Ruangan BEM dan Febi

Aku, Erni dan Irul berada di depan ruang BEM. Terasa sepi yang ganjil. Tidak terlihat batang hidung Febi. Erni menoleh pada Irul, dari tatapannya jelas tergambar Erni mencurigai Irul berbohong. Irul nyengir salah tingkah.

"Kok sepi ya, he he", Irul berkata sambil celingak celinguk.

"Wah, ini nih, kamu bo'ong to Rul?", Erni bertanya setengah menghakimi.

"Mbok ya sumpah, aku tadi lewat sini masih lumayan rame anak anak, ada Febi juga tadi di sini", Irul menjawab yakin.

Tanpa menghiraukan perdebatan aku masuk memeriksa ke dalam ruangan, meskipun sepi siapa tau Febi di dalam, pikirku. Ternyata di dalam ruangan terasa udara lebih lembab dan cukup gelap. Banyak selebaran dan papan tulis bertuliskan spidol hitam tentang program program ke mahasiswaan. Irul dan Erni menyusul masuk ke dalam, celingak celinguk. Kebetulan kami bertiga memang bukan mahasiswa yang aktif di organisasi, jadi jarang banget masuk ruangan ini. Sehingga mungkin kami merasakan perasaan asing yang sama.

Di ujung ruangan sebelah kanan ada pintu yang bertuliskan gudang. Samar samar dari balik pintu terdengar seperti dua orang sedang bercengkerama. Lebih tepatnya berbisik bisik. Entah kenapa bulu kudukku meremang, padahal ini siang hari. Aku menelan ludah, bersiap mengetuk pintu. Namun sebelum punggung jari telunjukku mengenai daun pintu, secara mendadak pintu terbuka. Dari balik pintu muncul Febi tersenyum senyum. Detik berikutnya dia kaget melihatku berada di depan pintu. Dan yang lebih merasa kaget lagi adalah aku. Karena ternyata Febi sendirian, di dalam gudang terlihat kosong tidak ada siapa siapa.

"Hei, ngapain kamu di sini Dan?", tanya Febi setelah melihatku terbengong bengong.

"Kami mencarimu Fee. .", Erni tiba tiba saja menjawab, sebelum aku sempat membuka mulut.

Febi melihat Erni sekilas, terlihat tersenyum ganjil.

"Wah, ada Erni dan Irul juga to, ada apa nih?", tanya Febi penuh selidik.

"Sek bentar Fe, kamu tadi di dalam ngobrol sama siapa?",aku memotong pertanyaan Febi dengan pertanyaanku.

Febi menoleh padaku, tersenyum kecil kemudian mendaratkan cubitan di sikuku.

"R-A-H-A-S-I-A", jawab Febi tengil.

"Yok, ngobrol di luar aja yok, hawane ndak enak nih", Irul merengek.

Aku dan Erni mengangguk setuju. Sejurus kemudian kami bertiga keluar ruangan disusul Erni di belakang yang sempat aku toleh sibuk berbisik bisik dan melambaikan tangan ke arah gudang kosong. Kami berempat kemudian mencari tempat duduk yang nyaman. Area depan perpustakaan, cukup sejuk, rindang namun tidak terkesan aneh seperti ruangan tadi.

"Ada apa kalian nggoleki aku?", Febi bertanya setelah duduk nyaman di salah satu kursi yang berderet di teras perpustakaan.

Erni dan Irul kompak menoleh ke arahku, kelihatannya mereka berdua penasaran kenapa aku mencari cari Febi sedari tadi. Aku menarik nafas, sebenarnya aku hanya ingin bicara empat mata dengan Febi, namun entah mengapa aku merasa kalau aku tidak bercerita sekarang maka itu akan melukai perasaan Erni. Mulailah aku menceritakan tentang suara tawa Irul ketika aku dan Hasan pulang dari mushola, sosok hitam berbulu di sungai, dan bisikan ketika aku tidur pagi tadi. Irul sesekali ikut menjelaskan sesuai yang dia ketahui kemarin. Erni duduk terdiam. Sementara Febi mendengarkan dengan santai, seolah hal itu biasa baginya.

