Sebulan persahabatan

Hampir satu bulan sudah, Ailina mengenal Arsy, namun hanya sedikit saja mereka bertemu, dan nyatanya Arsy masih dengan sikap yang sama tak menghiraukan Ailina sama sekali.

Tidak ada niatan Ailina untuk mendekati, baginya percuma saja, karena Arsy seolah menolak semua orang yang ada disekitarnya, entah dengan alasan apa melakukan hal itu.

Mata kuliah pagi ini terbilang paling Horor, seperti biasanya, Profesor yang mengajar terkenal paling galak dan otoriter, bahkan semua mahasiswa terasa susah bernafas saat sang profesor berjalan ingin memberikan pertanyaan.

"Ailina" satu nama terucap dari mulut sang profesor yang pastinya membuat semua mahasiswa bisa menarik nafas dengan lega.

Sang Profesor menatap Ailina sesaat sebelum akhirnya berdiri dan satu persatu menjawab soal yang tadi di lontarkan.

"Itu masih kurang sempurna, dan tugas untuk kalian semua menyempurnakan tepat waktu, tiga hari lagi harus terkumpul di meja saya, atau nilai kalian Nol" ucap sang Profesor.

Gerr

Suasana seketika riuh sejenak, namun beberapa detik kemudian tak berani gaduh di saat sang profesor yang tak lain adalah Arif Mark Rusli ber dehem memberi peringatan.

"My God, prof Mark sangat keterlaluan, tugas ini terlalu berat dan hanya di beri waktu 3 hari?" Salah satu mahasiswa nampak protes sendiri setelah kepergian sang dosen dari kelasnya, disambut dengan protes yang sama dari mahasiswa lainnya.

Ailina hanya duduk dan membereskan beberapa buku yang ada di mejanya, sebenarnya memang sangat sulit tugas yang diberikan, bahkan dirinya saja sepertinya harus berpikir agak keras untuk mengerjakannya.

"Ada apa dengan profesor, tidak seperti biasanya" gumam Ailina seolah merasakan ada hal lain dengan sosok dosen idolanya.

Prof. Mark memang sangat keras dalam hal memberikan tugas dan materi, namun tidak se ekstrim hari ini, Ailina dikenal oleh banyak mahasiswa disana karena yang berhasil dekat dengan Prof. Mark dalam waktu yang singkat.

"Ada apa?" Tanya seseorang yang sudah berada di belakang Ailina.

Ailina tersentak, lalu menoleh ke belakang, dan rupanya sudah ada Aftan berjalan menyusul langkahnya.

"Tugas banyak kak" ucap Ailina.

"Hem"

"Hem saja?"

"Lalu maumu aku jawab apa?" Tanya Aftan.

"Bantu menghibur lah" jawab Ailina.

"Kita bertarung?" Ucap Aftan

Ailina hanya menarik nafas dalam, mendengar jawaban Aftan yang tidak pas sama sekali.

"Itu bukan menghibur, tapi malah membuatku lelah"

"Setidaknya itu bisa membuat otak mu fokus" ucap Aftan, terus berjalan di sampingnya.

"Stres kak, bukan fokus" sahut Ailina kesal.

"Ya sudah" ucap Aftan.

Lagi-lagi Ailina menggelengkan kepala, saudara laki-laki nya yang satu ini memang tidak bisa membuat suasana hati lebih baik lagi, dan mereka berdua berakhir di kursi taman dengan dua minuman yang masih di bawa oleh Aftan.

"Mau yang mana?" Tanya Aftan.

"Mana saja, haus" ucap Ailina tapi sudah menyambar minuman yang hampir saja di seruput oleh Aftan.

"Kau ini" ucap Aftan.

"Hehe, kan kak Aftan yang nyuruh aku milih" sahut Ailina meringis setelah satu tegukan minuman dingin yang menyegarkan.

"Kak, hampir satu bulan" ucap Ailina tiba-tiba.

"Satu bulan?, Kamu gak datang bulan?" Sahut Aftan yang mem Bagong kan.

PLAK

"Ai!" Teriak Aftan mendapati minuman di tangannya sampai tumpah di tampel oleh Ailina.

"Mangkanya kalau ngomong yang benar" protes Ailina tak mau kalah, namun juga tak tega dan mengambil tissue untuk membersihkan celana Aftan yang terkena tumpahan.

