Kiriman tak bertuan

Sementara di Apartemen yang lain, nampak Asry berjalan pelan menuju ke kamarnya, hampir saja tangganya menyentuh handle pintu, dan rupanya suara seseorang sudah mendahului.

"Baru pulang?" Tanya seseorang yang dipanggil Dady oleh Arsy.

"Sorry dad." jawab Arsy.

"Dari mana saja?"

"Aku sudah mengabari" sahut Arsy.

"Daddy hanya tanya kamu dari mana" ucap laki-laki itu kini berjalan mendekat setelah lihat ada yang aneh dengan penampilan Arsy.

"Apa ini?" Tanyanya kembali.

Arsy masih terdiam, sedangkan Deddy nya Sakin heran saat mulai melihat semua bekas luka yang ada di kulit luar Arsy, hanya nampak membiru, tapi itu sangat jelas membuat yang melihat akan merasa ngilu.

"Katakan, ada apa Arsy?" ucapnya dengan intonasi yang sedikit menekan penuh dengan tuntutan penjelasan.

"Seperti yang biasa terjadi Dad, ada yang berusaha menyakitiku, dan aku hanya membela diri" ucap Arsy.

"What!, Apa yang terjadi dengan orang itu?" Pertanyaan yang menampakkan begitu cemas dirasakan.

"Kenapa Daddy malah mengkhawatirkan nya, seharusnya Daddy menanyakan hal itu padaku" jawab Arsy dan ingin beranjak pergi.

Lengannya tertahan oleh tangan yang memegangnya dengan tiba-tiba,

"Tunggu, kamu sudah disini dan baik-baik saja, untuk itu Daddy tidak lagi mengkhawatirkan mu, dan katakan apa yang terjadi dengan orang itu Arsy" pinta sang Daddy ingin tau masalah apa lagi yang ditimbulkan.

"Mati" ucap Arsy dan segera menarik lengannya untuk pergi.

"Arsy.." ucap sang Dady sangat terkejut, duduk lemas begitu saja di sofa merasa kakinya tak mampu lagi menahan tubuhnya.

"Tidak ada masalah kali ini, jangan khawatir, aku bisa menjaga diri" ucap Arsy sekali lagi keluar dan melihat Daddy nya masih duduk termenung sambil beberapa kali mengusap wajahnya tanda kecemasan begitu nampak disana.

Tak ada lagi ucapan yang dirasa perlu keluar, lalu sang Daddy beranjak dan masuk ke dalam kamar dengan membawa air dalam gelas yang sebelumnya diambil dari dapur yang tak jauh dari kamarnya.

Arsy terdiam dalam penerangan remang kamarnya, menatap lurus ke depan sambil memegang tangannya yang gemetaran dan dari tadi dia tahan.

Air matanya menetes, sesak di dadanya semakin menghimpit beban pikirannya, bibirnya bergetar menahan amarah dan kecewa yang tidak tau harus dia bawa kemana.

"Kenapa?" Ucapnya lirih dalam tangis yang tak bersuara.

"Kenapa harus aku, kenapa ini semua ada padaku" melanjutkan protes akan dirinya.

Tak lagi mampu pergi kemanapun, Arsy akhirnya merobohkan diri diatas kasur dengan segudang bayangan mengerikan dan sakit yang masih bisa dia rasakan dalam ingatan.

*

*

Aftan melihat ponselnya saat ada tanda notifikasi pesan masuk, sedikit mengerutkan kening, sedikit berita didapatkan.

"Jadi dia adalah _" ucap Aftan terkejut namun hanya diam seolah memikirkan sesuatu.

Membersihkan diri tujuan utama yang hendak dilakukan, gemericik air membuatnya masih bertahan dalam guyuran Shower yang membuat Aftan memikirkan sesuatu.

Perasaan yang kini datang begitu menggebu, terkadang rindu dan ingin memiliki, bahkan ikut merasakan sakit disaat melihatnya bersedih.

