Bab 4

Aku menghabiskan malam itu dengan menonton film favoritku. Aku menyukai film romantis. Entahlah. Namun bagiku kisah cinta antara manusia selalu menjadi kisah favorit untuk ku tonton. Leda, si werewolf yang setia padaku seringkali menertawakan selera filmku. Baginya kisah percintaan manusia adalah hal paling konyol yang ada dalam hidup. Seringkali manusia mengaku jatuh cinta pada pasangannya namun pada akhirnya mereka saling menyakiti dan saling menyalahkan satu sama lain hingga akhirnya mereka berpisah dengan membawa trauma masing-masing dan dendam yang selalu mereka bawa sampai akhir usianya yang singkat. Ah, betapa singkatnya umur manusia. Seperti apa rasanya menjadi manusia? Ah, ingatan itu sudah kabur.

Ribuan tahun yang lalu aku pernah menjadi manusia. Namun seorang penyihir dari bangsa Sumeria mengutukku menjadi diriku yang sekarang. Aku menggelengkan kepalaku menepis kenangan pahit itu. Sudahlah, semuanya sudah berlalu. Kini aku adalah vampir yang hidup di zaman modern. Aku bangkit dari sofa tempat favoritku saat menonton film.

Aku meraih ponselku dan menghubungi seorang temanku untuk mengajaknya bertemu di cafe favoritku selama aku tinggal di California. Beberapa tahun ini aku memilih untuk tinggal di California. Selama ini aku selalu berpindah-pindah tempat dan Leda selalu setia mengikuti ku kemanapun aku pergi. Ia tak pernah meninggalkanku. Kadang aku berpikir apakah dia setia padaku hanya karena ia terikat pada sumpahnya atau karena ia benar-benar menyayangiku seperti saudara perempuan yang selalu siap melindungi ku. Mungkin seperti ini rasanya memiliki saudara yang senantiasa melindungi mu.

Aku mengambil mantel berbulu yang berwarna hitam. Bukan karena untuk melindungi ku dari udara dingin, namun lebih kepada agar aku terlihat lebih mempesona dengan balutan mantel mewahku yang berwarna hitam. Vampir sepertiku tidak akan merasakan kedinginan karena udara yang dingin bahkan salju. Tubuh kami memang bersuhu rendah dibandingkan dengan manusia.

Aku meninggalkan rumah dengan mengendarai Porsche ku. Aku suka mengoleksi mobil mewah. Tak heran jika aku terkenal di kalangan konglomerat. Aku bisa masuk ke dalam komunitas sosial kelas atas di kota manapun tempat aku tinggal. Aku melaju kencang menuju De Cafe Baristas.

Sesampainya di sana, aku disambut pelukan erat oleh Erick. Dia adalah seorang vampir berusia 500 tahun yang ku temukan di salah satu hutan beberapa abad yang lalu. Dulunya ia adalah seorang veteran perang. Ia mengalami luka parah yang hampir merenggut nyawanya. Saat itu ia melarikan diri ke hutan untuk menyelamatkan dirinya dari kejaran musuh yang akan menangkapnya. Waktu itu aku tidak sengaja menemukannya terkapar dalam keadaan hampir mati. Dia memohon pertolonganku dan mengaku bahwa dirinya ingin hidup. Ia bersumpah akan menuruti perintahku jika aku menjadikannya immortal. Akhirnya aku merasa iba padanya. Ia begitu takut dengan kematian yang akan segera tiba tak lama lagi. Aku memutuskan untuk merubahnya di menit-menit terakhir di kehidupannya menjadi manusia. Saat itu aku menggigit lehernya dan mengisap darahnya namun tidak sampai habis, kemudian aku melukai pergelangan tanganku dengan belati yang selalu kubawa. Saat darah dari pergelangan tanganku mengalir, aku menyuruhnya untuk minum dari pergelangan tanganku. Ia menyesap darahku dengan rakus.

Setelah proses pertukaran darah selesai, aku membawanya ke rumahku dan menemaninya ketika dia mengalami proses transformasi. Biasanya dalam proses itu, seseorang akan merasakan kesakitan yang teramat hebat dalam tubuhnya seolah ada besi panas yang menggerogoti dirimu dari dalam. Kesakitan itu akan berlangsung selama 24 jam. Setelahnya kau akan terlahir menjadi sosok vampir yang memiliki berbagai keistimewaan dan keelokan paras yang tidak manusiawi.

Setelah proses transformasi itu selesai, Erick berterimakasih padaku dan menepati sumpahnya untuk menuruti perintahku agar dia menyembunyikan identitas kita para vampir dari manusia serta aku melarangnya untuk menyerang manusia. Selama ini ia tidak pernah menyerang manusia seperti yang aku perintahkan padanya. Ia pun akan selalu datang ketika aku memanggilnya. Dia seperti sahabat bagiku. Meskipun usianya berbeda jauh dariku namun dia cukup kuat untuk ukuran vampir usia muda seperti dirinya.

"Lama tak jumpa, aku merindukanmu." Ujarnya sambil mengerling nakal.

"Dasar nakal." Ujarku sambil memesan minuman favoritku. Meskipun kami vampir, bukan berarti kami tidak bisa mengonsumsi makanan dan minuman manusia. Kami tetap menyukai makanan dan minuman manusia namun semua makanan itu tidak akan memberikan energi dan kekuatan pada kami. Seolah semuanya hanya lewat begitu saja dalam tubuh kami. begitupula dengan minuman keras, vampir tidak akan pernah mabuk walaupun minum dalam jumlah yang banyak.

