Setelah dua hari di rumah, Bapak harus kembali ke toko. Keinginannya untuk pijat urung terpenuhi karena Lek Jo belum sempat aku temui. Beberapa kali aku menelpon Lek Jo juga tidak diangkat. Setelah berkemas, Bapak siap berangkat. Kulihat adikku merengek minta ikut. Bapak tersenyum dan mengelus elus rambut ikal adikku.
"Bapak kerja dulu, sebentar saja, besuk Bapak pulang tak bawain es krim ya. . .", bujuk Bapak.
"Lasa Tobeli ya. . (rasa stroberi ya)", adikku masih sedikit merajuk. Namun akhirnya luluh juga dengan sogokan es krim.
Bapak berangkat setelah memberiku uang saku untuk sebulan ke depan. Wah, lumayan nih bisa untuk nyoba ngajak Erni makan enak, pikirku.
"Dan, senyam senyum ngapain?", ibuk tiba tiba bertanya, membuyarkan lamunanku.
"Eh, Lek Jo kemana sih, sampek Bapakmu nggak keturutan pengen pijit?", lanjut Ibuk dengan pertanyaannya.
"Nggak tau e buk, lha wong pas aku kesana juga sepiii rumah e, tak telpon juga nggak diangkat, jangan jangan Lek Jo mutung buk nggak nikah nikah, lungo dia", jawabku setengah bercanda. Ibuk geleng geleng kepala.
Lek Jo di daerah sini memang tersohor karena dua hal. Pertama karena dia adalah tukang pijit handal. Dan yang kedua karena dia masih saja jomblo padahal usia sudah di atas empat puluh tahun. Seringkali dia dijadikan bahan olok olokan ketika sedang kumpul bareng. Orangnya nggak pernah marah, sabarnya setingkat bapaknya aquaman yang nungguin istrinya pulang di pinggir laut, hadeehh.
Jam empat sore aku sudah siap tancap gas ke radio, ada jam siar petang nanti. Tetap dengan Supra kesayanganku aku meluncur melewati area persawahan dan sungai. Dan sekali lagi aku menoleh ke batu besar di tengah sungai. Setelah melewati jembatan terlihat beberapa orang berlarian ke arah jalan menuju ke rumah Lek Jo. Ada apa nih? Karena penasaran, akhirnya aku pun ikut menuju ke rumah Lek Jo setelah memarkir Supra ku di tempat yang teduh. Terlihat ada mobil patroli polisi terparkir sedikit jauh dari jalan setapak menuju rumah Lek Jo.
Bergegas sedikit berlari akhirnya aku sampai di lokasi. Sudah cukup banyak orang disana. Terlihat petugas dari kepolisian mengangkat sosok manusia kemudian di bungkus kain penutup berwarna orange. Setelah aku amati dari kejauhan terlihat jelas sosok yang sedang di gotong Polisi adalah Lek Jo. Dengan wajah yang bengkak dan membiru hampir tidak terlihat bahwa itu adalah Lek Jo.
Aku kaget bukan main. Kini Lek Jo tukang pijit langganan Bapak sudah menjadi mayat. Setelah beberapa saat bertanya tanya dan mendengarkan, ternyata Lek Jo gantung diri. Menurut kepolisian perkiraan Lek Jo gantung diri adalah dua hari yang lalu. Itu artinya saat pagi pagi aku mampir ke sini sebelum berangkat kuliah itu kemungkinan adalah saat kejadian. Ada beberapa orang yang mengatakan Lek Jo depresi karena tidak kunjung menikah dan menjadi bahan bullyan. Masih kata orang orang juga, Lek Jo menuliskan kata kata terakhir dan kemarahannya di kertas tergeletak di dekat pijakan dia melakukan gantung diri.
- -. -
Hari itu selesai siaran aku langsung pulang. Setelah makan, ibuk memulai obrolan tentang Lek Jo. Betapa kasihannya dia. Ada sedikit penyesalan di hatiku, karena beberapa kali aku juga ikut mengolok olok Lek Jo terkait pernikahan. Masih segar diingatan, bagaimana Lek Jo tertawa lebar mendengar olok olokkku. Seolah baginya itu tidak masalah. Benar kata pepatah dalamnya laut dapat diduga, dalam hati siapa yang tahu.
Jam sebelas malam ibuk dan adik sudah tidur di kamarnya. Sementara aku masih mengawang melihat langit langit kamar.
Dok . . .Dok . . . Dookk . . .
Terdengar pintu depan di ketuk dari luar, pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Yuli a
hayo... di datengin siapa itu...
2025-01-26
0
Rose_Ni
Lek Jo itu
2024-02-01
0
Zuhril Witanto
apa isinya
2024-01-28
0