"My God, apa ini" batin Aftan mengusap wajahnya berkali-kali saat air itu terus tumpah disana.

Aftan berusaha untuk menjaga kewarasannya, membuang jauh pikiran konyol yang sering merasuki, hentakan kaki dan tangan sedikit kasar meninggalkan kamar mandi mewah yang ada di dalam Apartemen.

Menyambar ponsel sebelum tidur untuk mengecek kabar yang barangkali masuk dan belum terlihat olehnya, benar saja, ada beberapa pesan sudah menanti untuk di buka kembali.

"Sh-it!, Pesan seperti ini lagi, aku sudah blokir nomernya, orang ini tidak menyerah juga memakai nomer yang lainnya" Aftan berbicara dengan dirinya sendiri.

Tangannya begitu cekatan memasukkan lagi sebuah nomer dalam kotak blokir dan kemudian menarik nafas panjang, merasa geram juga karena bisa di pastikan nomer yang masuk itu tak akan bisa dilacak seperti biasanya.

Sementara Ailina juga tengah dilanda kegelisahan yang sama, hanya saja kasusnya berbeda.

"Aku harus tau sendiri apa yang terjadi dengan Asry, kalau aku bertanya langsung, bisa dipastikan dia tidak akan mau menjelaskan seperti biasanya" gumam Ailina lirih sambil duduk di pinggiran tempat tidur.

Lalu dirinya merebahkan tubuh, merasa begitu lelah setelah kejadian yang cukup menguras tenaga dan juga pikirannya.

Aneh dirasakan sesaat oleh Ailina, rasanya ada aktifitas yang tidak disadari dalam Apartemennya, namun ras kantuk kali ini mengalahkan segalanya, mungkin juga apa yang di rasakan hanya efek otaknya yang terlalu panas dengan masalah yang di pikirkan.

*

*

Pancaran sinar matahari pagi terasa hangat menyapa, tak satupun yang bisa menolak begitu indah ciptaan yang Kuasa disaat menyinari bumi dan segala isinya.

Ailina segera bangkit dan pergi untuk membersihkan diri, cukup tenang dirasakan karena perkuliahan masuk siang hari.

Saat membuka isi Kulkas Ailina mende-sah, lagi-lagi selalu lupa mengisi bahan makanan untuk sekedar membuat sarapan, lalu dirinya beralih ke tempat lain untuk membuat minuman hangat.

Seteguk sudah masuk dan menghangatkan perut yang tentunya sudah keroncongan, lalu berjalan membenahi diri bersiap keluar untuk mencari kebutuhan yang diperlukan.

Ceklek

Brug

"My God!, Apa ini?" Ucap Ailina terkejut saat kakinya menabrak sesuatu yang ada di depan pintu Apartemennya.

Perlahan berjongkok, kemudian jari jemarinya menyusuri satu persatu bungkusan yang berjajar di sana, dan semua berisi bahan makanan, mulai dari roti, selai dan sebagainya.

"Heh, pasti perbuatan kak Aftan, siapa lagi" gumam Ailina, lalu segera mengambil handphone dalam saku dan mengirimkan pesan.

Notifikasi balasan langsung di dapatkan, berisi kata Okey saja, membalas pesan Ailina yang bertuliskan 'Terimakasih kak' untuk Aftan.

Beberapa kantong plastik diringkas oleh Ailina dan di bawa masuk ke dalam, lumayan banyak, bahkan ada buah-buahan juga yang kini di tata dengan apik di dalam lemari pendingin.

Sarapan pagi pun berjalan aman dan tentram, dikira akan direbut oleh Aftan, nyatanya tidak, dan terkendali sampai Ailina menghabiskan menu lezat yang di buatnya.

