Bapak Pulang

Tanpa terasa bulan februari sudah terlewati. Mengawali bulan maret dengan menguap lebar lebar. Jam enam pagi terasa dingin dan kantuk yang masih teramat sangat. Kabut tipis menutupi halaman rumahku. Suara ayam berkokok pun terasa tidak se semangat biasanya, mungkin ayam pun seperti aku, males kena hawa adem.

Dari kejauhan terdengar suara motor mendekat, disusul sekelebat sorot lampu menyibak kabut. Bapak pulang. Bapak adalah seorang pedagang kain di kota sebelah. Karena toko nya berada kurang lebih dua ratus kilometer dari rumah, Bapak lebih sering menginap di toko. Bapak pulang kadang satu bulan sekali terkadang juga satu minggu sekali.

Adikku yang baru bangun tidur langsung menyambut bapak dengan lari lari kecilnya, yang seakan siap tersandung sewaktu waktu. Bapak langsung mendekapnya erat dan beberapa kali mendaratkan kecupan di kening adikku. Aku tersenyum geli melihatnya, karena sempat terbayang seandainya saat ini aku yang lari lari seperti itu menyambut bapak, pasti terlihat aneh. Mungkin memang semakin bertambah usia seseorang, maka akan semakin canggung untuk mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orangtua.

"Assalamualaikum. . .", Bapak mengucap salam sambil menggendong adik.

"Waalaikumsalam", jawab aku dan ibuk kompak.

Bapak, Ibuk dan Adik masuk ke dalam sementara aku masih tetap duduk duduk di emperan rumah. Kabut yang semula terlihat tipis kini nampak semakin tebal. Padahal sudah hampir setengah tujuh pagi. Jam 10 nanti aku ada jam kuliah, sehabis maghrib ada jam siar juga. Ah, males nyaa hari ini, pikirku.

"Dan, sini sebentar lee. . .", Ibuk memanggilku. Aku bergegas masuk ke dalam rumah.

"Dalem buk, ada apa?", aku bertanya penasaran.

"Bapakmu badannya berasa capek, pegel pegel, nanti berangkat kuliah mampir tempat e Lek Jo ya, suruh ke sini", Ibuk menjelaskan.

"Owalah, iya buk, nanti tak mampir ke lek Jo".

Lek Jo adalah tukang pijit langganan keluargaku. Rumahnya tidak terlalu jauh, namun untuk mencapai rumah Lek Jo harus berjalan kaki. Hal itu dikarenakan rumah Lek Jo merupakan jalan setapak menanjak, kurang lebih 200 meter dari jalan desa. Orangnya ramah dengan perawakan tinggi jangkung. Lek Jo tidak pernah mematok harga untuk jasa memijitnya.

Jam sembilan tepat aku sudah siap dengan motor Supra ku. Dandanan necis, siap berangkat kuliah dan ketemu Erni. Teringat Erni rasanya semangatku bertambah berkali lipat. Aku berpamitan ke Ibuk dan Bapak, sambil mringas mringis minta tambahan uang saku.

"Mampir Lek Jo dulu lho Dan, jangan lupa", kata Ibuk sambil memasukkan selembar uang dua puluh ribu ke saku jaketku.

"Inggih buk siap! Ini uangnya upah manggilin Lek Jo gitu to maksud e?", tanyaku cengengas cengenges.

"Wes cepet budhal Le, nanti telat lho", Bapak menimpali, menganjurkan agar aku segera berangkat.

Aku tersenyum, mengangguk setuju. Kuhidupkan motor Supra ku, langsung tancap gas berangkat menemui Erni, eh, ketemu Lek Jo dulu. Jam sembilan pagi kabut tipis masih menyelimuti daerah sini. Menembus kabut, jaketku terlihat sedikit basah. Melewati persawahan yang menghijau, terdengar pula gemericik air sungai. Sesekali aku sempatkan melirik batu besar di tengah sungai dimana aku, Hasan dan Irul lari tunggang langgang karena melihat makhluk hitam berbulu. Aku bergidik. Setelah kejadian malam itu, aku selalu menghindari buang air besar dimalam hari.

Sampailah aku di jalan setapak ke rumah Lek Jo. Kuparkir Supra ku di pinggur jalan. Segera kutapaki jalan menuju ke rumah Lek Jo. Sedikit licin karena terdapat beberapa genangan air. Sesampai di rumah Lek Jo, terasa lengang. Kabut juga masih mengikutiku. Beberapa kali kuketuk pintu dan mengucap salam tidak ada jawaban dari Lek Jo. Kutunggu sekitar lima menit, tetap tidak ada tanda tanda ada orang di rumah. Kuputuskan untuk lanjut perjalanan menuju kampus. Owalah Lek Jo kamu dimana sih??

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

mungkin lek Jo lagi ngirit dirumah orang lain dan...

