Bayangan yang mengintip

Hari rabu, hari yang ditunggu tiba. Erni dan Nita datang ke rumah. Ternyata bukan mereka saja, teman lain kelompok pun ikut nimbrung, pengen tahu daerah rumah aku katanya. Jadi, hari ini cukup rame, kita berenam, aku, Erni, Nita, Hasan, Irul dan Febi. Di perjalanan menuju ke rumah, mereka tidak henti nya kagum dengan pemandangan alam yang indah. Jalan pedesaan yang berkelok, sungai dengan air yang jernih, area persawahan yang memasuki masa tanam, keren kata mereka. Sesampainya di rumah mereka cukup kaget, udara yang bagiku sejuk, bagi mereka terlampau dingin.

"Hyuh Dan, ini adem banget lhoh" celutuk Irul sambil mengusap usap siku dan lengannya.

"Aku kalau rumah ku sini, udah nikah mungkin ya, ademmm enak untuk manten baru", Febi menimpali, disambut tawa yang lain.

"Sudah sudah, ayog masuk dulu, nanti tak buatin jahe anget semuanya " Ibuk tiba tiba saja muncul dari dalam rumah sambil nggendong adik.

"Eh, ibu, Assalamualaikum bu", Nita mengucap salam.

"Waalaikumsalam, ayog masuk, katanya dingin?" Ajak ibuk.

Satu persatu masuk rumah setelah antre bersalaman dengan ibuk.

Seperti yang aku duga, meskipun niat awal adalah mengerjakan tugas kelompok, tapi yang terjadi adalah ngobrol ber jam jam. Ditemani jahe anget dan jagung rebus, acara kerja kelompok atau yang lebih tepat disebut ngobrol kelompok berlangsung dengan khidmat. Sesekali aq mencuri curi pandang ke Erni, yang sedari tadi mengusap usap cangkir jahe nya mengggunakan dua telapak tangan. Kedinginan rupanya. Hari ini dia terlihat benar benar manis, memakai jilbab warna cokelat muda, kemeja lengan panjang putih bercorak garis, dengan celana jeans senada dengan warna jilbab. Setahuku memang Erni tidak pernah pakai make up. Hal itu yang membuatku suka, manisnya natural tanpa dempul yang maksa. Sedangkan Nita dan Febi terlihat cukup menor.

"Dan, di luar ada siapa Dan?" Febi tiba tiba bertanya sambil menyeruput jahe hangat, cuek.

"Siapa lho, gag ada siapa siapa, wong ibuk lagi di dapur" jawabku sambil clingukan, melihat ke arah jendela. Ruang tamu rumah ini menghadap ke jalan dengan dua buah jendela besar tertutup tirai transparan.

"Mosok to Dan, daritadi aku merasa ada yang ngintip ngintip lho" bantah Febi, kali ini dia mulai serius.

"Tonggomu paleng Dan" celetuk Hasan cepat.

Aku beranjak dari dudukku, melihat ke luar rumah. Tidak ada siapa siapa. Febi mengada ada pikirku. Kembali ke tempat dudukku, baru saja pantatku mendarat di kursi, Febi minta ditunjukkan kamar mandi. Nggak tahan dingin katanya. Cewek satu ini memang paleng rempong satu kelas deh kayaknya. Sejurus kemudian Erni minta ikut bareng ke kamar mandi. Oke, tak antar, jangankan ngantar ke kamar mandi, mau minta antar ke KUA pun siap pikirku. He he he . . .

Kamar mandi rumahku berada di belakang, terpisah dengan bangunan rumah. Dari ruang tamu, lurus ke belakang melewati dapur, dan di dapur ada satu pintu menuju ke halaman luar. Nah letak kamar mandi setelah pintu keluar tersebut, berjarak sekitar 5 meter. Di samping kamar mandi terdapat sumur timba yang cukup dalam. Belakang kamar mandi ada sedikit sisa lahan kurang lebih 3 meter persegi yang dimanfaatkan ibuk menanam empon empon. Untuk batas sawah dengan rumah berupa tanaman bambu yang berjejer. Ketika angin berhembus kencang, bambu itu akan mengeluarkan bunyi khas dari gesekan batangnya.