Segera berangkat dan mengikuti aktifitas seperti biasanya di kampus, tak terasa di tengah panasnya matahari yang semakin terik, mata kuliah sudah berhasil dilewati, dan saatnya siang berakhir di kantin dengan perut yang kelaparan.

"Lapar?" Tanya seseorang mengagetkan Ailina.

"Hem" jawab Ailina setelah melihat siapa yang bertanya.

"Kak Aftan sudah makan?" Lanjut Ailina disaat merasa aneh saat Aftan hanya duduk di depannya dan menatapnya saja.

"Sudah, tadi dengan teman-teman" jawab Aftan.

"Terus, kenapa ada disini?" Tanya Ailina.

Tidak ada jawaban, lalu Aftan duduk menyandarkan punggung dan mengambil handphonenya, sementara Ailina hanya melihat cuek dan melanjutkan makannya.

"Tadi pagi terimakasih untuk apa?" Tanya Aftan.

"Kiriman kak Aftan" jawab Ailina.

"Aku tidak mengirim apapun"

"Uhuk uhuk"

Seketika Ailina tersedak saking terkejutnya.

"Sungguh?" Tanya Ailina.

"Hem, memangnya kamu dapat kiriman apa?" Aftan seketika meletakkan handphonenya, dan memasang wajah serius.

Nah Nah, masih penasaran lagi?, yuk kasih Author dukungan biar tambah semangat mengupas satu persatu misteri yang ada, jangan lupa HADIAH, VOTE, LIKE, KOMEN, dan Tonton IKLANnya.

Kembali Update siang hari.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Blom bisa ngeraba alurnya kemana nii? 🤔🤔