2025-01-26

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

lah lek kebelet bengi piye

2024-01-28

0

IG: _anipri

IG: _anipri

jangan cuman Erni aja yang dipikirin Dan. wkwkwk

2023-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Hunian nyaman
2 Erni
3 Bayangan yang mengintip
4 Febi
5 Menginap
6 Sungai dekat rumah
7 Bayangan hitam berbulu
8 WES WAYAH EEE
9 Bidadariku
10 Ruangan BEM dan Febi
11 di Radio
12 Bapak Pulang
13 Ternyata, Lek Jo . . .
14 Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15 Mulai nggak nyaman
16 Aku dan Febi
17 Rumah Beringin
18 Asap Rokok
19 Aku dan Febi 2
20 Foto yang tersebar
21 Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22 SURUP
23 Dimana aku???
24 Erni tak datang menjenguk
25 Sahabat > Kerabat
26 Kak Iwan
27 si "Thor"
28 Aku menyukaimu
29 Hari patah hati
30 Perasaan Sebenarnya
31 Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32 Kunjungan Lik Wo
33 Warung Tenda
34 Aku, kamu dan trotoar
35 Kekecewaan
36 Sebuah pertengkaran
37 Bogem mentah
38 Dimana Erni???
39 Kampus tengah malam
40 Kamar mandi, handuk, dan Erni
41 Erni kritis
42 Ikan Nila di kolam
43 Se ikat kayu di bekas ruko
44 Tembang dan Tangis
45 Ganda Mayit
46 Mbah Kadir
47 Sogo Girl
48 Pindah??
49 4 April
50 Babak Belur
51 Tindakan Nekat
52 ANOMALI
53 Percakapan dengan petugas SPBU
54 Pesan Bu Sumini
55 Si kunyuk dan bujang berhati batu
56 Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57 Ulang tahun Febi
58 Pengkhianat sebenarnya
59 Aku pergi
60 Malam kelabu, Pagi membiru
61 Permintaan maaf Iwan
62 Pak Ndori
63 Daftar orang yang kubenci
64 Kembali ke rumah
65 Ikatan keluarga
66 Malam pertama di rumah
67 Malam pertama di rumah (2)
68 Menginap di rumah Lik Diran
69 Keluarga sing babat desa
70 Menjenguk Lik Wo
71 Surat dari Lik Wo
72 Orang gila di kampus
73 Irul dalam bahaya (?)
74 Penjelasan Irul
75 Alasan sebuah persahabatan
76 Kobeng
77 Kobeng (2)
78 Extra
79 Bapak Sakit
80 Bapak sakit (2)
81 Toilet Rumah Sakit
82 Kepergian Irul
83 Extra
84 Obrolan Bapak dan anak
85 Permintaan Bapak
86 Rawon setan
87 Rencana pembongkaran rumah
88 Extra
89 Bongkar!
90 Hari yang buruk
91 Penjelasan Bu Surti
92 Bawa aku pulang
93 Extra
94 Duka
95 Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96 Bukit manik manik
97 Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98 Pertemuan kembali dengannya
99 PENGUMUMAN
100 Penjelasan Febi
101 Penjelasan Febi 2
102 Gulungan sirih dan sebuah keris
103 Rumah di tengah sawah
104 Hancurnya Rumah di tengah sawah
105 Akhir kisah (?)
106 PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107 PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108 RTS 3 TELAH DATANG
109 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111 Ijin Promo Judul Baru
112 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Hunian nyaman
2
Erni
3
Bayangan yang mengintip
4
Febi
5
Menginap
6
Sungai dekat rumah
7
Bayangan hitam berbulu
8
WES WAYAH EEE
9
Bidadariku
10
Ruangan BEM dan Febi
11
di Radio
12
Bapak Pulang
13
Ternyata, Lek Jo . . .
14
Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15
Mulai nggak nyaman
16
Aku dan Febi
17
Rumah Beringin
18
Asap Rokok
19
Aku dan Febi 2
20
Foto yang tersebar
21
Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22
SURUP
23
Dimana aku???
24
Erni tak datang menjenguk
25
Sahabat > Kerabat
26
Kak Iwan
27
si "Thor"
28
Aku menyukaimu
29
Hari patah hati
30
Perasaan Sebenarnya
31
Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32
Kunjungan Lik Wo
33
Warung Tenda
34
Aku, kamu dan trotoar
35
Kekecewaan
36
Sebuah pertengkaran
37
Bogem mentah
38
Dimana Erni???
39
Kampus tengah malam
40
Kamar mandi, handuk, dan Erni
41
Erni kritis
42
Ikan Nila di kolam
43
Se ikat kayu di bekas ruko
44
Tembang dan Tangis
45
Ganda Mayit
46
Mbah Kadir
47
Sogo Girl
48
Pindah??
49
4 April
50
Babak Belur
51
Tindakan Nekat
52
ANOMALI
53
Percakapan dengan petugas SPBU
54
Pesan Bu Sumini
55
Si kunyuk dan bujang berhati batu
56
Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57
Ulang tahun Febi
58
Pengkhianat sebenarnya
59
Aku pergi
60
Malam kelabu, Pagi membiru
61
Permintaan maaf Iwan
62
Pak Ndori
63
Daftar orang yang kubenci
64
Kembali ke rumah
65
Ikatan keluarga
66
Malam pertama di rumah
67
Malam pertama di rumah (2)
68
Menginap di rumah Lik Diran
69
Keluarga sing babat desa
70
Menjenguk Lik Wo
71
Surat dari Lik Wo
72
Orang gila di kampus
73
Irul dalam bahaya (?)
74
Penjelasan Irul
75
Alasan sebuah persahabatan
76
Kobeng
77
Kobeng (2)
78
Extra
79
Bapak Sakit
80
Bapak sakit (2)
81
Toilet Rumah Sakit
82
Kepergian Irul
83
Extra
84
Obrolan Bapak dan anak
85
Permintaan Bapak
86
Rawon setan
87
Rencana pembongkaran rumah
88
Extra
89
Bongkar!
90
Hari yang buruk
91
Penjelasan Bu Surti
92
Bawa aku pulang
93
Extra
94
Duka
95
Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96
Bukit manik manik
97
Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98
Pertemuan kembali dengannya
99
PENGUMUMAN
100
Penjelasan Febi
101
Penjelasan Febi 2
102
Gulungan sirih dan sebuah keris
103
Rumah di tengah sawah
104
Hancurnya Rumah di tengah sawah
105
Akhir kisah (?)
106
PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107
PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108
RTS 3 TELAH DATANG
109
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111
Ijin Promo Judul Baru
112
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!