Ailina kini berjalan di samping Arsy yang masih terdiam, merasa aneh sebenarnya, karena tidak seperti yang di kira, Arsy masih tetap berjalan nan tidak mencari taksi yang berlalu lalang.
"Sampai kapan kamu akan berjalan?" Tanya Ailina pada akhirnya.
"Sebentar lagi sampai" ucap Arsy membuat Ailina mengerutkan kening.
"Dekat sini?" Tanya Ailina.
"Hem, aku baru saja pindah kesini" ucap Arsy.
"Oh ya?, Berarti tempat tinggal kita masih satu komplek Apartemen bukan?" Tanya Ailina memastikan.
Arsy menjawab dengan anggukan, dan Ailina melebarkan mata tak percaya, namun juga merasa lega karena tak lama akan sampai di tujuan.
"Maaf, sudah malam, sebaiknya kamu pulang, dan ini_" ucap Arsy sambil menyerahkan sobekan kertas bertuliskan beberapa nomer disana.
Ailina menerima, melihat sejenak apa yang kini ada ditangannya, membaca dan memastikan kalau itu adalah nomer handphone.
Arsy tersenyum, dan kali ini Ailina tertegun, ternyata wanita aneh yang selama ini berinteraksi dengannya cantik juga saat tersenyum dan aneh, rasanya Ailina seperti melihat senyuman seseorang yang mirip dengannya.
Ailina tak ingin berdebat lagi, lalu dirinya berjalan pulang, memasukkan nomor handphone yang diberikan ke dalam handphonenya.
"Aku peringatkan!" Ucapan seseorang membuat Ailina menghentikan langkah.
"Kalian mau apa?" Tanya Ailina dengan sikap waspada.
"Jangan dekati wanita ib-lis itu kalau kamu tidak mau kena imbasnya, karena suatu saat nanti kita akan mendapatkan cara untuk mencincang nya tanpa sisa" jawab salah satu dari mereka.
"Arsy manusia biasa seperti kita, kenapa kalian benci sekali padanya?" Tanya Ailina untuk mengurangi rasa penasarannya.
Hampir semua tersenyum sinis saat mendengar pertanyaan Ailina, dan salah satu dari mereka akhirnya berjalan mendekat dan menatap tajam.
Ailina sedikit menggeser tubuhnya ke belakang, namun kemudian dirinya terkejut saat laki-laki itu menyerahkan handphonenya yang sudah ada rekaman video di dalamnya.
Mengamati dengan seksama apa yang ada dalam rekaman itu, dan tentu saja Ailina terkejut, di mana nampak Arsy tengah berdiam dan menikmati teriakan seseorang yang terlihat tersiksa dan mengeluarkan darah dari kedua mata hidung dan telinganya.
"Sh-it!, Apa ini?" Gumam Ailina begitu terkejut melihat pemandangan yang ada.
Ponsel yang ada di genggamannya kini sudah direbut kembali, Ailina tidak bisa melihat kelanjutan dari sebuah tayangan video yang cukup mengerikan.
"Itu tidak seberapa, dan kami semua punya dendam yang sama, hanya saja bukti kami tidak cukup kuat untuk menyeret wanita se-tan itu ke dalam jerat hukuman" ucap laki-laki yang kini sudah mengantongi ponselnya kembali.
Mereka semua segera pergi, dengan tatapan tajam dan memperingatkan Ailina sebelum semuanya bubar dan tidak nampak lagi.
Sementara Ailina kini berjalan perlahan dan masih cukup bingung dengan rekaman video yang jelas memperlihatkan di mana Arsy ada di sana.
"Apa yang sebenarnya dilakukannya, mungkinkah dia mempunyai kekuatan supranatural yang mengerikan itu, tapi kenapa aku tidak bisa merasakan kekuatan apapun saat berada di dekatnya?" Ailina bertanya-tanya dalam hatinya.
Sampai di Apartemen Ailina segera masuk dan membersihkan dirinya, saatnya untuk mengistirahatkan tubuh juga pikiran, walaupun sebenarnya bayangan Arsy dan semua rasa penasaran masih berada di otaknya.
*
*
Pagi hari yang menyapa seperti biasanya disambut oleh Alina dengan senyuman dan semangat untuk memulai aktivitasnya.
Setelah membersihkan diri di kamar mandi dan saatnya menatap wajahnya sendiri di depan cermin untuk memberikan skin care di kulit wajah seperti yang biasa dilakukan.
"Okey Ailina, semangat!" Ucapnya dalam hati menyemangati diri sendiri.
Begitulah Ailina disaat pagi, memperbaiki dan menjaga moodnya dengan mengeluarkan semua aura positif agar perjalanan hidupnya selalu ceria dan bahagia dengan semua permasalahan yang pastinya ada.
Berjalan menyusuri lorong, hingga sampai di tepian jalan raya raya, Ailina tersenyum dan menyapa orang-orang yang menatapnya dengan kekaguman seperti biasanya.
Dan seperti biasanya juga suara klakson menyambangi telinganya.
"My God, masih menemukanku juga" ucap Ailina lirih dan segera membalikkan badannya.
"Pagi sekali" ucap seseorang dari dalam mobilnya.
"Ck, iya kak, ada keperluan di kampus" alasan Ailina yang sebenarnya ingin menghindari Aftan pagi ini.