2023-12-03

1

⒋ⷨ͢⚤ Icʝιвяιℓ ємєя_Adinda wait

⒋ⷨ͢⚤ Icʝιвяιℓ ємєя_Adinda wait

pasti tu sky yg ngirimin makanan

2023-11-12

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

secret admire nya Ailina pasti deh🙃🙃

2023-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Perkenalan dua Orang
3 Pertolongan Aftan
4 Perbuatan Arsy?
5 Para Kekasih yang Tak Terima
6 Sebulan persahabatan
7 Tragedi
8 Keanehan berujung Keusilan.
9 Tak sengaja Bertemu
10 Posisi yang Mengejutkan
11 Pertarungan
12 Pertolongan
13 Rekaman Mengejutkan
14 Perbincangan Serius
15 Teriakan Misteri
16 Meresahkan
17 Kiriman tak bertuan
18 Terbuka
19 Suara Hati
20 Kejutan
21 Pengakuan
22 Bayangan
23 Per bincangan
24 Orang Misterius
25 Pertemuan Rahasia
26 Berkas Rahasia
27 Menyerahkan
28 Percekcokan
29 Mencari
30 Penyesalan
31 Menghilang
32 Tempat tak di kenal
33 Bukan Dia
34 Pertarungan
35 Bantuan Saudara
36 Berpisah Kembali
37 Kenyataan
38 Bertemu
39 Menghindari
40 Kejadian Mengerikan
41 Mengawali Hari
42 Sebuah Gaun
43 Hari ke 14
44 Pertemuan
45 Perkenalan di Pesta
46 Satu Kenyataan
47 Pertemuan dengan Sang Paman
48 Makan Siang
49 Salah Makan
50 Melarikan diri
51 Satu Rahasia
52 Orang Yang dilindungi
53 Pertama menginjakkan kaki
54 Hari pertama
55 Pindah Tempat
56 Belum ada Kepastian
57 Pertemuan
58 Terungkap
59 Kekhawatiran
60 Belum ada Keputusan
61 Keluarga Berkumpul
62 Semakin Ramai
63 Ditolak atau di Terima?
64 SAH
65 Bersiap Pergi
66 Perjalanan Pulang
67 Ruangan Rahasia
68 Pengalaman Pertama
69 Pagi hari
70 Penawaran
71 Permasalahan yang sulit
72 Tidak Akan Pernah
73 Kabar tak Terduga
74 Terungkap
75 Keputusan Ailina
76 Berdamai dan Mendukung
77 Selamat Bergabung
78 Berpindah Tempat
79 Rencana mulai Berjalan
80 Satu Tindakan
81 Kesempatan dalam kesempitan
82 Pertarungan di pagi hari
83 Satu Rencana
84 Akhirnya
85 Teringat Sebuah Janji
86 Kedatangan Wilona
87 Janji di Tepati
88 Posesif 1
89 Niat Mempermalukan
90 Kejutan Manis
91 Kepindahan tak terduga
92 Lamaran tak terduga
93 Tak Terbaca
94 Permintaan Gila
95 Bertemu dengan seseorang
96 Terkejut
97 Berjalannya Rencana
98 Satu Malam
99 Tidak ada hasil
100 Pertarungan
101 Serangan tak terduga
102 Kabar Bahagia
103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Perkenalan dua Orang
3
Pertolongan Aftan
4
Perbuatan Arsy?
5
Para Kekasih yang Tak Terima
6
Sebulan persahabatan
7
Tragedi
8
Keanehan berujung Keusilan.
9
Tak sengaja Bertemu
10
Posisi yang Mengejutkan
11
Pertarungan
12
Pertolongan
13
Rekaman Mengejutkan
14
Perbincangan Serius
15
Teriakan Misteri
16
Meresahkan
17
Kiriman tak bertuan
18
Terbuka
19
Suara Hati
20
Kejutan
21
Pengakuan
22
Bayangan
23
Per bincangan
24
Orang Misterius
25
Pertemuan Rahasia
26
Berkas Rahasia
27
Menyerahkan
28
Percekcokan
29
Mencari
30
Penyesalan
31
Menghilang
32
Tempat tak di kenal
33
Bukan Dia
34
Pertarungan
35
Bantuan Saudara
36
Berpisah Kembali
37
Kenyataan
38
Bertemu
39
Menghindari
40
Kejadian Mengerikan
41
Mengawali Hari
42
Sebuah Gaun
43
Hari ke 14
44
Pertemuan
45
Perkenalan di Pesta
46
Satu Kenyataan
47
Pertemuan dengan Sang Paman
48
Makan Siang
49
Salah Makan
50
Melarikan diri
51
Satu Rahasia
52
Orang Yang dilindungi
53
Pertama menginjakkan kaki
54
Hari pertama
55
Pindah Tempat
56
Belum ada Kepastian
57
Pertemuan
58
Terungkap
59
Kekhawatiran
60
Belum ada Keputusan
61
Keluarga Berkumpul
62
Semakin Ramai
63
Ditolak atau di Terima?
64
SAH
65
Bersiap Pergi
66
Perjalanan Pulang
67
Ruangan Rahasia
68
Pengalaman Pertama
69
Pagi hari
70
Penawaran
71
Permasalahan yang sulit
72
Tidak Akan Pernah
73
Kabar tak Terduga
74
Terungkap
75
Keputusan Ailina
76
Berdamai dan Mendukung
77
Selamat Bergabung
78
Berpindah Tempat
79
Rencana mulai Berjalan
80
Satu Tindakan
81
Kesempatan dalam kesempitan
82
Pertarungan di pagi hari
83
Satu Rencana
84
Akhirnya
85
Teringat Sebuah Janji
86
Kedatangan Wilona
87
Janji di Tepati
88
Posesif 1
89
Niat Mempermalukan
90
Kejutan Manis
91
Kepindahan tak terduga
92
Lamaran tak terduga
93
Tak Terbaca
94
Permintaan Gila
95
Bertemu dengan seseorang
96
Terkejut
97
Berjalannya Rencana
98
Satu Malam
99
Tidak ada hasil
100
Pertarungan
101
Serangan tak terduga
102
Kabar Bahagia
103
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!