"Leda meneleponku semalam. Ia mencari mu. Apakah semalam kau berkencan rahasia?" Tanyanya dengan senyum nakalnya.

"Tak bisakah kau berpura-pura mengkhawatirkan aku?" Tanyaku sambil mengerucutkan bibir.

"Untuk apa aku mengkhawatirkan vampir setua dirimu dengan kekuatan super yang kau miliki?" Dengusnya. Dia selalu iri dengan kemampuanku berubah wujud menjadi kabut. Karena vampir muda sepertinya tidak memiliki kekuatan itu.

"Aku memanggilmu ke sini karena ada hal penting yang harus ku bicarakan denganmu." Ujarku serius.

"Baiklah. Aku mendengarkan." Nadanya seolah ia sedang berbicara pada seorang ratu.

Dia selalu bertingkah lucu dan ceria. Aku heran kenapa dia begitu bahagia semenjak menjadi vampir. Mungkin keabadian adalah sesuatu yang sangat keren di benaknya.

"Tadi malam ada yang menyerang ku." Ujarku pelan.

"Jangan bercanda, Nona." Ujarnya tak percaya.

"Bisa tidak kau serius sedikit." Ujarku kesal.

"Baiklah, baiklah." Kali ini ia menunjukkan wajah serius yang menurutku terasa aneh di wajah imutnya.

"Tadi malam aku sedang berjalan untuk menemui klienku. Tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang mengikuti ku. Aku sengaja mengarah ke tempat sepi untuk menjebak orang itu. Namun orang itu sepertinya benar-benar mengetahui identitasku. Kami sempat berkelahi namun aku tak dapat menyingkap topeng yang ia kenakan. Pria itu memakai setelan jas hitam dan memakai topeng hitam juga. Dia sepertinya memiliki kekuatan yang jauh melebihi kekuatan manusia biasa. Belatinya mengenai bagian samping tubuhku. Aku memutuskan untuk berlari ke arah hutan untuk memancingnya. Ia benar-benar mengikuti ku masuk ke hutan. Lalu kami bertarung lagi namun lukaku yang diakibatkan oleh belatinya mengurangi kekuatanku. Dia memanfaatkan momen itu untuk menusuk tepat di jantungku. Untunglah serangannya meleset. Belati itu mengenai sisi samping tubuhku tempat terdapat luka yang pertama." Jelas ku.

"Bagaimana mungkin belati bisa melumpuhkan mu?" Tanyanya tak percaya.

Aku mendesah frustasi.

"Belati itu terbuat dari perak. Lebih parah lagi belati itu dilumuri dengan serbuk pohon oak. Ujarku menatap tajam matanya.

Aku melihat raut wajahnya kini benar-benar berubah. Ia tampak terkejut dan khawatir.

"Dari mana dia mendapatkan senjata semacam itu?" Tanyanya. Dia mengerti bahwa Belati yang dilumuri serbuk pohon oak adalah senjata yang mematikan bagi kaum seperti kami.

"Entahlah." Ujarku sambil mengangkat sebelah alis. "Kau berhati-hatilah." Tambahku mengingatkannya.

"Lalu apa yang terjadi denganmu setelah itu?" Tanyanya penasaran.

Aku menceritakan tentang pria yang menolongku dan membawaku ke rumahnya dan bagaimana aku bisa kabur dari rumahnya.

"Syukurlah kau tidak jatuh cinta pada pria yang menolong mu." Ujarnya dengan bibir melengkung ke bawah.

"Omong kosong!" Ujarku. "Aku serius, mulai saat ini berhati-hatilah jika kau keluar rumah."

"Terimakasih karena mengkhawatirkan ku." Balasnya sambil tertawa.

Kami menikmati tequila kami. Tiba-tiba perhatianku teralih pada berita yang ditayangkan di televisi. Dalam berita itu dikabarkan ada beberapa kematian misterius di kota. Korbannya meninggal dengan kondisi kehabisan darah. Aku dan Erick saling bertatapan. Kami mengerti benar bahwa kematian ini pastilah disebabkan oleh vampir. Namun siapakah yang berani melanggar hukum yang sudah dijalankan selama berabad-abad? Apakah ini ada hubungannya dengan penyerang ku semalam?

Aku dan Erick memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu. Kami harus segera mencari jawaban atas situasi saat ini. Aku menyuruh Erick untuk ikut ke rumahku malam ini. Kami berjalan menuju pintu keluar cafe. Aku terkejut ketika seorang pria yang tak asing bagiku menyapaku.

"Hai." Ujarnya.

Aku diam tak menjawab. Aku hanya menatapnya dan memiringkan kepalaku. Aku melihat dari sudut mataku bahwa Erick menatapku mencari jawaban.

"Bagaimana kondisimu?" Tanya pria itu. "Kau kabur begitu saja dari rumahku. Tak bisakah kau mengucapkan terimakasih?" Dia menyindirku sambil tersenyum sinis.

Tunggu, kenapa kompulsi ku tak berfungsi padanya? Apakah aku sudah kehilangan kekuatan kompulsi ku? Tidak. Kompulsi ku masih berhasil pada kasir wanita yang menjaga toko pakaian. Siapa sebenarnya pria ini?

Terpopuler

Comments

Chandra Dollores

Chandra Dollores

kompulsi apa kawan??
maaf aq hanya manusia biasa, belum niat bertransformasi jadi vampir heheh
tar lah klo udah tua, mungkin minat, biar abadi hihihi

2023-07-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!