Keanehan berujung Keusilan.

Nampak di layar monitor yang terpasang di pintu untuk melihat siapa yang datang, Ailina mende-sah panjang dan dengan malas membukanya.

"Password pintu dirubah?" Pertanyaan yang membuat Ailina malas menjawabnya dari seseorang yang masuk begitu saja setelah mengucap salam seperti biasanya.

"Harum sekali, sepertinya kau sudah menyambut kedatanganku Ai" lanjutnya.

"Ish, pede sekali, kak Aftan menganggu ku saja" jawab Ailina kini sudah duduk kembali di meja makan.

"Oh ya?, Keberatan aku makan malam disini?" Tanya Aftan.

"Bukan keberatan, tapi kak Aftan mengganggu momen makanan lezat ini yang sudah hampir sampai di lidahku" protes Ailina.

"Siapa suruh mengganti password pintu Apartemen" sahut Aftan mengambil piring sendiri dan bersiap menemani makan di depan Ailina.

"Bukannya kak Aftan sendiri yang nyuruh, rutin ganti Password dua minggu sekali, lupa?" Ucap Ailina.

"Kamu yang lupa memberitahu ku" jawab Aftan santai.

"Heh, dasar!" sahut Ailina, lalu mengambilkan makanan dan menikmati berdua dengan Aftan.

"Hem, lumayan" ucap Aftan.

Sedangkan Ailina masih tanpa ekspresi apapun dan hanya menikmati makanan hasil jerih payahnya dan begitu lezat sesuai seleranya.

Selesai makan, Aftan segera berjalan ke sofa untuk menikmati tontonan TV yang entah beberapa bulan yang jarang dilakukan karena kesibukannya.

"Ada apa kakak kemari?" Tanya Ailina.

"Ada pesan dari kedua saudara kembarmu untuk mengawasi" jawab Aftan.

"Ada lagi?" Sahut Ailina yang merasakan bukan hanya itu saja yang ingin disampaikan.

"Hem, Arsy" ucap Aftan lalu menaruh remote TV setelah mendapatkan channel sport yang di cari.

Ailina menghentikan geraknya, bergeser mendekat dan menatap intens wajah Aftan yang mulai nampak serius.

"Ada apa dengan Arsy?" Tanya Ailina.

"Banyak cerita yang aku dapat, dan itu sangat mengejutkan, tadi siang aku juga sempat mengikutinya namun sayang _"

"Kenapa kak?"

"Dia menghilang, sepertinya sengaja bersembunyi" jawab Aftan.

Ailina merilekskan tubuhnya, mengangkat satu kakinya untuk di lipat menyamankan posisi.

"Ada lagi yang kakak dapatkan tentang Arsy?" Tanya Ailina lagi.

"Masih banyak, dan misterius"

"Juga mengerikan" sahut Ailina.

Aftan seketika menatap Ailina, sepertinya informasi yang di dapatkan sudah sampai di telinganya.

"Kau juga mendengarnya?" Tanya Aftan memastikan.

Ailina mengangguk pelan, dan menarik nafas panjang, rasanya masih tidak percaya dengan kabar berita yang sampai ke telinganya.

"Apa yang kau dengar Ai?" Tanya Aftan.

"Banyak kak, dan aku melihat Arsy tersenyum sinis saat melihat tubuh mahasiswi yang terluka cukup parah tadi siang" jawab Ailina.

Aftan terkejut, seketika menatap lebih tajam mata Ailina.

"Oh sh-it!" Batin Aftan segera mengalihkan pandanganya.

"Aku melihat sendiri hal itu, entahlah kak, mungkinkah Arsy melakukan hal mengerikan itu?" Ucap Ailina melanjutkan ungkapan kegalauan hatinya.

"Aku juga tidak tau" jawab Aftan.

Keduanya melanjutkan cerita, mensinkronkan cerita yang tersebar dan di dapatkan keduanya, ternyata semua cerita yang di dapat hampir sama. Namun ada satu hal yang membuat Aftan sangat terkejut.

"Benarkah, aku tidak mendengar hal itu" ucap Aftan.

"Sekitar dua Minggu yang lalu kak, Arsy di hajar hingga babak belur dalam kamar mandi oleh mereka, dengan alasan yang sama, karena ingin balas dendam tidak terima kekasih mereka di lukai oleh Arsy, kalau hal itu, kak Aftan yang menolong tiga pemuda waktu itu bukan?" Tanya Ailina.

"lalu apa yang terjadi?" Ucap Aftan.

"Karena kekuasaan orang tua mereka masalah itu tertutupi dengan rapi, dan Arsy hampir dua minggu tidak nampak di kampus karena ijin tidak masuk untuk beristirahat karena sakit" jawab Ailina.

"Mengerikan, mereka para orang tua kadang tak menyadari kebodohannya dengan melindungi anak dengan berbuat hal yang justru akan menimbulkan bencana" sahut Aftan masih menatap layar Televisi sambil sesekali menatap Ailina.