"Entahlah Dan, rumahmu tuh punya aura anget, cenderung panas bagiku", Febi bergumam setelah aku selesai bercerita.

"Sebener e sih, setiap rumah ki ada penunggune, cuma ada yang jail ada yang enggak, nah kalau makhluk yang di kali pas Irul be'ol iku ya berarti penunggunya kali iku to, yang aku belum paham bisikan "wes wayah e" itu, kurasa aneh tuh", lanjut Febi menerangkan.

Penjelasan Febi belum memuaskan bagiku.

. . .

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

wayahe ketemu

2025-01-26

0

FiaNasa

FiaNasa

aq juga bingung nih fee....ada apa sebenarnya..mending kita tanya sama authornya yuk 😀

2024-01-15

0

Penjelajah

Penjelajah

ad huvungane sm erni kh

2023-05-12

2

lihat semua
Episodes
1 Hunian nyaman
2 Erni
3 Bayangan yang mengintip
4 Febi
5 Menginap
6 Sungai dekat rumah
7 Bayangan hitam berbulu
8 WES WAYAH EEE
9 Bidadariku
10 Ruangan BEM dan Febi
11 di Radio
12 Bapak Pulang
13 Ternyata, Lek Jo . . .
14 Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15 Mulai nggak nyaman
16 Aku dan Febi
17 Rumah Beringin
18 Asap Rokok
19 Aku dan Febi 2
20 Foto yang tersebar
21 Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22 SURUP
23 Dimana aku???
24 Erni tak datang menjenguk
25 Sahabat > Kerabat
26 Kak Iwan
27 si "Thor"
28 Aku menyukaimu
29 Hari patah hati
30 Perasaan Sebenarnya
31 Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32 Kunjungan Lik Wo
33 Warung Tenda
34 Aku, kamu dan trotoar
35 Kekecewaan
36 Sebuah pertengkaran
37 Bogem mentah
38 Dimana Erni???
39 Kampus tengah malam
40 Kamar mandi, handuk, dan Erni
41 Erni kritis
42 Ikan Nila di kolam
43 Se ikat kayu di bekas ruko
44 Tembang dan Tangis
45 Ganda Mayit
46 Mbah Kadir
47 Sogo Girl
48 Pindah??
49 4 April
50 Babak Belur
51 Tindakan Nekat
52 ANOMALI
53 Percakapan dengan petugas SPBU
54 Pesan Bu Sumini
55 Si kunyuk dan bujang berhati batu
56 Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57 Ulang tahun Febi
58 Pengkhianat sebenarnya
59 Aku pergi
60 Malam kelabu, Pagi membiru
61 Permintaan maaf Iwan
62 Pak Ndori
63 Daftar orang yang kubenci
64 Kembali ke rumah
65 Ikatan keluarga
66 Malam pertama di rumah
67 Malam pertama di rumah (2)
68 Menginap di rumah Lik Diran
69 Keluarga sing babat desa
70 Menjenguk Lik Wo
71 Surat dari Lik Wo
72 Orang gila di kampus
73 Irul dalam bahaya (?)
74 Penjelasan Irul
75 Alasan sebuah persahabatan
76 Kobeng
77 Kobeng (2)
78 Extra
79 Bapak Sakit
80 Bapak sakit (2)
81 Toilet Rumah Sakit
82 Kepergian Irul
83 Extra
84 Obrolan Bapak dan anak
85 Permintaan Bapak
86 Rawon setan
87 Rencana pembongkaran rumah
88 Extra
89 Bongkar!
90 Hari yang buruk
91 Penjelasan Bu Surti
92 Bawa aku pulang
93 Extra
94 Duka
95 Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96 Bukit manik manik
97 Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98 Pertemuan kembali dengannya
99 PENGUMUMAN
100 Penjelasan Febi
