Kejutan

Nampak seseorang tengah membantu profesor Mark berjalan, di wajahnya jelas terlihat raut cemas yang sangat berlebihan, gestur tubuh menunjukkan kalau diantara keduanya ada sesuatu yang entah itu apa.

Mata Aftan masih tak berhenti mengamati, dan sesaat kemudian pemandangan itu menghilang, baru Aftan tersadar dan melanjutkan langkah setelah mendapat teriakan dari teman-temannya.

Aftan melanjutkan aktifitas kuliah di dalam kelas, sejenak menyingkirkan beribu pertanyaan dalam pikiran dan berganti dengan fokus ke mata kuliahnya yang tinggal di penghujung bulan saja.

"Kenapa kak Aftan menyuruh ku kemari?" Tanya Ailina nampak celingukan takut terlihat teman-teman Aftan yang pasti tidak akan membiarkan Ailina pergi begitu saja.

"Hindari Arsy, jangan pulang bersamanya" ucap Aftan segera membenahi diri untuk masuk kembali ke dalam kelas.

"Tunggu, ada apa kak?" Tanya Ailina yang tentu saja tak mengerti sama sekali.

"Ikuti saja perintahku" sahut Aftan dan segera melesat pergi.

Ailina nampak terdiam, melihat betapa seriusnya Aftan berbicara tentu saja ada alasan yang sangat kuat di sana, hingga akhirnya Ailina menjatuhkan pilihan untuk duduk di taman menunggu Aftan keluar untuk pulang.

Hanya kurang lebih 15 menitan, Ailina kini sudah mendapati Aftan yang berada disampingnya.

"Ayo pulang!" Ucap Aftan mendahului pergi.

Ailina mengekor dengan malas, namun harus bagaimana lagi, hanya dengan mengikuti Aftan dirinya akan mendapatkan penjelasan yang sedari tadi membuatnya penasaran.

Sampai dalam perjalanan, Ailina nampak melongo dan melebarkan mata, pasalnya jalan yang diambil Aftan berbeda, tidak menuju ke Apartemennya.

"Eh tunggu Kak, kita mau kemana?" Tanya Ailina sambil menarik lengan aftan untuk segera mendapatkan jawaban.

"Ke Apartemen ku, lebih aman" jawab Aftan singkat dan padat.

"Ck, kenapa harus di Apartemen kak Aftan, di Apartemen ku juga aman kak" protes Ailina tak terima.

"Diam, bentar lagi sampai" sahut Aftan.

"Ish, kak Aftan selalu seenaknya sendiri" Ailina protes lagi.

"Mau enak bersamaan?"

"Ya jelaslah, kalau enak-enak itu ya barengan" jawab Ailina ngawur dan memberi arti yang berbeda di dalam otak Aftan.

Aftan hanya menatap Ailina sejenak, sungguh adik sepupunya itu tak pernah loading dengan sempurna kalau masalah huru hara hati yang semakin susah untuk dikendalikan.

Hanya gelengan kepala Aftan yang di berikan, selanjutkan Ailina nampak diam dengan memanyunkan bibirnya kembali, dan justru pemandangan itu semakin membuat Aftan kepanasan.

"Tidak bisa ekspresi wajahmu itu biasa saja?"

"Tidak!" Jawab Ailina singkat dan sangat jelas.

"Ck, meresahkan" gumam Aftan tak memperdulikan jawaban.

Sementara Ailina yang masih bisa mendengar walaupun sangat sedikit menyambangi telinganya, mengerutkan alisnya, tak mengerti sama sekali maksud dari perkataan Aftan.

Sampai di Apartemen, Ailina sudah tak kuat lagi menahan keresahan hatinya, penasaran dan segera ingin penjelasan apa maksud dari Aftan yang mengatakan dengan jelas untuk menghindari Arsy yang baru saja menjadi teman baik beberapa bulan belakangan.

"Jelaskan!" Ucap Ailina didepan Aftan yang masih sibuk melepas jam tangan dan meletakkan diatas meja tengah sambil duduk menata diri.

