"Maafkan aku jika selama ini sikapku sudah keterlaluan. Tapi semua ini saya lakukan karna rasa kecewa saya terhadap kamu di masa lalu." Aryan bangun dari duduknya lalu mencium kening Mika lembut dan cukup lama.
Entah kenapa saat melakukan itu tiba-tiba saja jantungnya bergetar, Bahkan Aryan merasakan ada yang berbeda dengan cium kening Mika saat acara ijab Qobul dua tahun yang lalu.
"Ada apa dengan jantungku? Kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari pada biasanya. Bahkan debaran ini sama persis seperti saat masih jaman smp" kata Aryan sambil mengusap dada kirinya.
Aryan kembali menatap wajah Mika yang masih memejamkan kedua matanya. Tanpa dia sadari, Ternyata hari sudah semakin larut.
Aryan memutuskan untuk keluar dari dalam ruangan Mika karna kondisi jantungnya yang semakin tidak baik-baik saja.
Setelah sampai di luar, Aryan melangkahkan kakinya menuju taman. Duduk di salah satu kursi panjang yang ada di sana. Namun jantungnya masih berdetak sangat cepat.
"Astaga, Sebenarnya ada apa dengan jantungku? Tidak biasanya berdetak cepat seperti ini. Kenapa debarannya harus sama seperti saat jama smp." kata Aryan sambil terus memegang dada kirinya.
"Kenapa setelah sekian lama saya berusaha, Jantung ini masih terasa tidak aman setiap kali dekat denganmu, Eyla" ujar Aryan lagi
*
*
*
Tanpa terasa malam sudah berlalu begitu saja. Aryan masih memejamkan kedua matanya sambil menggenggam tangan Mika. Entah jam berapa semalam dia tertidur, Tapi yang pasti, Aryan bisa memejamkan kedua kayanya setelah memastikan keadaan Mika kembali membaik.
Semalam, Sekitar jam satu dini hari, Mika sempat mengalami kejang bahkan nadinya juga berhenti, Membuat Aryan cukup panik karna tiba-tiba saja rasa takut kehilangan mengusik benaknya.
Perlahan jari-jari Mika bergerak. Wanita itu membuka kedua matanya sambil sesekali mengerjab untuk menyesuaikan pencahayaan yang mulai masuk ke dalam indra penglihatannya.
Mika memperhatikan setiap sudut ruangan itu. Berusaha mengingat sesuatu. Kenapa bisa dirinya ada dirumah sakit. Mika mengusap kepalanya yang terasa sangat pusing. Mungkin karna akibat benturan keras itu.
Setelah cukup lama, Akhirnya Mika bisa mengingat semuanya. Semua kejadian bagaimana bisa dia kecelakaan siang itu.
Saat merasa tangannya cukup berat, Mika menoleh kesamping dan menemukan Aryan yang tertidur sangat lelap sembari menggenggam erat tangannya.
"Aryan, Dia disini ternyata" gumam Mika sambil menatap wajah Aryan yang memang terlihat sangat tampan. Wajar saja jika Mika begitu besar mencintainya. Namun setelah Mika teringat akan perdebatan mereka pagi itu, Membuat Mika sadar jika Aryan sudah tidak bisa lagi dia harapkan.
*
Aryan terbangun saat mendengar suara pintu terbuka. Ternyata itu adalah dokter yang sedang melakukan pengecekan terhadap keadaan Mika. "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Artan saat melihat dokter itu sudah selesai melakukan pengecekan.
"Sedikit ada perkembangan. Kita doakan saja ya, Semoga saudara Mika bisa segera sadar. Kalau begitu saya permisi"
Setelah kepergian dokter itu, Aryan mengambil ponselnya dan melihat jam yang tertera di sana..Ternyata hari ini ada jadwal kuliah yang cukup padat, Sehingga mau tidak mau Aryan harus pulang.
Aryan kembali menatap wajah Mika, Hatinya mulai kembali risau saat teringat akan perkataan dokter Andre malam tadi. Bagaimana jika memang Mika melupakan semuanya, Apa yang akan Aryan lakukan. Hatinya benar-benar tidak karuan saat mengingat akan hal itu.