101 Penjelasan Febi 2
102 Gulungan sirih dan sebuah keris
103 Rumah di tengah sawah
104 Hancurnya Rumah di tengah sawah
105 Akhir kisah (?)
106 PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107 PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108 RTS 3 TELAH DATANG
109 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111 Ijin Promo Judul Baru
112 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Hunian nyaman
2
Erni
3
Bayangan yang mengintip
4
Febi
5
Menginap
6
Sungai dekat rumah
7
Bayangan hitam berbulu
8
WES WAYAH EEE
9
Bidadariku
10
Ruangan BEM dan Febi
11
di Radio
12
Bapak Pulang
13
Ternyata, Lek Jo . . .
14
Siapa yang ketuk ketuk pintu???
15
Mulai nggak nyaman
16
Aku dan Febi
17
Rumah Beringin
18
Asap Rokok
19
Aku dan Febi 2
20
Foto yang tersebar
21
Erni yang menjauh, Febi yang mendekat??
22
SURUP
23
Dimana aku???
24
Erni tak datang menjenguk
25
Sahabat > Kerabat
26
Kak Iwan
27
si "Thor"
28
Aku menyukaimu
29
Hari patah hati
30
Perasaan Sebenarnya
31
Lik Wo nggak jadi berkunjung?
32
Kunjungan Lik Wo
33
Warung Tenda
34
Aku, kamu dan trotoar
35
Kekecewaan
36
Sebuah pertengkaran
37
Bogem mentah
38
Dimana Erni???
39
Kampus tengah malam
40
Kamar mandi, handuk, dan Erni
41
Erni kritis
42
Ikan Nila di kolam
43
Se ikat kayu di bekas ruko
44
Tembang dan Tangis
45
Ganda Mayit
46
Mbah Kadir
47
Sogo Girl
48
Pindah??
49
4 April
50
Babak Belur
51
Tindakan Nekat
52
ANOMALI
53
Percakapan dengan petugas SPBU
54
Pesan Bu Sumini
55
Si kunyuk dan bujang berhati batu
56
Hunian yang tidak nyaman (lagi)
57
Ulang tahun Febi
58
Pengkhianat sebenarnya
59
Aku pergi
60
Malam kelabu, Pagi membiru
61
Permintaan maaf Iwan
62
Pak Ndori
63
Daftar orang yang kubenci
64
Kembali ke rumah
65
Ikatan keluarga
66
Malam pertama di rumah
67
Malam pertama di rumah (2)
68
Menginap di rumah Lik Diran
69
Keluarga sing babat desa
70
Menjenguk Lik Wo
71
Surat dari Lik Wo
72
Orang gila di kampus
73
Irul dalam bahaya (?)
74
Penjelasan Irul
75
Alasan sebuah persahabatan
76
Kobeng
77
Kobeng (2)
78
Extra
79
Bapak Sakit
80
Bapak sakit (2)
81
Toilet Rumah Sakit
82
Kepergian Irul
83
Extra
84
Obrolan Bapak dan anak
85
Permintaan Bapak
86
Rawon setan
87
Rencana pembongkaran rumah
88
Extra
89
Bongkar!
90
Hari yang buruk
91
Penjelasan Bu Surti
92
Bawa aku pulang
93
Extra
94
Duka
95
Setelah 7 hari, kini ada apa lagi?
96
Bukit manik manik
97
Se ikat kayu dan sebuah desa berkabut
98
Pertemuan kembali dengannya
99
PENGUMUMAN
100
Penjelasan Febi
101
Penjelasan Febi 2
102
Gulungan sirih dan sebuah keris
103
Rumah di tengah sawah
104
Hancurnya Rumah di tengah sawah
105
Akhir kisah (?)
106
PENGUMUMAN PERPISAHAN RTS
107
PENGUMUMAN RTS #2 TELAH HADIR
108
RTS 3 TELAH DATANG
109
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
110
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
111
Ijin Promo Judul Baru
112
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!