"Aku juga sulit untuk mengetahui siapa Arsy sebenarnya, yang aku tau, hanya seorang Mahasiswi yang sama-sama baru masuk di universitas ini" ucap Ailina.

Aftan masih terdiam, tak mengatakan apapun lagi, dirasa perbincangan soal Arsy cukup untuk hari ini.

"Sebaiknya jangan terlalu ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak kita kenal Ai, aku merasakan sesuatu yang tidak nyaman dengan Arsy" Aftan memperingatkan.

Ailina tertegun mendengar perkataan Aftan, lalu mengangguk pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu sofa, perlahan melorot hingga kini tubuhnya sempurna terlentang di atas Sofa dengan wajah di tutup bantal kecil yang ada di sana.

Aftan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Ailina yang terkadang begitu mirip anak kecil, hal itu yang sebenarnya membuatnya khawatir, karena tingkah polosnya justru membawa daya tarik tersendiri.

"Besok hari libur, tidak ingin jalan-jalan?" Tanya Aftan.

Ailina menggelengkan kepala.

"Pengen istirahat seharian di rumah kak, memanjakan diri dan bermalas-malasan saja seperti ini, aku capek" cicit Ailina namun tak mendengar jawaban apapun dari lawan bicaranya.

Merasa ada yang aneh dengan suasananya, Ailina membuka bantal di wajahnya dan benar saja, tak mendapati seorangpun disana.

"Astaga, aku ngomong sendirian dari tadi?" Gumam Ailina merasa kesal dan rugi.

Pandangannya menyapu semua ruangan, dan ditemukan Aftan yang sudah berjalan mendekat kembali setelah mengambil air dingin dalam lemari es yang terletak di dapur.

"Heh, dasar" gumam Ailina lalu merebahkan tubuhnya lagi.

"Besok ku jemput jam 9" ucap Aftan setelah duduk kembali di samping Ailina.

"Kemana?" Tanya Ailina merasa aneh.

"Ke Apartemen ku"

"Ck, buat apa kak?" Ucap Ailina malas.

"Tubuh mu jangan terlalu di manja, karena dunia tidak selalu baik-baik saja" jawab Aftan.

Ailina tak menyahut, sudah pasti percuma, menolak Aftan untuk berlatih kekuatannya adalah omong kosong saj tentunya, toh kakaknya itu akan tetap memaksa, dan bahkan mungkin menyerangnya begitu saja di apartemennya saat ini jika berani menghindari.

"Bagus, aku pergi dulu"

"Hem" jawab Ailina malas.

Tidak masalah bagi Aftan apapun sikap Ailina, karena dia paham betul kalau keinginannya tidak mungkin di tolak oleh saudara perempuan satu-satunya itu, sebab satu kali laporan ke orang tuanya, keadaan akan langsung berbeda.

Aftan tersenyum tipis, saat menggapai gagang pintu Apartemen, masih mendapati keadaan yang sama, hanya saja kini Ailina sedikit menggeser miring tubuhnya.

Ucapan salam sebelum pintu benar-benar tertutup disahut oleh Ailina, lalu dirinya duduk dan memastikan pintu terkunci dengan benar setelah mengecek password nya.

"Oh sial!" Ucap Ailina saat menyadari apa yang sudah terjadi.

Menekan kembali beberapa nomor password pintu apartemen namun tak menunjukkan hasil apapun, hingga kemudian _

"Kak Aftan!" Jerit Ailina merasa kesal sekali.

Sementara seseorang yang disebut namanya hanya tertawa sambil terus melangkah pergi menghampiri mobilnya dan membayangkan bagaimana wajah kesal Ailina saat mengetahui apa yang sudah di perbuat nya.

Yuk pembaca yang tercinta, kasih komen yang banyak ya.

Jangan lupa HADIAH, VOTE, LIKE, dan Tonton IKLANnya seperti biasa.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

seru dah Ailina sama Aftan
jgn" Arsy punya kekuatan hitam

2023-12-16

1

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Paswordnya diganti Aftan!
Jail.. 🤣🤣🤣

