"Kamar melati nomor Lima-" perkataan suster itu terpotong karna Aryan sudah pergi begitu saja.
Aryan berjalan setengah berlari menuju kamar Lima sesuai dengan yang dia dengar. Padahal suster tadi ingin mengatakan jika Mika berada di kamar nomor lima belas. Hanya saja Aryan terlalu buru-buru sehingga dia tidak menyelesaikan perkataannya.
Saat melihat kamar dengan nomor tersebut, Aryan menatap kenop pintu. Meskipun ragu namun pria itu akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu itu. Dan tepat saat pintu itu sudah terbuka, Aryan melihat ada seorang pria yang duduk di samping ranjang pasien itu.
Namun Aryan tidak bisa melihat jelas siapa yang terbaring di sana.
"Siapa laki-laki itu" batin Aryan yang masih terdiam di ambang pintu. Jantungnya berdegup kencang saat melihat ada laki-laki lain di ruangan rawat inap yang dia pikir ruangan Mika. Padahal dia sudah salah masuk kamar.
Tepat saat Aryan mau kembali melangkahkan kakinya, Tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tangannya. Membuat Aryan membalikkan tubuhnya dan menatap pada orang itu.
"Aryan, Ngapain kamu di sini nak?" Ternyata yang menarik tangan Aryan adalah sang mama. Liana baru saja kembali dari bawah karna habis menebus beberapa obat yang sudah diresepkan oleh dokter.
"Aryan tentu saja mau masuklah ma. Mau jenguk Mika" balas Aryan sambil menatap pada sang mama.
Mendengar perkataan Aryan tentu saja membuat sang mama sedikit mengerutkan keningnya. Mau menjenguk Mika tapi kenapa malah mau ke kamar orang lain.
"Kalau mau menjenguk Mika kenapa kamu datang kesini, Aryan. Ini bukan ruangan Mika" balas sang Mama yang seketika itu membuat Aryan mengerutkan keningnya.
"Bukan ruangannya Mika bagaimana, Orang tadi Aryan tanya sama suster Katanya Mika ada dikamar nomor lima" terang Aryan pada sang mama.
Hal itu membuat Liana mengambil nafas dalam lalu membuangnya kasar.
"Kamu salah dengar, Nak. Mika ada dikamar nomor Lima belas. Bukan nomor lima."
"Hah!"
"Sudah lebih baik kamu ikuti mama saja, Tapi kamu jangan lupa kalau Mika lupa ingatan. Dia sama sekali tidak mengingat kita. sebab itu mam minta kamu buat memperlakukan Mika dengan baik ya"
Cukup syok saat mendengar penuturan dari sang mama. Saat mendengar jika Mika lupa ingatan seketika membuat hati Aryan merasa sakit. Tapi bukankah selama ini Aryan sendiri yang selalu ingin agar Mika berhenti mencintainya, Jika sudah lipa ingatan, Itu artinya Mika bukan hanya tidak mengingat Aryan, Tapi wanita itu juga akan melupakan soal cintanya.
Itulah yang ada dalam benak Aryan saat ini. Pria itu menjadi tiba-tiba saja merasa tidak rela jika sampai Mika melupakan semua cinta yang dia miliki.
"J-jadi Mika beneran lupa ingatan, Ma?" tanya Aryan sembari mengekor dibelakang sang mama.
Biarpun awalnya ragu untuk mengatakan, Namun akhirnya Liana mengatakan jika Mika benar-benar lupa ingatan. Padahal sebenarnya dia sudah tau jika Mika hanya pura-pura lupa ingatan. Hanya saja Liana sudah berjanji untuk tidak mengatakan pada Aryan. Wanita paruh baya itu sudah mengetahui jika selama ini hubungan Mika dengan Aryan tak se-harmonis yang dia tau.
Tadi siang tanpa sengaja Alberto serta Liana mendengar pembicaraan Mika bersama dengan dokter Andre. Sehingga Alberto memutuskan menceritakan semua yang dia tau tentang rumah tangga anaknya pada sang istri.
Dan setelah mendengar semua yang diceritakan oleh suaminya, Liana ikut merasa geram terhadap kelakuan anaknya. Sehingga membuat wanita paruh baya itu memutuskan untuk memberikan pelajaran terhadap Aryan dengan cara mengatakan jika Mika lupa ingatan.
Setelah sampai di depan ruangan melati nomor lima belas. Aryan masih menghentikan langkahnya. Pria itu mengambil nafas sejenak sebelum akhirnya dia menghadapi istrinya yang menurutnya sudah melupakan semua tentangnya.
