Dokter Andre menggelengkan kepalanya saat sudah memeriksa kondisi Mika, Menurut diagnosa yang dia perkirakan, Sepertinya benturan yang Mika alami cukup keras. Sehingga kemungkinan besar jika Mika akan mengalami lupa ingatan.
"Bagaimana, Dokter?" tanya suster yang menemani Andre di dalam ruangan.
"Siapkan ruangan ICU, Pasien koma" Andre masih terus melakukan pemeriksaan pada Mika.
"Baiklah, Dokter. Saya akan menyiapkan ruangannya sekarang" balas suster tadi serta langsung berlalu dari sana. Meninggalkan dokter Andre hanya berdua dengan Mika.
Saat suster itu sudah keluar, Dokter Andre menatap wajah Mika yang tidak terlalu asing untuknya. Wajah itu membuatnya teringat akan seseorang di masa lalu.
"Wajah anak ini kenapa mengingatkan ku pada Madinah, Hidungnya serta parasnya begitu mirip dengannya" kata dokter Andre sambil terus menatap wajah Mika yang masih setia menutup kedua matanya.
Melihat wajah Mika membuat ingatannya kembali pad kejadian 19 tahun yang lalu. Saat diman dia terpaksa harus meninggalkan kekasihnya yang sedang hamil karna desakan dari kedua orang tuanya.
FLASHBACK
"Ngapain kamu masih bersama dengan wanita ini, Andre? Dia itu hanya wanita miskin yang tidak pantas bersanding dengan kamu, Dia sama sekali tidak sepadan dengan keluarga kita" ucap seorang wanita paruh baya yang seketika langsung mampu membuat Andre membalikkan tubuhnya.
Andre melepaskan pelukannya dari wanita yang amat dia cintai, Madinah namanya. Mereka berdua sudah menjalani hubungan kurang lebih dua tahun, Namun entah kenapa kedua orang tua Andre tidak merestui hubungan itu karna Madinah hanya berasal dari keluarga tidak berpunya.
"Tidak mau, Ma. Andre sangat mencintai Dina!" balas Andre sambil menggenggam tangan Madinah.
"Sekali mama bilang tidak, Ya tetap tidak. Jika kamu masih nekad untuk bersama dengan wanita ini, Mulai hari ini kamu bukan lagi anak mama dan papa. Jangan harap kamu bisa mendapatkan sepeserpun harta yang kami miliki" kata mama nya lagi
Mendengar itu membuat Andre terdiam. Andre cukup bingung saat mendengar apa yang baru saja terlontar dari mulut orang tuanya.
Memang di satu sisi, Andre sangat mencintai Madinah. Namun di sisi lain, Andre tentu tidak bisa hidup tanpa harta dari kedua orang tuanya. Sehingga dengan sangat terpaksa, Andre perlahan melepaskan genggaman tangannya pada Madinah. Membuat kedua mata Madinah berkaca-kaca.
"Maafkan aku, Madinah. Aku memang sangat mencintaimu, Tapi tidak pernah bisa aku pungkiri jika aku masih begitu membutuhkan harta dari kedua orang tuaku. Sekali lagi maafkan aku" ucap Andre pada Madinah sambil menundukkan wajahnya.
"Lalu bagaimana dengan nasib anak ini? Lirih Madinah dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.
Andre lagi-lagi terdiam. Karna mau bagaimanapun anak yang ada di dalam kandungan Madinah adalah anak kandungnya.
"Gugurkan anak itu, Karna dia tak seharusnya ada. Ini cek 100 juta untuk biaya kamu mengaborsi bayi itu" mama Andre memberikan sebuah cek yang tertulis angka dengan nominal 100 juta.
Tepat di depan mata mereka, Madinah langsung merobek cek itu" Saya tidak butuh ini! Bagaimanapun caranya, Saya akan tetap mempertahan kan bayi ini dengan atau tanpa ayah sekalipun" kata Madinah serta langsung berlalu dari sana. Meninggalkan Andre dan kedua orang tuanya.
"Ckk! Dasar orang miskin sombong" kata mama Andre pada Madinah, Namun Madinah sama sekali tak menggubris perkataan itu.
Tanpa mereka tau, Ternyata Madinah adalah anak seorang pengusaha kaya raya di kota B, Hanya saja Madinah tidak pernah mengatakan identitas yang sesungguhnya pada siapapun termasuk Andre.
"Saya sudah menyiapkan ruangan ICU, Dokter"
Suara itu seketika langsung berhasil menyadarkan dokter Andre dari lamunan kejadian 19 belas tahun yang lalu.