"Sabar, aku haus, bisa ambilkan minuman?" Tanya Aftan.

Ailina tak menyahut, sedikit menghentakkan kaki tanda kekesalan hati, namun tetap pergi mengambilkan apa yang di minta oleh Aftan.

"Aku melihat Arsy di kampus" ucap Aftan separuh hati sebelum melanjutkan lagi.

"Ya kan memang Arsy satu kampus sama kita kak, lupa?" Jawab Ailina.

"Profesor Mark" sahut Aftan lagi.

Bola mata Ailina memutar tanda mulai jengah dengan apa yang Aftan jelaskan.

"Ya kan profesor Mark memang ngajar di kampus kita juga kak"

"Mereka berdua" sahut Aftan lagi.

Ailina makin geram dan tak mengerti dengan penjelasan Aftan yang setengah-setengah membuat pikiran tambah bingung dan semrawut.

"Bisa nggak sih, kak Aftan ngejelasin sesuatu itu yang bener, jangan separo separo, aku tambah bingung!" Teriak Ailina makin kesal dan meminum isi gelas yang diambilkan untuk Aftan.

"Ai, itu punyaku!" Protes Aftan saat tau-tau isi gelasnya kandas

"Aku juga haus" sahut Ailina tanpa dosa.

Aftan hanya menarik nafas dalam, lalu kemudian berjalan sendiri ke belakang untuk mengambil air minumnya lagi.

Sementara Ailina menyabarkan diri melihat Aftan masih tenang-tenang saja dan tidak bergegas menjelaskan semuanya.

"Profesor Mark terluka siang ini, memar di seluruh wajahnya sepertinya habis di pukuli oleh seseorang" Aftan menjelaskan.

"Hem" jawab Ailina tak merespon dengan pertanyaan karena dia tau akan semakin panjang.

"Arsy membantunya"

"Apa?!" Baru Ailina terkejut.

"Arsy yang membantu dan membawanya ke Rumah Sakit"

"Bagaimana bisa?" Tanya Ailina.

"Itu yang menjadi pertanyaan ku juga, beberapa waktu sebelumnya kamu mengatakan Arsy mendapat telp dari Daddy nya, tapi tak lama kemudian aku malah melihatnya memapah Prof Mark dengan wajah yang sulit aku jelaskan" ucap Aftan.

"Kak Aftan gak salah lihat kan?" Tanya Ailina.

"Pandanganku masih normal Ai, jangan sembarangan bicara" jawab Aftan.

Ailina terdiam, masih berpikir dan berusaha menarik benang merah yang tak kunjung datang, dirasa semakin bingung akhirnya segera mengambil benda pipih dalam sakunya.

Aftan pun tak tinggal diam, dengan tenang menghubungi seseorang untuk menemukan semua informasi yang di butuhkan, lalu menyimpan kembali ponselnya dan bergegas pindah di samping Ailina.

"Arsy?" Tanya Aftan memastikan siapa yang di hubungi.

"Hem" jawab Ailina masih melihat layar ponsel dimana panggilan tak di respon sama sekali.

Berpikir sejenak, Ailina sudah tak kuat lagi berandai-andai menyimpulkan sesuatu, lalu kemudian menyambar tas diatas meja dan segera pamit.

"Aku pergi dulu kak!" Teriak Ailina.

"Mau kemana Ai?" Tangan Aftan sudah memegang erat tangan Ailina.

"Ketemu Arsy dan menanyakan apa yang terjadi"

Aftan tak membalas perkataan Ailina, hanya semakin erat memegang dan sedikit hentakan membuat apa yang terjadi selanjutnya di luar dugaan.

Tubuh Ailina seketika ambruk dan memeluk Aftan, mata itu saling bertemu dan Ailina segera berdiri kembali tak ingin lama dalam posisi yang sungguh panas dan menggelora jika dibiarkan begitu saja.

