"Maaf, Mas. Aku kesiangan" kata Mika yang baru saja sampai di meja makan.
"Mau kamu tidak bangun sekalipun, Saya tidak perduli. Ingat ya Mika, Buat saya, Kamu hanyalah orang asing yang terpaksa harus tinggal bersama denganku. Mau bagaimanapun kamu berusaha menjadi istri yang baik untuk saya, Saya tidak akan pernah luluh" kata Aryan dan langsung berlalu dari sana. Meninggalkan Mika yang sudah terpaku karna perkataan Aryan yang terdengar dangat menyakitkan.
Mika memejamkan kedua matanya yang terasa sangat panas. Wanita itu mengusap dada kirinya yang terasa berdenyut nyeri"Kenapa rasanya harus sesakit ini. Apa mungkin ini memang sudah saatnya aku menyerah. Menyerah memperjuangkan cintanya yang hingga detik ini masih belum bisa aku dapatkan" kata Mika yang terdengar sangat lirih.
Mika menatap punggung Aryan yang sudah keluar dari rumahnya. Sudah seperti biasa, Setiap pagi sebelum jam bekerja, Aryan memang akan melakukan olah raga rutin yang dia lakukan di taman samping rumahnya.
Setelah itu, Mika mengusap air matanya yang mengalir semakin deras. Wanita itu masuk ke dalam dapur lalu mengambil beberapa bahan yang bisa dia masak pagi ini. Ternyata di dalam kulkas hanya ada telur. Melihat itu membuat Mika memutuskan untuk membuat Nasi goreng.
Mika menyiapkan bumbu untuk nasi gorengnya. Kedua matanya masih saja terlihat sangat basah. Tidak bisa di pungkiri, Rasa sakit yang Aryan berikan memang luar biasa.
"Apa aku salah jika aku juga menginginkan cinta atas suamiku" kata Mika pelan. Kemudian wanita itu kembali melanjutkan pekerjaannya.
1 Jam kemudian, Aryan baru saja turun dari kamarnya. Pria itu hanya sekilas melirik pada Mika yang sedang duduk di meja makan "Sarapan dulu, Mas" ujarnya pada Aryan. Namun Aryan sama sekali tidak menggubris. Pria itu hanya sekilas menoleh pada Mika lalu berlalu dari sana tanpa menjawab sepatah katapun.
Namun langkahnya terhenti saat suara Mika kembali menerpa indra pendengarannya"Kenapa kamu tidak pernah bersikap baik terhadapku, Mas. Kenapa kamu sama sekali tidak pernah menghargai keberadaan ku di rumah ini?" tanya Mika yang sudah tidak kuat lagi dengan perlakuan Aryan terhadapnya.
Sudah lebih enam bulan mereka tinggal bersama, Namun apa yang Aryan lakukan. Pria itu sama sekali tidak pernah memberikan timbal balik atas apa yang sudah Mika lakukan padanya. Jangankan cinta, Perlakuan baik saja tidak pernah Mika rasakan. hanya karna perihal masalalu Aryan sampai benar-benar melukai perasaan Mika setiap hari.
Bahkan bukan hanya itu, Aryan juga selalu membuat Mika menangis karna ulahnya. Apalagi setelah pertemuannya dengan Bianca beberapa waktu yang lalu, Membuat Aryan semakin menjadi memperlakukan Mika seenaknya.
Aryan yang mendengar perkataan Mika seketika langsung membalikkan tubuhnya, Menatap pada Mika yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan sendu.
"Bukan kah sejak awal kamu juga sudah tau bagaimana konsekuensi yang harus kamu rasakan dengan pernikahan ini. Ingat ya Mika, Jangan pernah mengharapkan apapun dari pernikahan ini, Karna bagi saya, Kamu tidak lebih dari parasit." kata Aryan lalu langsung membalikkan tubuhnya dan kembali melangkahkan kakinya.
Kata-kata itu sungguh kalimat yang begitu menyakitkan. Membuat Mika mengambil nafas dalam sambil berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah di depan Aryan.
Namun langkah Aryan kembali terhenti saat mendengar perkataan Mika lagi.
"Ajarkan aku bagaimana caranya agar aku bisa membuatmu jatuh cinta, Mas" tanya Mika sambil menatap Aryan.
Mendengar itu membuat Aryan tersenyum"Tidurlah, Siapa tau saja nanti kamu bisa bermimpi. Tapi jangan terlalu tinggi ya, Karna jatuh itu sakit" balasnya sambil menatap Mika yang sudah menahan air matanya."Ada-ada saja" gumamnya lagi lalu kembali melangkah kan kakinya keluar dari sana.
Lagi-lagi kata-kata yang sangat menyakitkan yang Aryan berikan pada Mika. Air mata yang sejak tadi dia tahan akhirnya meluruh deras. Hatinya terasa sangat sakit.
"Kenapa kamu selalu seperti itu, Mas."lirih Mika sambil menatap punggung Aryan yang sudah keluar dari dalam rumahnya. Hatinya berdenyut lebuh nyeri saat mendengar kalimat "Mimpi" apa memang tidak akan pernah ada secercah harapan untuknya?