"Mau apa?" Tanya Aftan kaget.

"Membersihkan celana kakak lah" jawab Ailina mulai menjulurkan tangannya.

"Eh, tidak usah!" Teriak Aftan segera sigap menghadang tangan Ailina.

"Sini biar aku sendiri" lanjut Aftan setelah merebut tissue dengan cepat.

Mana mungkin dirinya membiarkan Ailina membersihkan tumpahan minuman di celananya yang letaknya tak jauh dari pusakanya yang tersimpan dengan rapi, bisa rumit urusannya.

Bagaimana pun Aftan laki-laki normal, yah walaupun masih saudara sepupu, tapi mereka tak pernah hidup bersama, apalagi siapa yang tidak berdesir melihat paras Ailina.

"Ck, kenapa pikiranku jadi kemana-mana" batin Aftan menepis semua isi kepala yang bermunculan tentang Ailina.

"Sudah?" Tanya Ailina, sengaja menunggu Aftan di posisi normal setelah membersihkan celananya.

"Hem" ucap Aftan kembali duduk santai dan menikmati minuman yang tinggal separo.

"Sudah hampir sebulan kak"

"Maksudmu apa, dari tadi ngomongnya gitu" sahut Aftan sedikit kesal.

"Arsy kak, membuatku makin penasaran saja" ucap Ailina pada akhirnya.

"Kamu tertarik padanya?"

"Hem" Ailina mengangguk cepat.

"Kamu gak normal Ai?"

"Kak!" Teriak Ailina.

"Eh stop!, Jangan memukul lagi, minumanku bisa habis kalau tumpah!" Aftan sedikit menggeser duduknya saat Ailina bersiap memukulnya.

Ailina mendengus kesal, merebahkan punggungnya dengan kasar, dan bibir yang mulai maju menggemaskan.

Beberapa mahasiswa yang lewat ber siul menggoda saat melihat keindahan itu, Aftan yang awalnya tak menyadari langsung menoleh saat fenomena terjadi di depannya.

"Ck, bibirmu Ai, biasa saja!" Ucap Aftan memperingatkan.

"Terserah aku" sahut Ailina masih bertahan dengan rasa kesalnya.

"Okey, aku serius, kenapa kamu penasaran dengan Arsy?" Akhirnya Aftan membuat strategi agar Ailina mau menuruti.

Ailina langsung merubah ekspresi bahagia, bibirnya pada posisi normal kembali, merasa saatnya dirinya curhat dengan satu-satunya orang yang saat ini paling dekat dengannya.

"Gak tau kak, aku terkadang hanya kasian, dia tidak punya teman dan terkesan sengaja menyendiri, hidup seperti itu sangat sulit bukan?"

"Heh, aku tidak tau, kamu sendiri sepertinya juga begitu."

"Maksud kakak?"

"Buktinya, saat ini hanya aku yang jadi pelampiasan mu, mau kesal, marah, apapun itu, aku kan yang kamu cari?"

"Hehe, itu beda kak, karena kak Aftan saudaraku satu-satunya disini, aku gak bisa percaya begitu saja orang yang ada di negara orang kak, lebih aman kalau sama kak Aftan saja, iya kan?"Jawa Ailina yang sudah bisa cengar cengir lagi.

"Iya, dengan begitu kamu lebih enak mengamankan dirimu dengan memakai nama ku di kampus ini, itu kan tujuanmu."

"Jelas lah kak, aku gak mau ribet sama urusan laki-laki, tau sendiri mereka gimana, kalau tau aku di bawah perlindungan kak Aftan, mereka tak benari macam-macam"

"Iya, tapi mereka mengira kamu kekasihku" jawab Aftan.

"Jelaskan saja kak, aku adikmu" ucap Ailina dengan alis yang turun naik.

"Ck, mereka tidak berani bertanya padaku Ai, tapi aku tau apa yang mereka pikirkan, kau itu membuatku semakin sulit mendapatkan perempuan" sahut Aftan.

"Gampang kak, nanti aku bantu carikan" jawab Ailina penuh semangat.

"Gak perlu, urusi saja kuliahmu!" Sentak Aftan membuat Ailina melirik tajam kesal dan kembali terdiam.

"Ngambek lagi?" ucap Aftan lagi.

"Iya" sahut Ailina.

"Ya sudah, aku pergi" ucap Aftan hampir berdiri.