Setelah mengantarkan Febi dan Erni aku kembali ke ruang tamu. Ternyata Hasan, Irul dan Nita, memulai membuka buka buku catatannya.

"Wah, jadi ngerjakan tugas nih" aku cengengesan.

"Iya dong, lha kesini tadi kan niatnya ngerjain tugas, ngobrol aja gag ada habisnya, nggak dapat apa apa" jawab Nita agak sewot.

Hasan dan Irul terkekeh kekeh.

"Ya maaf lho, aku yang tadi minta ikut. . .jadi ngganggu kerja kelompok kalian " Irul pura pura memasang ekspresi menyesal.

"Woohh, modelmuu Ruull" jawab Nita sambil memukul bahu Irul lumayan keras. Aku dan Hasan tertawa.

Sejurus kemudian Erni dan Febi kembali. Mereka berdua mendebatkan sesuatu.

"Ada apa sih kok kayak eyel eyel an gitu?" tanyaku menyelidik.

"Ini lho, Febi ki mengada ada" jawab Erni.

"lhah, beneran lho Er, aku nggak bohong" kali ini ekspresi Febi aneh, antara takut dan bingung.

"Sek sebentar, critao, ada apa sih?" Nita menengahi.

- - -

.......

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

kok Febi bisa ngeliat ya ..

2025-01-26

0

pioo

pioo

lebih enak pake translate kalau ada pake bahasa daerah gt biar yg lain paham, kan ini novel yg baca bukan suku jawa semua