Mika menatap nasi gorengnya yang lagi-lagi sama sekali tidak di lirik oleh Aryan. Wanita itu mengambil Tupperware lalu membungkus semua nasi gorengnya. Sudah seperti biasa Mika akan selalu memberikan masakannya yang tidak di lirik oleh Aryan pada anak-anak jalanan yang ada di bawah jembatan.
"Apa mungkin ini saatnya aku menyerah" kata Mika lirih
*
*
*
Aryan melajukan mobilnya dengan sangat cepat, Sesekali pria itu melihat jam di tangannya, Ternyata saat ini jam sudah menunjukkan pukul 06:50. "Arrrggghhhh kenapa sudah jam segini saja. Pasti Bianca sudah sejak tadi menunggu" kata Aryan sembari mempercepat laju mobilnya.
Ternyata benar saja, Tak berselang lama, Ponselnya berdering. Ada sebuah panggilan masuk serta beberapa pesan masuk dari nomor Bianca.
Melihat nomor yang tertera di layar ponselnya, Dengan cepat Aryan mengusap layar ponsel itu.
📱: Halo, Baby. Maafkan aku, Pasti kamu sudah lama menunggu ya
📱:Hmmm, Kamu itu kemana aja sih Aryan. Pasti ini lagi-lagi karna Mika.
📱:Maaf, Baby. Ini aku sudah jalan arah rumah kami. Bentar lagi sampai. Jangan marah-marah seperti itu dong, Baby. Nanti sebagai gantinya, Aku akan membelikan mu perhiasan yang kamu mau
📱:Benarkah? Ya sudah kalau begitu aku tidak jadi ngambek. Cepetan, Aku sudah sangat lama menunggu
📱: Ba-
Tut
Tut
Tut
Belum sempat Aryan menyelesaikan perkataannya, Bianca sudah memutuskan sambungan telponnya begitu saja. Membuat Aryan semakin melajukan cepat mobilnya.
20 Menit kemudian, Mobil Aryan sudah sampai di depan rumah Bianca. Dari dalam mobilnya, Aryan sudah bisa melihat keberadaan Bianca yang terlihat bete. Saat melihat mobil Aryan sudah terparkir di sana, Bianca langsung bangun dari duduknya serta berjalan menuju mobil Aryan.
"Maaf ya, Baby. Aku sudah buat kamu kelamaan menunggu" kata Aryan yang terdengar sangat lembut. Berbeda saat berbicara dengan Mika.
"Aku maafin kamu, Asal jangan lupa sama apa yang kamu katakan di telfon tadi" balas Bianca dengan bibir manyun.
"Iya, Baby. Aku tidak akan pernah lupa. Atau bagaimana jika kita langsung beli sekarang." ajar Aryan yang tentu saja seketika langsung membuat kedua mata Bianca berbinar.
"Mau. Tapi bagaimana kalau kita terlambat datang ke kantor?"
"Apa kamu lupa siapa direkturnya" balas Aryan lagi.
Bianca tak menjawab, Wanita itu hanya tersenyum senang saat mendengar perkataan Aryan. Memang selama ini Bianca mau menjalankan hubungan dengan sosok Aryan yang terkadang dingin hanya karna uangnya, Buka karna cinta.
Aryan kembali melajukan mobilnya berlalu dari halaman rumah Mika. Pria itu berbalik arah bukan ke kantor, Melainkan ke toko perhiasan langganan mereka selama ini.
"Asik, Ternyata dengan modal ngambek saja sudah bisa morotin Aryan secara tidak langsung. Dasar bodoh!" kata Bianca dalam batinnya sambil melirik pada Aryan yang sudah kembali fokus mengemudi.
25 menit kemudian, Mereka sudah sampai di toko perhiasan langganan mereka. Bianca dan Aryan turun dari mobilnya dengan bergandengan tangan seperti biasa. Mereka terlihat sangat mesra. Bianca tanpa malu bergelayut manja pada lengan Aryan di sana.
"Silahkan kamu pilih perhiasan mana saja yang kamu mau, Baby" kata Aryan lembut paca Bianca.
Mendengar suara Aryan membuat seorang wanita paruh baya yang sejak tadi sibuk mencoba perhiasan yang dia pesan mengalihkan perhatiannya. Wanita itu mencari sumber suara yang begitu familiar menerpa indra pendengarannya.
"Aryan" panggil wanita itu setelah menemukan sumber suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Sabar Mika, entar kalau dia nyesel pas Lo nyerah biar kayak anak baru kehilangan maknya nyari² terus.
2023-10-25
1
ℛᵉˣ𝓐𝚗𝛛𝗂𝘵𝗈🍒⃞⃟🦅ᶯᵃᵘ𝑓𝑎𝒍
Lah 🙄 bengek Aryan gk punya otak udah punya istri sebaik itu masih aja mau di selingkuhin 🙄
2023-10-04
0
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤
😒 dih ternyata cuma di manfaatin doang toh
2023-10-03
0