Bagaimana pun mereka berdua masih manusia normal pada umumnya.

"Sorry kak" ucap Ailina lirih dan merasa canggung.

"Bisakah lebih lama lagi" ucap Aftan seketika membuat Ailina terkejut.

"Apa?" Tanya Ailina kaget.

"Kita dulu sering berpelukan waktu kecil, dan nyaman sekali, kadang ingin merasakan hal itu" sahut Aftan berusaha membuat alasan yang masuk di akal adik sepupunya.

"Kita sudah gede kak, bisa salah paham kalau melakukannya, ada-ada saja" jawab Ailina yang kini sudah beranjak dan mengucap salam sebelum hilang di balik pintu.

Sesaat Aftan terkejut, mendapati sesuatu bergetar di sakunya, muncul beberapa pesan panjang yang membuatnya sedikit lama untuk membaca nya, wajahnya seketika menegang, terkejut dengan apa yang tertulis disana dan _

"Sh-it!, Ailina!" Teriak Aftan segera melesat mengejar seseorang yang di teriaki nya.

Yuk buruan KOMENnya, makin seru dan Author butuh Support untuk nulis nih, Ditunggu kiriman HADIAH, LIKE, dan Tonton IKLANnya.

Eh yang belum ngasih VOTE, Buruan ya.

Bersambung .

Terpopuler

Comments

Hj Mia Mubin

Hj Mia Mubin

koq ailina tdk sabaran ya padahal org yg punya ilmu supranatural itu orangnya pada sensitif dan selalu waspada tingkat tinggi.

2024-04-16

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

bisa jadi Arsy putrinya Prof. Mark yah,,,

2023-10-12

3

Nor Azlin

Nor Azlin

apa yang membuat si Aftan menjadi panik yah setelah menerima pesanan dari seseorang 🤔🤔🤔🤔🤔 penasaran ni semoga aja pertemanan mereka tidak membawa bencana ...apa yang membuat Prof Mark cedera ya 🤔🤔🤔🤔 siapa yang melakukan ini pada nya ....lanjut kan thor