"Ma, Bagaimana jika Mika juga tidak mengingat Aryan?" ujar Aryan sambil menatap sang mama.
"Percayalah, Semua akan baik-baik saja, Sayang. Bukan kah kalian saling mencintai? Biasanya hati akan sangat peka" balas Liana sambil menepuk pundak Aryan.
Aryan tak lagi menjawab, Pria itu mengambil nafas sejenak lalu membuangnya kasar.
Ceklek
Di saat pintu ruangan itu sudah terbuka, Aryan bisa melihat keberadaan Mika yang sedang duduk sambil menatap keluar arah jendela. Melihat Mika seperti itu membuat Aryan tidak begitu berani untuk mendekat.
Sedangkan Liana memutuskan tidak ikut masuk. Liana ingin memberikan ruang kepada anak dan juga menantunya.
"Mika" panggil Aryan sembari berjalan mendekat pada Mika.
Mika menoleh sekilas. Namun wanita itu kembali mengalihkan perhatiannya"Mika," Panggil Aryan lagi.
"Maaf, Kamu siapa?" balas Mika dengan nada dingin dan menirukan nada bicara yang dulu selalu Aryan lontarkan padanya.
"A-aku Aryan, Suami kamu" tukas Aryan lalu duduk di samping Mika.
"Sejak kapan aku punya suami. Maaf tapi aku sama sekali tidak mengingatmu"
Kalimat itu lagi-lagi membuat Aryan mengambil nafas dalam. Ternyata apa yang dia takutkan benar-benar terjadi. Mika tidak mengingatnya, Bahkan Mika bersikap seperti orang asing yang tidak pernah saling mengenal.
"Kenapa kamu harus melupakan aku juga, Mika. Entah kenapa setelah mendengar jika kamu tidak mengingatku seperti ada rasa sedih dan rasa tidak rela" batin Aryan sambil menatap Mika yang bersikap biasa saja. Padahal sebenarnya jantung wanita itu bertalu lebih cepat dari batas normal pada umumnya.
"Maafkan aku, Mas. Mungkin memang ini cara satu-satunya agar kamu merasakan bagaimana rasanya tidak di anggap. Aku hanya ingin tau apa kamu benar-benar tidak memiliki rasa sedikitpun untukku. Dengan cara ini, Cepat atau lambat aku akan mengetahuinya. Walaupun pada akhirnya aku mengetahui kamu tidak sedikitpun memiliki rasa, Maka pada saat itu juga aku akan menyerah. Aku akan benar-benar pergi dari hidup kamu"
Kali ini Mika yang bermonolog dalam batinnya. Alasan Mika melakukan hal ini memang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perasaan Aryan terhadapnya. Bahkan Mika juga akan memperlakukan Aryan bagaimana dulu Aryan memperlakukannya. Itu semua ide yang diberikan oleh papa mertuanya, Alberto.
Sejenak ruangan itu sunyi, Tidak ada pembicaraan dari keduanya. Aryan menatap wajah Mika yang sama sekali tidak menampakkan raut apa-apa. Datar seperti pada saat Aryan bersamanya di hari sebelumnya.
Aryan mendekat lalu menarik kedua bahu Mika. Pria itu menatap kedua bola mata indah milik Mika"Lihat aku, Mika. Tatap mataku. Apa sama sekali kamu tidak mengingatku?" kata Aryan sambil menatap pada Mika.
Hal itu tentu saja membuat jantung Mika semakin tidak karuan. Pasalnya ini adalah pertama kalinya Aryan menatap kedua matanya begitu dalam. Tidak bisa dipungkiri, Aryan memang memiliki wajah yang begitu tampan.
"Awwwww" Mika berpura-pura memegang kepalanya yang sama sekali tidak terasa pusing. Hanya saja dia sedang mempermainkan sebagian perannya.
"Tolong jangan paska aku buat mengingat" kata Mika sambil memejamkan kedua matanya. Berpura-pura pusing agar segera terbebas dari posisi yang begitu membahayakan jantungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
ℛᵉˣ~𝘡𝘌𝘙𝘈sᴜғɪ~B⃟c💟
rasain aryan gmana rasanya bila mika ngak kenal sama kamu wkwkwk.
2024-07-05
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Hahaha astaga... Makanya Aryan jangan tergesa - gesa banget gak bagus
2023-10-26
1
Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪
Mika kamu beruntung punya mertua yang baik dan menyayangi kamu
2023-09-20
0