"Masuk" ucap Aftan.
"Aku jalan kaki saja kak" sahut Ailina.
"Okey, aku akan menghubungi Aunty Alena" ucap Aftan tanpa basa basi dan mengambil ponselnya.
"What!, Oke-oke, aku masuk!" Teriak Ailina langsung melesat.
Kesal sudah pasti, menggunakan sang Mommy sebagai senjata untuk memaksanya benar-benar membuat Ailina tak bisa berkutik lagi, karena memang dari awal sang Mommy meloloskan permintaan untuk tinggal sendirian di Apartemen sederhana yang jauh dari jangkauan keluarganya, tapi dengan syarat tetap dalam pantauan Aftan Brian Nugraha.
"Masih pagi, tidak harus menunjukkan wajah seperti itu" ucap Aftan.
"Heh_, iya, jalan" jawab Ailina.
Belum beberapa menit melajukan mobilnya, Ailina seketika berteriak.
"Stop kak!"
Cit
"Sh-it!" Aftan benar-benar terkejut dan terpaksa mengerem mendadak.
Tanpa merasa berdosa Ailina hanya nyengir dan membuka pintu begitu saja, tidak peduli Aftan yang mendapat serangan klakson dan umpatan dari beberapa pengemudi di belakangnya.
Aftan tetap tersenyum dan memberikan kode permintaan maaf sambil meminggirkan mobilnya, lalu melihat Ailina kini sudah berlarian ke arahnya lagi dan tidak sendiri.
"Ayo kak!" Ucap Ailina sudah tersenyum ceria.
"Kau ini benar-benar keterlaluan Ai, masuk!" Geram Aftan melihat perbuatan adik sepupunya.
Ailina segera masuk dan tak peduli melihat wajah kesal Aftan yang sudah melanjutkan perjalanan.
"Aku bisa berjalan kaki Ai" ucap Seseorang yang sudah duduk di kursi belakang bersama Ailina.
"Kita kan bisa sekalian, satu tujuan juga, iya kan kak?" Ucap Ailina.
"Hem" jawab Aftan cuek dan fokus ke jalanan yang semakin padat.
Hingga tak banyak perbincangan terjadi, Aftan sudah menghentikan mobil di parkiran kampus, karena memang jarak kampus sudah tak jauh dari terakhir Ailina dan Arsy berada dalam mobilnya.
Arsy menatap Aftan sejenak, sedikit senyuman dan anggukan kepala sebagai tanda terimakasih di berikan, Aftan membalas dengan sedikit bingung, karena tak ada kata keluar sedikitpun.
"Aku pergi dulu" ucap Arsy dan bergegas dengan cepat.
"Eh tunggu!" Teriak Ailina tak bisa berlari menyusul saat ada tangan yang menahan.
"Tas mu" ucap Aftan menahan tangan Ailina.
"Oh iya, makasih kak" Ailina segera menyahut dan masih tetap tak bisa melanjutkan geraknya lagi.
"Ada apa lagi kak?"
"Laptop" ucap Aftan.
"Oh My God, kenapa aku jadi lupa begini" Ailina mengomel sendiri dan mengambil laptopnya.
BRAK
Agak kesal Ailina menutup pintunya sedikit kencang, dan Aftan hanya menengok sejenak saja.
Merasa ada yang masih menarik dirinya, Ailina akhirnya emosi juga.
"Apa lagi sih kak!" Teriaknya.
Aftan terkejut, tak merasa melakukan apapun dan kemudian tertawa sendiri saat menyadari sesuatu, dimana baju Ailina lah yang menahan geraknya.
"Ini baju kenapa nyangkut juga!" Omel Ailina lagi saat menyadari ternyata baju atasannya yang menarik dirinya sendiri karena terjepit pintu mobil.
"Sorry, aku pergi!" Ucap Ailina sewot.
Aftan mengangguk berusaha menghentikan tawa tapi tak bisa, begitu konyol kelakuan Ailina membuatnya berakhir senyum-senyum sendiri sambil melangkahkan kaki.
*
*
Jam pertama sudah hampir di mulai, Ailina segera berlari sambil merapikan bajunya dan bersyukur tak jadi telat masuk, apalagi di jam pertama adalah materi dari sang dosen idola sekaligus paling di takuti dan disegani.
Perintah mengumpulkan tugas di akhir materi yang di berikan segera di sambut oleh semua mahasiswi dengan wajah pasrah, prof Mark merapikan diri dan berjalan keluar.
"Ailina" panggil prof Mark.
"Iya prof" Jawa Ailina penuh hormat saat dirinya hampir saja melintas menuju ke taman.
"Bisa ikut dengan ku?" Ucap sang profesor melanjutkan jalannya.
Apa yang akan dikatakan prof Mark ke Ailina?, yang masih penasaran, jangan lupa ikuti lanjutannya di jam siang nanti.
Ditunggu dukungannya ya, HADIAH, VOTE, LIKE, KOMEN, dan Tonton IKLANnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
jangankan kamu ai....nenek mu jasmin dan tantemu reyna pun gk bisa mendeteksi kekuatanny arsy 😁😁😁
2024-09-02
1
suharwati jeni
prof nitipin arsy ke ailina x ya
2024-06-18
0
Sugiharti Rusli
masih meraba-raba yah alurnya akan seperti apa nih si Ailina,,,
2023-10-11
4