2023-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Perkenalan dua Orang
3 Pertolongan Aftan
4 Perbuatan Arsy?
5 Para Kekasih yang Tak Terima
6 Sebulan persahabatan
7 Tragedi
8 Keanehan berujung Keusilan.
9 Tak sengaja Bertemu
10 Posisi yang Mengejutkan
11 Pertarungan
12 Pertolongan
13 Rekaman Mengejutkan
14 Perbincangan Serius
15 Teriakan Misteri
16 Meresahkan
17 Kiriman tak bertuan
18 Terbuka
19 Suara Hati
20 Kejutan
21 Pengakuan
22 Bayangan
23 Per bincangan
24 Orang Misterius
25 Pertemuan Rahasia
26 Berkas Rahasia
27 Menyerahkan
28 Percekcokan
29 Mencari
30 Penyesalan
31 Menghilang
32 Tempat tak di kenal
33 Bukan Dia
34 Pertarungan
35 Bantuan Saudara
36 Berpisah Kembali
37 Kenyataan
38 Bertemu
39 Menghindari
40 Kejadian Mengerikan
41 Mengawali Hari
42 Sebuah Gaun
43 Hari ke 14
44 Pertemuan
45 Perkenalan di Pesta
46 Satu Kenyataan
47 Pertemuan dengan Sang Paman
48 Makan Siang
49 Salah Makan
50 Melarikan diri
51 Satu Rahasia
52 Orang Yang dilindungi
53 Pertama menginjakkan kaki
54 Hari pertama
55 Pindah Tempat
56 Belum ada Kepastian
57 Pertemuan
58 Terungkap
59 Kekhawatiran
60 Belum ada Keputusan
61 Keluarga Berkumpul
62 Semakin Ramai
63 Ditolak atau di Terima?
64 SAH
65 Bersiap Pergi
66 Perjalanan Pulang
67 Ruangan Rahasia
68 Pengalaman Pertama
69 Pagi hari
70 Penawaran
71 Permasalahan yang sulit
72 Tidak Akan Pernah
73 Kabar tak Terduga
74 Terungkap
75 Keputusan Ailina
76 Berdamai dan Mendukung
77 Selamat Bergabung
78 Berpindah Tempat
79 Rencana mulai Berjalan
80 Satu Tindakan
81 Kesempatan dalam kesempitan
82 Pertarungan di pagi hari
83 Satu Rencana
84 Akhirnya
85 Teringat Sebuah Janji
86 Kedatangan Wilona
87 Janji di Tepati
88 Posesif 1
89 Niat Mempermalukan
90 Kejutan Manis
91 Kepindahan tak terduga
92 Lamaran tak terduga
93 Tak Terbaca
94 Permintaan Gila
95 Bertemu dengan seseorang
96 Terkejut
97 Berjalannya Rencana
98 Satu Malam
99 Tidak ada hasil
100 Pertarungan
101 Serangan tak terduga
102 Kabar Bahagia
103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Perkenalan dua Orang
3
Pertolongan Aftan
4
Perbuatan Arsy?
5
Para Kekasih yang Tak Terima
6
Sebulan persahabatan
7
Tragedi
8
Keanehan berujung Keusilan.
9
Tak sengaja Bertemu
10
Posisi yang Mengejutkan
11
Pertarungan
12
Pertolongan
13
Rekaman Mengejutkan
14
Perbincangan Serius
15
Teriakan Misteri
16
Meresahkan
17
Kiriman tak bertuan
18
Terbuka
19
Suara Hati
20
Kejutan
21
Pengakuan
22
Bayangan
23
Per bincangan
24
Orang Misterius
25
Pertemuan Rahasia
26
Berkas Rahasia
27
Menyerahkan
28
Percekcokan
29
Mencari
30
Penyesalan
31
Menghilang
32
Tempat tak di kenal
33
Bukan Dia
34
Pertarungan
35
Bantuan Saudara
36
Berpisah Kembali
37
Kenyataan
38
Bertemu
39
Menghindari
40
Kejadian Mengerikan
41
Mengawali Hari
42
Sebuah Gaun
43
Hari ke 14
44
Pertemuan
45
Perkenalan di Pesta
46
Satu Kenyataan
47
Pertemuan dengan Sang Paman
48
Makan Siang
49
Salah Makan
50
Melarikan diri
51
Satu Rahasia
52
Orang Yang dilindungi
53
Pertama menginjakkan kaki
54
Hari pertama
55
Pindah Tempat
56
Belum ada Kepastian
57
Pertemuan
58
Terungkap
59
Kekhawatiran
60
Belum ada Keputusan
61
Keluarga Berkumpul
62
Semakin Ramai
63
Ditolak atau di Terima?
64
SAH
65
Bersiap Pergi
66
Perjalanan Pulang
67
Ruangan Rahasia
68
Pengalaman Pertama
69
Pagi hari
70
Penawaran
71
Permasalahan yang sulit
72
Tidak Akan Pernah
73
Kabar tak Terduga
74
Terungkap
75
Keputusan Ailina
76
Berdamai dan Mendukung
77
Selamat Bergabung
78
Berpindah Tempat
79
Rencana mulai Berjalan
80
Satu Tindakan
81
Kesempatan dalam kesempitan
82
Pertarungan di pagi hari
83
Satu Rencana
84
Akhirnya
85
Teringat Sebuah Janji
86
Kedatangan Wilona
87
Janji di Tepati
88
Posesif 1
89
Niat Mempermalukan
90
Kejutan Manis
91
Kepindahan tak terduga
92
Lamaran tak terduga
93
Tak Terbaca
94
Permintaan Gila
95
Bertemu dengan seseorang
96
Terkejut
97
Berjalannya Rencana
98
Satu Malam
99
Tidak ada hasil
100
Pertarungan
101
Serangan tak terduga
102
Kabar Bahagia
103
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!