"Tolong jangan paksa aku untuk mengingat"Mika pura-pura pusing saat Aryan menatap kedua bola matanya. Karna jika dia terus membiarkan bertahan dengan posisi itu, Cukup berbahaya dengan kondisi jantungnya yang sama sekali tidak bisa di ajak untuk kerja sama.
Aryan yang mendengar perkataan Mika menunjukkan raut wajah kecewa. Pria itu mengambil nafas sejenak sambil menundukkan kepalanya. "Kenapa kamu harus ikut melupakan aku juga, Mika. Rasanya benar-benar tidak rela saat mendengar apa yang baru saja kamu katakan. Sebenarnya ada apa denganku" gumam Aryan dalam batinnya.
"Maafkan aku, Untuk saat ini aku memang sama sekali tidak bisa mengingat sedikitpun tentang mu. Aku harap kamu tidak akan pernah memaksaku lagi untuk berusaha mengingat sebagain memori yang mungkin terhapus dari ingatanku. Semoga kamu mengerti" ujar Mika dengan nada dingin serta memalingkan wajahnya.
Mendengar itu membuat Aryan menundukkan wajahnya, Entah kenapa ada rasa sakit dari relung hatinya saat mendengar apa yang baru saja Mika katakan. Aryan seperti tidak rela jika Mika melupakannya.
"Semoga suatu hari nanti kamu bisa mengingatku kembali, Mika. Tapi ada apa denganku, Kenapa aku merasa ada yang aneh, Bukan nya dulu aku sering meminta Mika untuk berhenti mencintaiku dan berhenti mengharapkan ku. Kenapa disaat Mika sudah melupakan semuanya, Malah aku yang merasa tidak terima" batin Aryan sambil menatap Mika.
Tak terasa hari sudah semakin sore. Alberto akhirnya kembali setelah mengurus semua data untuk kepulangan Mika. Karna menurut dokter Andre, Keadaan Mika sudah baik-baik saja dan di perbolehkan untuk rawat jalan.
Setelah sampai di luar rumah sakit, Mika menghentikan langkah mereka. Wanita itu mengatakan untuk pulang kerumah mertuanya dari pada harus tinggal berdua bersama dengan orang asing. Suatu kalimat yang tentu saja membuat Aryan membuang nafas dan membuat kedua paruh baya itu saling lempar pandang serta menahan tawa ketika melihat ekspresi dari Aryan.
"Maaf ma, Pa. Apa Mika boleh tinggal di rumah kalian?" ujar Mika saat mereka sudah sampai di parkiran.
"Tentu saja boleh dong, Sayang. Rumah kami akan selalu terbuka buat mantu kesayangan mama" balas Liana sambil menatap pada Mika.
Aryan yang mendengar itu membalikkan tubuhnya"Kenapa harus pulang kerumah mama? Bahkan kita sudah punya rumah sendiri" pekik Aryan.
"Memangnya kenapa kalau aku mau tinggal di rumah nya mama. Lagian kalau aku tinggal hanya berdua denganmu tidak akan ada yang bisa menjamin jika kamu akan memperlakukan ku dengan baik. Karna untuk saat ini kamu hanyalah orang asing yang sama sekali tidak bisa aku ingat. Dan aku tidak mau jika hanya tinggal berdua bersama dengan orang asing"
Mika kembali melangkah kan kakinya dan tak menghiraukan raut wajah Aryan. Rasanya dia cukup puas dengan apa yang baru saja dia katakan. Pasalnya Mika menirukan kalimat yang pernah Aryan lontarkan padanya kala itu.
Jangan pernah mengharapkan apa-apa dari pernikahan ini, Karna kita hanyalah orang asing yang terpaksa harus hidup di bawah satu atap yang sama.
Kalimat itu tentu saja masih teringat jelas oleh Mika. Dan itulah salah satu alasan kenapa Mika ingin pura-pura lupa ingatan di depan Aryan. Tujuannya hanya ingin memberikan pelajaran serta membuat Aryan juga merasakan bagaimana diperlakukan seperti orang lain oleh istri sendiri.
Kedua orang tuanya melewati Aryan yang masih terdiam karna perkataan Mika. "Hei, Mau sampai kapan kamu terdiam di sana. Mau masuk atau papa tinggal" kata Alberto setelah masuk ke dalam mobilnya.