2024-11-02

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Dita Feryza🌺

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Dita Feryza🌺

pasti febi melihat hal aneh lagi

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Hunian nyaman
2 Erni
3 Bayangan yang mengintip
4 Febi
5 Menginap
6 Sungai dekat rumah
7 Bayangan hitam berbulu
8 WES WAYAH EEE
9 Bidadariku
10 Ruangan BEM dan Febi
11 di Radio
12 Bapak Pulang
13 Ternyata, Lek Jo . . .
14 Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15 Mulai nggak nyaman
16 Aku dan Febi
17 Rumah Beringin
18 Asap Rokok
19 Aku dan Febi 2
20 Foto yang tersebar
21 Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22 SURUP
23 Dimana aku???
24 Erni tak datang menjenguk
25 Sahabat > Kerabat
26 Kak Iwan
27 si "Thor"
28 Aku menyukaimu
29 Hari patah hati
30 Perasaan Sebenarnya
31 Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32 Kunjungan Lik Wo
33 Warung Tenda
34 Aku, kamu dan trotoar
35 Kekecewaan
36 Sebuah pertengkaran
37 Bogem mentah
38 Dimana Erni???
39 Kampus tengah malam
40 Kamar mandi, handuk, dan Erni
41 Erni kritis
42 Ikan Nila di kolam
43 Se ikat kayu di bekas ruko
44 Tembang dan Tangis
45 Ganda Mayit
46 Mbah Kadir
47 Sogo Girl
48 Pindah??
49 4 April
50 Babak Belur
51 Tindakan Nekat
52 ANOMALI
53 Percakapan dengan petugas SPBU
54 Pesan Bu Sumini
55 Si kunyuk dan bujang berhati batu
56 Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57 Ulang tahun Febi
58 Pengkhianat sebenarnya
59 Aku pergi
60 Malam kelabu, Pagi membiru
61 Permintaan maaf Iwan
62 Pak Ndori
63 Daftar orang yang kubenci
64 Kembali ke rumah
65 Ikatan keluarga
66 Malam pertama di rumah
67 Malam pertama di rumah (2)
68 Menginap di rumah Lik Diran
69 Keluarga sing babat desa
70 Menjenguk Lik Wo
71 Surat dari Lik Wo
72 Orang gila di kampus
73 Irul dalam bahaya (?)
74 Penjelasan Irul
75 Alasan sebuah persahabatan
76 Kobeng
77 Kobeng (2)
78 Extra
79 Bapak Sakit
80 Bapak sakit (2)
81 Toilet Rumah Sakit
82 Kepergian Irul
83 Extra
84 Obrolan Bapak dan anak
85 Permintaan Bapak
86 Rawon setan
87 Rencana pembongkaran rumah
88 Extra
89 Bongkar!
90 Hari yang buruk
91 Penjelasan Bu Surti
92 Bawa aku pulang
93 Extra
94 Duka
95 Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96 Bukit manik manik
97 Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98 Pertemuan kembali dengannya
99 PENGUMUMAN
100 Penjelasan Febi
101 Penjelasan Febi 2
102 Gulungan sirih dan sebuah keris
103 Rumah di tengah sawah
104 Hancurnya Rumah di tengah sawah
105 Akhir kisah (?)
106 PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107 PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108 RTS 3 TELAH DATANG
109 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111 Ijin Promo Judul Baru
112 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Hunian nyaman
2
Erni
3
Bayangan yang mengintip
4
Febi
5
Menginap
6
Sungai dekat rumah
7
Bayangan hitam berbulu
8
WES WAYAH EEE
9
Bidadariku
10
Ruangan BEM dan Febi
11
di Radio
12
Bapak Pulang
13
Ternyata, Lek Jo . . .
14
Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15
Mulai nggak nyaman
16
Aku dan Febi
17
Rumah Beringin
18
Asap Rokok
19
Aku dan Febi 2
20
Foto yang tersebar
21
Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22
SURUP
23
Dimana aku???
24
Erni tak datang menjenguk
25
Sahabat > Kerabat
26
Kak Iwan
27
si "Thor"
28
Aku menyukaimu
29
Hari patah hati
30
Perasaan Sebenarnya
31
Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32
Kunjungan Lik Wo
33
Warung Tenda
34
Aku, kamu dan trotoar
35
Kekecewaan
36
Sebuah pertengkaran
37
Bogem mentah
38
Dimana Erni???
39
Kampus tengah malam
40
Kamar mandi, handuk, dan Erni
41
Erni kritis
42
Ikan Nila di kolam
43
Se ikat kayu di bekas ruko
44
Tembang dan Tangis
45
Ganda Mayit
46
Mbah Kadir
47
Sogo Girl
48
Pindah??
49
4 April
50
Babak Belur
51
Tindakan Nekat
52
ANOMALI
53
Percakapan dengan petugas SPBU
54
Pesan Bu Sumini
55
Si kunyuk dan bujang berhati batu
56
Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57
Ulang tahun Febi
58
Pengkhianat sebenarnya
59
Aku pergi
60
Malam kelabu, Pagi membiru
61
Permintaan maaf Iwan
62
Pak Ndori
63
Daftar orang yang kubenci
64
Kembali ke rumah
65
Ikatan keluarga
66
Malam pertama di rumah
67
Malam pertama di rumah (2)
68
Menginap di rumah Lik Diran
69
Keluarga sing babat desa
70
Menjenguk Lik Wo
71
Surat dari Lik Wo
72
Orang gila di kampus
73
Irul dalam bahaya (?)
74
Penjelasan Irul
75
Alasan sebuah persahabatan
76
Kobeng
77
Kobeng (2)
78
Extra
79
Bapak Sakit
80
Bapak sakit (2)
81
Toilet Rumah Sakit
82
Kepergian Irul
83
Extra
84
Obrolan Bapak dan anak
85
Permintaan Bapak
86
Rawon setan
87
Rencana pembongkaran rumah
88
Extra
89
Bongkar!
90
Hari yang buruk
91
Penjelasan Bu Surti
92
Bawa aku pulang
93
Extra
94
Duka
95
Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96
Bukit manik manik
97
Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98
Pertemuan kembali dengannya
99
PENGUMUMAN
100
Penjelasan Febi
101
Penjelasan Febi 2
102
Gulungan sirih dan sebuah keris
103
Rumah di tengah sawah
104
Hancurnya Rumah di tengah sawah
105
Akhir kisah (?)
106
PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107
PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108
RTS 3 TELAH DATANG
109
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111
Ijin Promo Judul Baru
112
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!