Semakin lama bersamanya, Yudha semakin resah. Ada ketakutan di balik tawa yang selalu dia perlihatkan pada orang-orang sekelilingnya. Pernah merasakan sakitnya melepas seseorang yang dia cinta, Yudha benar-benar takut andai masa itu akan terulang lagi setelah bersama Kalila.
Entah memang sudah cinta, atau sebatas ikatan batin sebagai pasangan suami istri, tapi percayalah sejak tadi sore hingga malam ini Yudha masih terbelenggu dengan berbagai dugaan dalam benaknya.
Terlebih lagi, mereka sempat menghabiskan waktu berdua tadi sore. Mendengar Kalila yang mengutarakan mimpinya sebagai istri sempurna untuk Yudha, saat itu juga Yudha khawatir Kalila akan melupakan impian setelah mengetahui fakta yang sebenarnya.
Selain itu, Yudha juga mengingat ucapan Bima tentang sosok Juan, mantan Kalila yang memang tampan. Meski dia sudah punya segalanya, terkadang rasa tidak percaya diri itu tetap muncul dan khawatir tidak pantas untuk siapapun.
Walau tahu bagaimana jahatnya pria itu, Yudha tetap saja memiliki ketakutan andai nanti Kalila justru memilih kembali pada Juan setelah tahu jika dirinya adalah penyebab dunia Kalila berubah. Ya, sekhawatir itu sebenarnya Yudha, jauh sebelum Kalila khawatir dirinya terbelenggu cinta lama.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Yudha bermonolog seraya memijat pangkal hidungnya.
Sudah hampir satu jam Yudha berdiam diri di ruang kerja. Setelah makan malam memang Jack memintanya bicara, tapi setelah Jack pulang dia justru tetap berada di ruang kerja dengan mata yang kini terpejam dan membawanya ke awang-awang, terbiasa tidur ketika bekerja membuat Yudha tidak kuasa menahan kantuk kantuknya.
"Yudha ...."
Belum lama dia terlelap, kini samar terdengar suara sang istri memanggil namanya. Berawal dari suara nan lembut, kini berubah menjadi teriakan histeris disertai isak tangis yang membuat Yudha perlahan mencari keberadaan sang istri.
Pelan, tapi pasti Yudha mendengar suaranya kian jelas. Hingga, langkah kakinya membawa Yudha ke sebuah gudang penyimpanan yang sudah lama tidak digunakan. Sejenak Yudha mengerutkan dahi, dia berpikir sejenak kenapa istrinya tidak berada di kamar? Dan kenapa juga suasana di rumah ini terasa gelap, sepi dan tidak seperti biasanya.
"Kalila, kamu di dalam?" tanya Yudha pelan, tapi sepertinya tidak akan terdengar karena suara Yudha teramat pelan sebesar apapun dia berteriak.
"Yudha!! Kumohon datanglah."
"Lepaskan aku, Badjingan!! Kau menjijikkan!!" Tidak hanya teriakan Kalila, tapi Yudha juga mendengar suara tamparan beberapa kali di sana.
"Nikmati, Kalila, bukankah kita saling mencintai? Aku dengar-dengar suamimu tidak tertarik ya?" Jika tadi hanya ada suara Kalila, kali ini dengan jelas Yudha mendengar suara seorang pria yang begitu asing disertai dengan dessahan sepihak yang membuat perasaan Yudha semakin tak karu-karuan.
"Aku membencimu, Juan!! Suamiku akan membunuhmu setelah ini!!"
Teriakan Kalila semakin nyata terdengar, wajah Yudha kian pucat dan berusaha membuka pintu itu. Tidak butuh waktu lama, dia tahu apa yang terjadi di dalam sana. Dalam keadaan marah dan panik luar biasa, pintu gudang itu hancur dan mata Yudha dibuat membola.
Matanya memanas seketika, gejolak kemarahan membakar dalam diri Yudha kala melihat bagaimana seorang pria tanpa busana berkuasa di atas tubuh istrinya yang kini berurai air mata di bawah sana.
"Kalila? Kau!! Lepaskan istriku, Badjingan!!" sentak Yudha dengan dada yang kini sesak akibat merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Lebih menyakitkan lagi, pria yang Yudha yakini adalah Juan itu tidak berhenti menikmati tubuh sang istri meski Yudha sudah meluapkan amarahnya. Kalila tak berdaya, dan pria itu semakin berkuasa. Bodohnya lagi, kaki Yudha seakan lemas dan tubuhnya mendadak ambruk ke lantai dengan mata yang terus menyaksikan perbuatan bejjat pria itu.
"Hentikan, jangan ... Kalila!!"
Setelah sejak tadi dia merasa suaranya seakan tertahan di tenggorokan, kini Yudha mampu untuk berteriak dan juga menggerakkan tubuhnya. Namun, di hadapan Yudha tidak ada lagi Juan ataupun Kalila, dia juga tidak sedang berada di gudang, melainkan ruang kerjanya.
"Ya Tuhan, mimpi." Yudha menghela napas lega, keringat di keningnya sudah membasah. Percayalah, ini adalah mimpi paling buruk yang dia alami seumur hidup.
Masih dengan nyawa yang mungkin belum terkumpul semua, detak jantung Yudha juga masih tak karu-karuan. Dia berlari keluar menuju kamar tidur, tidak peduli sekalipun Bima memanggilnya beberapa kali karena khawatir sesuatu terjadi.
"Yudha kau kenapa?!" teriak Bima masih terdengar samar. Sementara Yudha seolah tidak punya waktu untuk menjawab dan kini menerobos masuk ke dalam kamarnya.
.
.
Tiba di kamar, sang istri benar-benar sedang menunggunya. Kalila berdiri segera kala mendengar pintu terbuka, belum sempat Kalila bertanya Yudha membungkamnya dengan ciuman yang tidak hanya sekadar kecupan.
Yudha tampak terburu-buru, dia tidak meminta balasan, tapi berhasil membuat Kalila kewalahan. Tanpa ampun, Yudha menarik tengkuk sang istri agar bisa lebih dalam lagi, tidak lupa tangan kanannya menarik pinggang Kalila erat agar keduanya tak lagi berjarak.
"Yudha, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Kalila usai mendorong dada Yudha karena ciuman pria itu cukup menyesakkan.
"Aku? Menciummu, kau tahu itu," jawab Yudha berhenti sejenak, tapi sesaat kemudian kembali menyerang Kalila bertubi-tubi seraya mendorong pelan tubuh sang istri ke tempat tidur.
"Awww, jangan begini aku takut!!" Sungguh, Kalila benar-benar terkejut dan dibuat takut lantaran Yudha mendadak rakus seolah bukan dirinya. Wanita itu sampai meraba wajah sang suami demi memastikan memang benar Yudha di sisinya kini.
"Aku menginginkanmu malam ini, Kalila ... seutuhnya," bisik Yudha begitu lembut, dia mengusap pelan bibir Kalila yang baru saja dia gigit dan mungkin menciptakan sedikit rasa sakit.
"Lakukan sesukamu, kamu berhak atas diriku," ujar Kalila yakin, sama sekali tidak ada penolakan kala Yudha meminta haknya walau bingung kenapa secara tiba-tiba.
"Hm, aku akan berhati-hat_"
"Yudha tunggu!!"
.
.
- To Be Continued -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Halimah
bima pasti nih
2024-12-01
0
Laksmi Amik
bima ini ..ganggu aja
2024-08-29
0
Nanik Kusno
Hih....pinisirin...
2024-04-08
0