"Kak!" Teriak Ailina cukup keras, membuat beberapa mahasiswa yang tengah duduk santai di sekitar sampai terkejut dan menatap ke arahnya.

Aftan ikut terkejut dan segera duduk, memberikan senyuman ke beberapa mahasiswa yang penasaran berharap mereka semua mengerti kalau tidak ada masalah apa-apa.

"Kenapa harus teriak sih Ai?!" Ucap lirih Aftan sambil mempertahankan senyumannya.

"Biar gak kabur."

"Ck, sudah, cepetan, mau ngomong apa?" Tanya Aftan akhirnya.

Ailina bercerita soal Arsy lagi, dan kali ini Aftan memberikan peringatan entah yang ke berapa kali, bahwa sebaiknya jangan lagi memaksakan ikut campur urusan Arsy, apalagi sepertinya perempuan itu tak menerima pertemanan dari siapapun.

Ailina masih terdiam, dia hanya menyimpan kata-kata Aftan dalam ingatan sementara saja, lalu kembali mengeluhkan tentang prof. Mark yang baginya sangat Cerdas dan paling di senanginya.

"Sebatas apa, kamu menyukainya?" Tanya Aftan membuat Ailina langsung mendelik.

"Mau aku tabok lagi kak?"

"Ya kan aku tanya Ai"

"Ya sebatas kagum lah, prof. Mark otaknya luar biasa, tau sendiri kan, dia sangat profesional dan tak pandang mahasiswa itu mau dari golongan apa, aku suka hal itu" Ailina menjelaskan alasannya.

"Oh, ya sudah, aman" ucap Aftan begitu saja.

"Memangnya kak Aftan ngira apa?"

"Ya barangkali, otakmu konslet karena terlalu banyak beban perkuliahan, sampai jatuh cinta sama dosennya" jawab Aftan sekenanya.

"Ya mana mungkin kak, keterlaluan ya, aku gak segila itu, pantasnya prof. Mark itu jadi Papaku!" Jawab Ailina makin melotot atas prasangka Aftan yang dirasa kelewatan.

Aftan tertawa, bukannya takut dengan muka garang Ailina, malah terlihat lucu baginya.

Namun tiba-tiba _

Maafkan Author yang senang sekali membuat para pembaca makin penasaran, biar tetap semangat, yuk segera kasih dukungan HADIAH, VOTE, LIKE, KOMEN, dan Tonton IKLANnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

jgn" sang dosen ada yg merasuki,,,
aku sih setuju bgt klo Aftan sama Ailina,,, walaupun sodaraan tapi bisa di halalkan 🙏🥰🥰🥰

2023-12-16

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kan biar tambah seru ya thor😇😇