2023-12-03

1

Nury Ati Sugianto

Nury Ati Sugianto

pasti di ganti lg password nya

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Perkenalan dua Orang
3 Pertolongan Aftan
4 Perbuatan Arsy?
5 Para Kekasih yang Tak Terima
6 Sebulan persahabatan
7 Tragedi
8 Keanehan berujung Keusilan.
9 Tak sengaja Bertemu
10 Posisi yang Mengejutkan
11 Pertarungan
12 Pertolongan
13 Rekaman Mengejutkan
14 Perbincangan Serius
15 Teriakan Misteri
16 Meresahkan
17 Kiriman tak bertuan
18 Terbuka
19 Suara Hati
20 Kejutan
21 Pengakuan
22 Bayangan
23 Per bincangan
24 Orang Misterius
25 Pertemuan Rahasia
26 Berkas Rahasia
27 Menyerahkan
28 Percekcokan
29 Mencari
30 Penyesalan
31 Menghilang
32 Tempat tak di kenal
33 Bukan Dia
34 Pertarungan
35 Bantuan Saudara
36 Berpisah Kembali
37 Kenyataan
38 Bertemu
39 Menghindari
40 Kejadian Mengerikan
41 Mengawali Hari
42 Sebuah Gaun
43 Hari ke 14
44 Pertemuan
45 Perkenalan di Pesta
46 Satu Kenyataan
47 Pertemuan dengan Sang Paman
48 Makan Siang
49 Salah Makan
50 Melarikan diri
51 Satu Rahasia
52 Orang Yang dilindungi
53 Pertama menginjakkan kaki
54 Hari pertama
55 Pindah Tempat
56 Belum ada Kepastian
57 Pertemuan
58 Terungkap
59 Kekhawatiran
60 Belum ada Keputusan
61 Keluarga Berkumpul
62 Semakin Ramai
63 Ditolak atau di Terima?
64 SAH
65 Bersiap Pergi
66 Perjalanan Pulang
67 Ruangan Rahasia
68 Pengalaman Pertama
69 Pagi hari
70 Penawaran
71 Permasalahan yang sulit
72 Tidak Akan Pernah
73 Kabar tak Terduga
74 Terungkap
75 Keputusan Ailina
76 Berdamai dan Mendukung
77 Selamat Bergabung
78 Berpindah Tempat
79 Rencana mulai Berjalan
80 Satu Tindakan
81 Kesempatan dalam kesempitan
82 Pertarungan di pagi hari
83 Satu Rencana
84 Akhirnya
85 Teringat Sebuah Janji
86 Kedatangan Wilona
87 Janji di Tepati
88 Posesif 1
89 Niat Mempermalukan
90 Kejutan Manis
91 Kepindahan tak terduga
92 Lamaran tak terduga
93 Tak Terbaca
94 Permintaan Gila
95 Bertemu dengan seseorang
96 Terkejut
97 Berjalannya Rencana
98 Satu Malam
99 Tidak ada hasil
100 Pertarungan
101 Serangan tak terduga
102 Kabar Bahagia
103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Perkenalan dua Orang
3
Pertolongan Aftan
4
Perbuatan Arsy?
5
Para Kekasih yang Tak Terima
6
Sebulan persahabatan
7
Tragedi
8
Keanehan berujung Keusilan.
9
Tak sengaja Bertemu
10
Posisi yang Mengejutkan
11
Pertarungan
12
Pertolongan
13
Rekaman Mengejutkan
14
Perbincangan Serius
15
Teriakan Misteri
16
Meresahkan
17
Kiriman tak bertuan
18
Terbuka
19
Suara Hati
20
Kejutan
21
Pengakuan
22
Bayangan
23
Per bincangan
24
Orang Misterius
25
Pertemuan Rahasia
26
Berkas Rahasia
27
Menyerahkan
28
Percekcokan
29
Mencari
30
Penyesalan
31
Menghilang
32
Tempat tak di kenal
33
Bukan Dia
34
Pertarungan
35
Bantuan Saudara
36
Berpisah Kembali
37
Kenyataan
38
Bertemu
39
Menghindari
40
Kejadian Mengerikan
41
Mengawali Hari
42
Sebuah Gaun
43
Hari ke 14
44
Pertemuan
45
Perkenalan di Pesta
46
Satu Kenyataan
47
Pertemuan dengan Sang Paman
48
Makan Siang
49
Salah Makan
50
Melarikan diri
51
Satu Rahasia
52
Orang Yang dilindungi
53
Pertama menginjakkan kaki
54
Hari pertama
55
Pindah Tempat
56
Belum ada Kepastian
57
Pertemuan
58
Terungkap
59
Kekhawatiran
60
Belum ada Keputusan
61
Keluarga Berkumpul
62
Semakin Ramai
63
Ditolak atau di Terima?
64
SAH
65
Bersiap Pergi
66
Perjalanan Pulang
67
Ruangan Rahasia
68
Pengalaman Pertama
69
Pagi hari
70
Penawaran
71
Permasalahan yang sulit
72
Tidak Akan Pernah
73
Kabar tak Terduga
74
Terungkap
75
Keputusan Ailina
76
Berdamai dan Mendukung
77
Selamat Bergabung
78
Berpindah Tempat
79
Rencana mulai Berjalan
80
Satu Tindakan
81
Kesempatan dalam kesempitan
82
Pertarungan di pagi hari
83
Satu Rencana
84
Akhirnya
85
Teringat Sebuah Janji
86
Kedatangan Wilona
87
Janji di Tepati
88
Posesif 1
89
Niat Mempermalukan
90
Kejutan Manis
91
Kepindahan tak terduga
92
Lamaran tak terduga
93
Tak Terbaca
94
Permintaan Gila
95
Bertemu dengan seseorang
96
Terkejut
97
Berjalannya Rencana
98
Satu Malam
99
Tidak ada hasil
100
Pertarungan
101
Serangan tak terduga
102
Kabar Bahagia
103
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!