Ceklek
Suara pintu terbuka kembali membuat Aryan menoleh. Ternyata yang datang kali ini adalah kedua orang tuanya. "Bagaimana keadaan Mika, Aryan? Apa ada kemajuan?" tanya mamanya sambil berjalan mendekat
"Menurut dokter sudah ada sedikit kemajuan, Ma. Tapi tetap saja Mika masih belum sadar. Oh ya, Ma. Hari ini Aryan ada jadwal kuliah hingga sore. Jadi kemungkinan besar Aryan hanya bisa datang setelah pulang kuliah nanti"
"Baiklah. Tapi ingat, Jangan sampai macam-macam sama wanita sialan itu, Ingat ya Aryan. Jangan mengira jika kami berdua tidak tau apa-apa soal kamu dengan Bianca" balas Alberto,
"Iya, Pa."
Setelah itu, Aryan berlalu dari hadapan kedua orangtuanya. Berjalan keluar dari ruangan ICU, Menyusuri setiap koridor rumah sakit dengan perasaan tak menentu. Sejak tadi ponselnya terus berdering, Ternyata yang sejak tadi menelponnya adalah Bianca.
Namun entah kenapa Aryan sama sekali tidak menanggapi panggilan masuk itu, Aryan hanya melirik sekilas lalu kembali meletakkan ponselnya ke dalam saku celananya. Entah kenapa pria itu tiba-tiba saja malas untuk mengangkat telfon dari Bianca yang begitu mengganggu.
Padahal sebelumnya, Aryan selalu antusias saat ada pesan apalagi panggilan masuk dari wanita itu.
Tepat setelah Aryan sampai di dalam mobilnya, Ada sebuah pesan masuk dari nomor wanita itu. Keningnya mengerut saat membaca pesan yang Bianca kirimkan untuknya.
[ Baby, Aku sakit. Maaf ya hari ini aku gak bisa masuk kerja. Kamu bisa datang ke apartemen ku gak? ]
Aryan hanya membaca tanpa ada niatan untuk membalas pesan itu, Pria itu langsung melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah sakit.
*
*
*
Saat sudah sampai dalam rumahnya, Aryan terdiam sejenak. Menatap sekeliling rumah itu. Rumah yang tiba-tiba saja menjadi sangat sepi. Tidak seperti pagi-pagi biasanya. Dimana ada Mika yang akan mengomel sepanjang pagi karna Aryan sangat ceroboh meletakkan barang-barang miliknya.
Aryan hanya bisa mengambil nafas panjang sejenak. Lalu masuk ke dalam kamarnya yang ada di lantai atas. Lagi-lagi Aryan menghela nafas, Karna biasanya saat pagi akan ada Mika yang menyiapkan segala kebutuhannya. Ternyata tanpa Aryan sadari, Kehadiran Mika benar-benar dibutuhkan.
DI RUMAH SAKIT
Kedua orang tua Aryan memutuskan untuk sarapan di kantin rumah sakit, Karna memang sebelum berangkat kesini, Mereka belum sempat makan dan hanya meminum segelas kopi.
Tepat setelah mereka berdua menghilang di balik pintu, Mika membuka kedua katanya. Wanita itu mengerjab beberapa kali hingga akhirnya kesadarannya terkumpul sempurna. Bersamaan dengan itu, Dokter Andre datang untuk memeriksa keadaan Mika lagi ini. Pasalnya tadi salah satu perawat mengatakan jika Mika sudah sadarkan diri tadi subuh.
"Selamat pagi, Mika. Saya periksa dulu ya" gumam dokter Andre setelah sampai di samping Mika.
Mika hanya mengangguk. Wanita itu menoleh ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Aryan. Namun hasilnya nihil, Karna Mika tidak menemuka siapapun di sana.
"Oh ya, Dokter. Dimana pria yang menjaga saya semalam?" tanya Mika sambil menoleh pada dokter Andre.
"Sepertinya dia sudah pulang. Apa kamu mengingatnya?"