2023-10-09

1

Nur Kediri

Nur Kediri

tiba" knp

2023-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Perkenalan dua Orang
3 Pertolongan Aftan
4 Perbuatan Arsy?
5 Para Kekasih yang Tak Terima
6 Sebulan persahabatan
7 Tragedi
8 Keanehan berujung Keusilan.
9 Tak sengaja Bertemu
10 Posisi yang Mengejutkan
11 Pertarungan
12 Pertolongan
13 Rekaman Mengejutkan
14 Perbincangan Serius
15 Teriakan Misteri
16 Meresahkan
17 Kiriman tak bertuan
18 Terbuka
19 Suara Hati
20 Kejutan
21 Pengakuan
22 Bayangan
23 Per bincangan
24 Orang Misterius
25 Pertemuan Rahasia
26 Berkas Rahasia
27 Menyerahkan
28 Percekcokan
29 Mencari
30 Penyesalan
31 Menghilang
32 Tempat tak di kenal
33 Bukan Dia
34 Pertarungan
35 Bantuan Saudara
36 Berpisah Kembali
37 Kenyataan
38 Bertemu
39 Menghindari
40 Kejadian Mengerikan
41 Mengawali Hari
42 Sebuah Gaun
43 Hari ke 14
44 Pertemuan
45 Perkenalan di Pesta
46 Satu Kenyataan
47 Pertemuan dengan Sang Paman
48 Makan Siang
49 Salah Makan
50 Melarikan diri
51 Satu Rahasia
52 Orang Yang dilindungi
53 Pertama menginjakkan kaki
54 Hari pertama
55 Pindah Tempat
56 Belum ada Kepastian
57 Pertemuan
58 Terungkap
59 Kekhawatiran
60 Belum ada Keputusan
61 Keluarga Berkumpul
62 Semakin Ramai
63 Ditolak atau di Terima?
64 SAH
65 Bersiap Pergi
66 Perjalanan Pulang
67 Ruangan Rahasia
68 Pengalaman Pertama
69 Pagi hari
70 Penawaran
71 Permasalahan yang sulit
72 Tidak Akan Pernah
73 Kabar tak Terduga
74 Terungkap
75 Keputusan Ailina
76 Berdamai dan Mendukung
77 Selamat Bergabung
78 Berpindah Tempat
79 Rencana mulai Berjalan
80 Satu Tindakan
81 Kesempatan dalam kesempitan
82 Pertarungan di pagi hari
83 Satu Rencana
84 Akhirnya
85 Teringat Sebuah Janji
86 Kedatangan Wilona
87 Janji di Tepati
88 Posesif 1
89 Niat Mempermalukan
90 Kejutan Manis
91 Kepindahan tak terduga
92 Lamaran tak terduga
93 Tak Terbaca
94 Permintaan Gila
95 Bertemu dengan seseorang
96 Terkejut
97 Berjalannya Rencana
98 Satu Malam
99 Tidak ada hasil
100 Pertarungan
101 Serangan tak terduga
102 Kabar Bahagia
103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Perkenalan dua Orang
3
Pertolongan Aftan
4
Perbuatan Arsy?
5
Para Kekasih yang Tak Terima
6
Sebulan persahabatan
7
Tragedi
8
Keanehan berujung Keusilan.
9
Tak sengaja Bertemu
10
Posisi yang Mengejutkan
11
Pertarungan
12
Pertolongan
13
Rekaman Mengejutkan
14
Perbincangan Serius
15
Teriakan Misteri
16
Meresahkan
17
Kiriman tak bertuan
18
Terbuka
19
Suara Hati
20
Kejutan
21
Pengakuan
22
Bayangan
23
Per bincangan
24
Orang Misterius
25
Pertemuan Rahasia
26
Berkas Rahasia
27
Menyerahkan
28
Percekcokan
29
Mencari
30
Penyesalan
31
Menghilang
32
Tempat tak di kenal
33
Bukan Dia
34
Pertarungan
35
Bantuan Saudara
36
Berpisah Kembali
37
Kenyataan
38
Bertemu
39
Menghindari
40
Kejadian Mengerikan
41
Mengawali Hari
42
Sebuah Gaun
43
Hari ke 14
44
Pertemuan
45
Perkenalan di Pesta
46
Satu Kenyataan
47
Pertemuan dengan Sang Paman
48
Makan Siang
49
Salah Makan
50
Melarikan diri
51
Satu Rahasia
52
Orang Yang dilindungi
53
Pertama menginjakkan kaki
54
Hari pertama
55
Pindah Tempat
56
Belum ada Kepastian
57
Pertemuan
58
Terungkap
59
Kekhawatiran
60
Belum ada Keputusan
61
Keluarga Berkumpul
62
Semakin Ramai
63
Ditolak atau di Terima?
64
SAH
65
Bersiap Pergi
66
Perjalanan Pulang
67
Ruangan Rahasia
68
Pengalaman Pertama
69
Pagi hari
70
Penawaran
71
Permasalahan yang sulit
72
Tidak Akan Pernah
73
Kabar tak Terduga
74
Terungkap
75
Keputusan Ailina
76
Berdamai dan Mendukung
77
Selamat Bergabung
78
Berpindah Tempat
79
Rencana mulai Berjalan
80
Satu Tindakan
81
Kesempatan dalam kesempitan
82
Pertarungan di pagi hari
83
Satu Rencana
84
Akhirnya
85
Teringat Sebuah Janji
86
Kedatangan Wilona
87
Janji di Tepati
88
Posesif 1
89
Niat Mempermalukan
90
Kejutan Manis
91
Kepindahan tak terduga
92
Lamaran tak terduga
93
Tak Terbaca
94
Permintaan Gila
95
Bertemu dengan seseorang
96
Terkejut
97
Berjalannya Rencana
98
Satu Malam
99
Tidak ada hasil
100
Pertarungan
101
Serangan tak terduga
102
Kabar Bahagia
103
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!