Aryan tak menjawab. Pria itu hanya melangkahkan kakinya masuk kedalam mobilnya. Karna beberapa saat yang lalu Alberto sudah meminta supir untuk membawa mobilnya kembali.
Aryan masuk dan duduk berdampingan dengan Mika di kursi penumpang. Mereka hanya saling lirik sekilas. Kemudian kembali fokus menatap ke arah luar jendela.
Liana melirik dari kaca spion. Dari relung hati yang paling dalam, Tentu saja Liana menginginkan anak dan menantunya menjadi sepasang suami istri yang normal pada umumnya. Saling mengerti satu sama lain. Saling sayang. Tapi mungkin untuk saat ini Liana harus mengubur dulu apa yang selama ini dia inginkan.
Pantas saja setiap ditanya perihal anak, Baik Aryan ataupun Mika tidak pernah ada yang menjawab. Ternyata hubungan rumah tangga anaknya begitu menyedihkan.
"Semoga saja dengan rencana ini ada kemajuan dari sikap Aryan untuk Mika." batin Liana penuh harap
Mobil itu sudah melesat keluar dari gedung rumah sakit dengan kecepatan sedang. Hembusan angin malam mulai menelusup hingga ke pori-pori kulit.
Malam ini jalanan tidak terlalu padat. Alberto menepikan mobilnya saat melihat ada rumah makan yang tidak terlalu ramai. Mumpung masih diluar, Sekalian makan malam.
"Kita makan malam dulu"
Mereka semua keluar dari dalam mobil, Mika mengekor di belakang kedua mertuanya begitu juga dengan Aryan.
"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Liana pada Mika.
"Bagaimana kalau malam ini kita makan seafood saja. Sepertinya enak" usul Liana sambil memperhatikan beberapa menu seafood yang ada di gambar.
"Jangan, Mika alergi seafood. Lebih baik kita makan ayam bakar, Dia lebih suka ayam bakar" timpal Aryan pada sang mama.
Mendengar perkataan Aryan membuat Mika mengerutkan kecil keningnya. Bagaimana bisa Aryan tau jika Mika alergi Seafood. Dan bagaimana juga Aryan tau jika Mika suka ayam bakar? Bukan kah selama ini Aryan begitu cuek terhadap Mika apalagi tentang kesukaannya.
Liana melirik pada Mika"Memangnya benar begitu, Sayang? Kamu alergi makan seafood. Tapi waktu itu" Liana masih teringat jelas malam dimana Aryan pertama kali membawa Mika kerumahnya.
Malam itu memang Liana menyajikan berbagai menu seafood untuk menyambut kedatangan sang menantu.
"Gara-gara mama memberikannya Seafood, Malam itu Aryan yang kerepotan"
"Kerepotan bagaimana?"
"Kerepotan karna harus membawanya ke rumah sakit"
Mika yang sejak tadi terdiam akhirnya membuka suara, Jadi waktu itu yang sudah membawanya ke rumah sakit adalah Aryan. Tapi bukan kah Aryan saat itu sudah pamit pergi setelah mengantarnya pulang.
"Jadi-" perkataan Mika terhenti saat teringat jika saat ini dia sedang pura-pura lupa ingatan. Jika sampai dia menanyakan kenapa Aryan bilang jika dia yang membawanya ke rumah sakit, Bisa-bisa semuanya terbongkar.
"Jadi apa? Apa kamu ingat kejadian malam itu?" tanya Aryan sambil menatap kedua bola mata Mika. Tatapan yang langsung mampu membuat jantungnya kembali bertalu.
"Astaga, Hampir saja keceplosan" batin Mika dan kembali memasang wajah datarnya. .
"Tidak, Memangnya kejadian apa? Tadi aku hanya mau bilang, Jadi aku alergi seafood"
Awalnya Aryan sempat berpikir jika Mika mungkin saja mengingat kejadian malam dimana Aryan membawanya ke rumah kedua orang tuanya. Namun ternyata dia salah, Aryan hanya bisa menghembuskan nafas kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Ia sih, padahal pengennya jantung biasa aja. Tapi dianya gak mau diem numbuk - numbuk terus dari dalam
2023-10-26
1
Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪
Aryan mungkin sudah jatuh cinta ke Mika makanya ngga rela saat Mika tak mengingat dirinya
2023-09-20
0
@ Yayang Risa Selamanya
Aryan kecewa karena Mika tak mengingat dirinya
2023-09-20
0