Mika mengangguk"Iya, Dokter. Saya masih sangat ingat dengan pria itu. Dia adalah suami saya, Tapi-" Perkataan Mika tergantung saat teringat jika tidak boleh ada yang tau perihal rumah tangga nya dengan Aryan. Karna selama ini, Semua orang mengetahui bahwa Mika dan Aryan adalah pasangan yang sangat harmonis. Biarpun kenyataannya sangat berbalik. Karna hingga detik ini, Aryan sama sekali belum pernah menyentuh Mika. Mereka tidur di kamar yang berbeda.
"Saya tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi yang saya baca dari raut wajahmu, Sepertinya kamu tidak bahagia dengan pernikahan itu" ujar dokter Andre yang entah kenapa tiba-tiba saja mengatakan hal demikian. Bahkan saat melihat raut wajah Mika, Dokter Andre merasa seperti ada banyak luka yang dia pendam.
Dokter itu mendekat lalu membelai rambut Mika. Seketika itu juga, Mika merasa hatinya sangat tenang. Berasa seperti ada di dekat ayahnya. Mika merasa seperti dibelai oleh sang bunda.
Tanpa sadar air mata Mika meluruh begitu saja, Saat bayangan sang bunda yang sedang kecelakaan melintas begitu saja. Bukan kecelakaan, Melainkan tabrak lari.
"Kenapa kamu menangis, Nak? Apa saya salah bicara?" tanya dokter itu yabg cukup merasa bingung.
"Tidak. Hanya saja saya teringat akan bunda yang sudah meninggal"
"Inalillahi. Sabar ya, Saya tau ini pasti sangat berat"
Di saat Mika dan dokter Andre masih mengobrol. Tiba-tiba saja ada sebuah ketukan pintu.
"Mohon maaf, Dokter. Pasien sebelah mengalami kejang" terang perawat itu pada dokter Andre. Sehingga mau tidak mau, Dokter Andre harus menyudahi pembicaraannya. Padahal dokter Andre masih ingin tau lebih dalam tentang Mika. Gadis yang mengingatkannya pada wanita yang dulu dia usir begitu saja.
"Saya akan segera kesana" balas Dokter Andre sambil menoleh pada perawat itu.
Kemudian dokter Andre menatap pada Mika. Kedua matanya sudah sangat basah. Mendengar sedikit cerita dari Mika, Dokter Andre benar-benar teringat akan Madinah.
"Saya pergi dulu, Ya. Lain kali kalau ada waktu kita saling bercerita lagi"
Mika mengangguk sambil mengangkat kedua sudut bibirnya. Saat dokter Andre sudah melangkah, Mika kembali memanggilnya, Sehingga membuat dokter tua itu kembali membalikkan tubuhnya.
"Dokter, Berjanjilah untuk tidak mengatakan apa yang saya ceritakan tadi pada siapapun, Dokter. Dan satu lagi, Tolong tetap katakan jika saya lupa ingatan. Karna setelah ini saya memutuskan untuk pergi dari kehidupan mereka" kata Mika dengan wajah sendunya.
"Pasti. Apapun yang kamu lakukan, Semoga itu yang terbaik"
Dokter Andre keluar dari ruangan Mika. Sesekali dokter itu menoleh kebelakang. Entah kenapa dia merasa sangat dekat dengan Mika, Seperti ada ikatan batin yang terjalin di antara keduanya.
***
Hari ini Aryan berangkat kuliah tanpa sarapan, Karna memang biasanya akan ada Mika yang menyiapkan semuanya. Namun karna hari ini wanita itu sedang dirumah sakit, Sehingga mau tidak mau Aryan harus makan diluar. Tepat saat pria itu memarkirkan mobilnya, Dari dalam mobil Aryan melihat sosok Bianca sedang bersama dengan pria lain yang ada di sebrang jalan. Atau lebih tepatnya hotel.
"Bianca" ucapnya pelan sambil terus menatap kedua orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Baru sekarang nyadar pas orang koma kayak gitu, untung gak sampe Innalilahi ya
2023-10-26
1
@◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
nah buka mata mu yg lebar Arya itu Biangka di hotel dg siapa mau ngapain .
2023-09-06
0
⧗⃟MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
oke....siap kan strategi dulu ya...baru cus pergi menghilang tanpa meninggalkan jejak
2023-08-30
0