya nduk?", Lik Wo menoleh ke Febi. Febi mengangguk.

"Sekarang ini kamu aku buatin "pageran" Nak, biar nggak ada yang aneh-aneh lagi", Lik Wo mengakhiri kalimatnya, dan beranjak masuk kamar.

Aku hanya bisa terdiam, setengah percaya setengah enggak. Tapi nggak ada salahnya juga sih di bawain "pageran". Febi menepuk pundakku pelan, berdiri dan menyusul Lik Wo ke kamarnya. Mungkin ada yang mau didiskusikan pikirku. Selang beberapa saat Febi kembali duduk di sebelahku.

"Ngapain ikut-ikutan masuk kamar? Ikut ngrapal mantra?", tanyaku setengah bercanda.

"Ya enggak, ya aku khawatir aja sama kamu. Jadi tak tanyain ke Lik Wo tadi, beneran nih kamu gag pa pa di rumah itu terus, gitu", jelas Febi

"Lhah, ya mau bagaimanapun rumahku di situ Fee, lek nggak boleh tinggal di situ, aku mau dimana, tidur studio terus?", Tanyaku dengan sedikit nge gas.

"Ya ikut tinggal di rumahku ya ngga pa pa kok", jawab Febi enteng.

Aku terdiam, tidak melanjutkan percakapan ini. Karena bagiku Febi seperti tidak serius. Ya memang ini bukan masalah hidupnya sih, ngapain juga harus diseriusin. Aku sadar akan hal itu. Lik Wo keluar dari kamar, membawa benda sebesar jempol tangan dibungkus kertas dengan tulisan-tulisan yang nggak terlihat jelas.

"Ini, disimpan", Lik Wo menyerahkan benda tersebut padaku.

"Pegang e pake tangan kiri", ucap Lik Wo ketika tangan kananku terjulur hendak mengambil benda tersebut.

"Bawa kemanapun kamu pergi, kecuali saat kamu masuk ke kamar mandi, iku nggak boleh", terang Lik Wo, aku mengangguk faham.

"Terus, ini tadi biayanya berapa Lik?", tanyaku malu-malu.

"Lhah, yo nggak usah, temen e Febi iku juga termasuk ponakanku, nggak usah ongkos-ongkosan", jawab Lik Wo sambil menepuk pundakku. Aku tersenyum malu.

"Terimakasih banget lho ini, Lik Wo, Fe. . .", aku menyimpan "pageran" tersebut ke dalam tasku.

Setelahnya kami ngobrol santai bertiga. Sekitar jam empat sore Febi mengajak untuk pulang. Aku meng iya kan. Kami pun berpamitan ke Lik Wo dan Bu Sumini. Di akhir percakapan Lik Wo berjanji untuk menyempatkan waktu mengunjungi rumahku.

***

Di perjalanan pulang mungkin karena capek, Febi menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku sedikit gugup dan bingung.

"Numpang ya Dan, aku capek nih, ngantuk", ucap Febi, melingkarkan kedua tangannya di perutku. Memelukku cukup erat dari belakang.

Astaga, aku nggak mungkin juga menolaknya, namun perasaan ini sungguh tidak nyaman. Aku benar-benar khawatir kalau ada yang melihat caraku membonceng Febi seperti ini. Aku menarik gas motor lebih dalam. Berharap kami cepat sampai di tujuan.

"Dan . . .", Febi berbicara dengan dagunya di letakkan di pundakku. Meskipun lirih namun suaranya terdengar jelas, karena dekat dengan telingaku.

"Kamu. . .suka Erni ya?", tanya Febi tiba-tiba. Aku diam, karena bingung juga ketika ditanya tiba-tiba seperti ini.

"Nggak usah mbok jawab aku ngerti sih, yowes . . .hihi", Febi mengakhiri kalimatnya, kemudian menyandarkan kembali kepalanya. Mungkin dia tersenyum, aku nggak berani menoleh. Semakin dalam aku menarik gas, karena aku benar-benar tidak nyaman berada di momen canggung seperti ini. Sementara mentari mulai terlihat terbenam di kejauhan.

_ _ _

 

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

layu sebelum berkembang nih

2025-01-26

0

Muhamad Rio

Muhamad Rio

jadi di pengen peluk😅

2024-01-06

0

istiqlal👻👻

istiqlal👻👻

cmburu si fee....