"Terimakasih" balas dokter itu serta langsung melangkah kan kakinya keluar dari sana.
Setelah cukup lama di dalam ruangan IGD, Akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Liana dan Alberto yang melihat dokter Andre keluar dari sana membuat mereka berdua seketika langsung bangun dari duduknya.
"Bagaimana keadaannya Mika, Dokter Andre?" tanya Liana yang masih menunjukkan raut wajah paniknya.
Namun Andre tak langsung menjawab pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Liana. Dokter muda itu masih menatap Liana serta Alberto secara bergantian.
Jika di lihat dari raut Andre, Sepertinya keadaan Mika sedang tidak baik-baik saja.
"Dokter Andre, Kenapa diam saja? Bagaimana keadaannya Mika?" ulang Liana karna Andre hanya diam. Membuatnya semakin panik serta semakin menghawatirkan keadaannya Mika.
"Menurut diagnosa saya, Sepertinya Mika hilang ingatan" ujar dokter Andre setelah cukup lama terdiam.
Betapa terkejutnya Liana serta Alberto saat mendengar penuturan dari dokter Andre"Apa!!! Mika lupa ingatan?" kata Liana lagi.
"Benar, bu, pak. Itu hanya menurut diagnosa saya saja. Kita harus sama-sama berdoa semoga saja Mika segera membaik. Saya permisi dulu. Sebentar lagi Mika akan di pindah ke ruangan ICU" balas Andre serta langsung berlalu dari sana. Meninggalkan Liana dan Alberto yang sudah terdiam terpaku karna perkataannya.
Perkataan yang terlontar dari dokter Andre membuat lutut Liana terasa sangat lemas. "Pa, Mika pa" lirihnya sambil menatap pada Alberto.
Setelah itu, Liana langsung masuk ke dalam ruangan IGD. Berjalan sedikit berlari dan mendekat pada Mika yang masih memejamkan kedua matanya.
Memang tidak bisa di pungkiri, Liana begitu menyayangi Mika seperti layaknya dia menyayangi anaknya sendiri. Karna memang Liana tidak memiliki sosok anak perempuan. Membuat Liana memperlakukan Mika seperti putri kandungnya sendiri.
"Sabar, Ma. Kita doakan semoga Mika baik-baik saja. Bukan kah tadi dokter Andre sudah mengatakan jika apa yang dia katakan hanyalah menurut diagnosa sementara" gumam Alberto di sela langkahnya.
Pria paruh baya itu mengusap punggung Liana yang sudah semakin menangis menjadi saat melihat kondisi Mika.
*
*
Tanpa terasa hari sudah berlalu, Alberto mengajak Liana untuk pulang, Karna melihat raut lelah yang terpancar dari wajah istrinya. Memang sejak Mika di pindah ke ruangan ICU, Liana terlihat sangat terpukul, Bahkan wanita itu sampai tidak mau makan hingga Mika sadar.
"Ma, Lebih baik untuk sekarang kita pulang saja dulu, Karna mau bagaimanapun, Mama juga butuh istirahat. Jangan sampai hal ini membuat mama sakit. Karna jika sampai mama sakit, Siapa yang akan menjaga Mika di sini" Ajak Alberto sambil mendekat pada Liana yang sejak tadi siang sudah menunggu Mika sembari menggenggam tangannya.
Liana tak menjawab, Terasa sakit saat melihat Mika terbaring lemah seperti ini. "Ma, Ayolah kita pulang dulu, Besok pagi kita bisa kesini lagi" Alberto masih berusaha membujuk Liana. Hingga pada akhirnya, Liana luluh serta mau pulang bersama dengannya.
"Baiklah. Tapi nanti jangan lupa minta Aryan untuk menjaga Mika di sini. Mama khawatir jika Mika hanya seorang diri tanpa ada siapapun yang menjaganya" balas Liana sambil menatap pada Alberto.
"Baiklah, Nanti papa akan menghubungi Aryan kembali. Semoga saja dia sudah selesai dengan pekerjaannya. Karna siang tadi Aryan sempat membalas pesan papa jika malam ini dia harus lembur" terang Alberto lagi.
Siang tadi, Alberto memang sempat menerima pesan balasan dari chat yang dia kirim untuk Aryan. Namun Alberto tidak tau jika yang membalas pesannya adalah Bianca, Bukan Aryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Ya ampun kasian sekali Mika, mana punya suami yang gak pengertian lagi
2023-10-25
1
🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
mendoakan orang lain sama dengan mendoakan diri sendiri
2023-10-04
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
Aamiin... do'a itu senjata...
2023-10-02
0