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Hunian nyaman
2 Erni
3 Bayangan yang mengintip
4 Febi
5 Menginap
6 Sungai dekat rumah
7 Bayangan hitam berbulu
8 WES WAYAH EEE
9 Bidadariku
10 Ruangan BEM dan Febi
11 di Radio
12 Bapak Pulang
13 Ternyata, Lek Jo . . .
14 Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15 Mulai nggak nyaman
16 Aku dan Febi
17 Rumah Beringin
18 Asap Rokok
19 Aku dan Febi 2
20 Foto yang tersebar
21 Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22 SURUP
23 Dimana aku???
24 Erni tak datang menjenguk
25 Sahabat > Kerabat
26 Kak Iwan
27 si "Thor"
28 Aku menyukaimu
29 Hari patah hati
30 Perasaan Sebenarnya
31 Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32 Kunjungan Lik Wo
33 Warung Tenda
34 Aku, kamu dan trotoar
35 Kekecewaan
36 Sebuah pertengkaran
37 Bogem mentah
38 Dimana Erni???
39 Kampus tengah malam
40 Kamar mandi, handuk, dan Erni
41 Erni kritis
42 Ikan Nila di kolam
43 Se ikat kayu di bekas ruko
44 Tembang dan Tangis
45 Ganda Mayit
46 Mbah Kadir
47 Sogo Girl
48 Pindah??
49 4 April
50 Babak Belur
51 Tindakan Nekat
52 ANOMALI
53 Percakapan dengan petugas SPBU
54 Pesan Bu Sumini
55 Si kunyuk dan bujang berhati batu
56 Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57 Ulang tahun Febi
58 Pengkhianat sebenarnya
59 Aku pergi
60 Malam kelabu, Pagi membiru
61 Permintaan maaf Iwan
62 Pak Ndori
63 Daftar orang yang kubenci
64 Kembali ke rumah
65 Ikatan keluarga
66 Malam pertama di rumah
67 Malam pertama di rumah (2)
68 Menginap di rumah Lik Diran
69 Keluarga sing babat desa
70 Menjenguk Lik Wo
71 Surat dari Lik Wo
72 Orang gila di kampus
73 Irul dalam bahaya (?)
74 Penjelasan Irul
75 Alasan sebuah persahabatan
76 Kobeng
77 Kobeng (2)
78 Extra
79 Bapak Sakit
80 Bapak sakit (2)
81 Toilet Rumah Sakit
82 Kepergian Irul
83 Extra
84 Obrolan Bapak dan anak
85 Permintaan Bapak
86 Rawon setan
87 Rencana pembongkaran rumah
88 Extra
89 Bongkar!
90 Hari yang buruk
91 Penjelasan Bu Surti
92 Bawa aku pulang
93 Extra
94 Duka
95 Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96 Bukit manik manik
97 Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98 Pertemuan kembali dengannya
99 PENGUMUMAN
100 Penjelasan Febi
101 Penjelasan Febi 2
102 Gulungan sirih dan sebuah keris
103 Rumah di tengah sawah
104 Hancurnya Rumah di tengah sawah
105 Akhir kisah (?)
106 PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107 PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108 RTS 3 TELAH DATANG
109 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111 Ijin Promo Judul Baru
112 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Hunian nyaman
2
Erni
3
Bayangan yang mengintip
4
Febi
5
Menginap
6
Sungai dekat rumah
7
Bayangan hitam berbulu
8
WES WAYAH EEE
9
Bidadariku
10
Ruangan BEM dan Febi
11
di Radio
12
Bapak Pulang
13
Ternyata, Lek Jo . . .
14
Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15
Mulai nggak nyaman
16
Aku dan Febi
17
Rumah Beringin
18
Asap Rokok
19
Aku dan Febi 2
20
Foto yang tersebar
21
Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22
SURUP
23
Dimana aku???
24
Erni tak datang menjenguk
25
Sahabat > Kerabat
26
Kak Iwan
27
si "Thor"
28
Aku menyukaimu
29
Hari patah hati
30
Perasaan Sebenarnya
31
Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32
Kunjungan Lik Wo
33
Warung Tenda
34
Aku, kamu dan trotoar
35
Kekecewaan
36
Sebuah pertengkaran
37
Bogem mentah
38
Dimana Erni???
39
Kampus tengah malam
40
Kamar mandi, handuk, dan Erni
41
Erni kritis
42
Ikan Nila di kolam
43
Se ikat kayu di bekas ruko
44
Tembang dan Tangis
45
Ganda Mayit
46
Mbah Kadir
47
Sogo Girl
48
Pindah??
49
4 April
50
Babak Belur
51
Tindakan Nekat
52
ANOMALI
53
Percakapan dengan petugas SPBU
54
Pesan Bu Sumini
55
Si kunyuk dan bujang berhati batu
56
Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57
Ulang tahun Febi
58
Pengkhianat sebenarnya
59
Aku pergi
60
Malam kelabu, Pagi membiru
61
Permintaan maaf Iwan
62
Pak Ndori
63
Daftar orang yang kubenci
64
Kembali ke rumah
65
Ikatan keluarga
66
Malam pertama di rumah
67
Malam pertama di rumah (2)
68
Menginap di rumah Lik Diran
69
Keluarga sing babat desa
70
Menjenguk Lik Wo
71
Surat dari Lik Wo
72
Orang gila di kampus
73
Irul dalam bahaya (?)
74
Penjelasan Irul
75
Alasan sebuah persahabatan
76
Kobeng
77
Kobeng (2)
78
Extra
79
Bapak Sakit
80
Bapak sakit (2)
81
Toilet Rumah Sakit
82
Kepergian Irul
83
Extra
84
Obrolan Bapak dan anak
85
Permintaan Bapak
86
Rawon setan
87
Rencana pembongkaran rumah
88
Extra
89
Bongkar!
90
Hari yang buruk
91
Penjelasan Bu Surti
92
Bawa aku pulang
93
Extra
94
Duka
95
Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96
Bukit manik manik
97
Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98
Pertemuan kembali dengannya
99
PENGUMUMAN
100
Penjelasan Febi
101
Penjelasan Febi 2
102
Gulungan sirih dan sebuah keris
103
Rumah di tengah sawah
104
Hancurnya Rumah di tengah sawah
105
Akhir kisah (?)
106
PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107
PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108
RTS 3 TELAH DATANG
109
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111
Ijin Promo Judul Baru
112
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!