Pertarungan

Aftan gelagapan menjelaskan apa yang terjadi agar Ethan tak salah paham, begitu juga Ailina yang berlanjut dengan mengadu kecurangan Aftan saat bertarung dengannya.

"Jangan macam-macam dengan Ailina Kak Aftan, atau aku akan membuat perhitungan dengan mu!" Ucap Ethan tak terima saudara kembarnya di curangi.

Ailina tertawa puas melihat Aftan akhirnya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi, Ethan memang masih adik sepupu sama dengan Ailina, tapi karakter kuatnya membuat Aftan kadang ketar-ketir di buatnya.

Apalagi terakhir melawan Ethan saat latihan, Aftan bisa membaca bahwa kekuatan sebenarnya selalu di tahan agar tidak membuatnya terluka, walaupun sebenarnya Aftan masih mampu mengimbanginya.

Latihan terhenti, Ailina masih senyum-senyum sendiri melihat wajah Aftan terlihat kesal.

"Sepertinya kamu sangat senang" ucap Aftan.

Ailina tak menjawab, terus melangkah keluar ruangan latihan menuju ke meja dapur dan membuka makanan yang di bawanya.

"Aku sangat lapar kak, ayok makan" ucap Ailina tidak ingin memperburuk suasana hati.

"Kamu masak sendiri?" Tanya Aftan membantu Ailina menata makanan diatas meja.

"Hem, itu kenapa aku semalam keluar Apartemen" jawab Ailina.

"Lain kali tidak usah bawa makanan kalau harus membuatmu keluyuran malam-malam" sahut Aftan.

Ailina hanya menarik nafas dalam, tak lagi memperpanjang percakapan, bisa di pastikan ujung-ujungnya terjadi perdebatan.

Keduanya menikmati makan siangnya, pertarungan yang baru saja dilakukan lumayan cukup menguras energi, hingga membuat keduanya perlu amunisi kembali.

"Sepertinya kamu sering bertemu dengan Arsy" ucap Aftan setelah menyelesaikan makan siang dan masih duduk di kursi makan melihat Ailina membereskan semuanya.

"Emm, iya juga sih, baru sadar aku kak" jawab Ailina berhenti dan duduk di depan Aftan.

"Apa jangan-jangan rumahnya berada tak jauh dari area apartemen mu" ucap Aftan.

"Masak sih kak, aku juga tidak tau pasti, cuma yang pasti Arsy bekerja di cafe yang tak jauh dari komplek Apartemen ku" jawab Ailina.

"Oh ya, dia bekerja?" Tanya Aftan yang baru tau hal itu.

"Hem, begitulah, dia wanita yang mandiri, TPI sayang sangat tertutup dan tak ramah sama sekali" jawab Ailina.

Siang itu perbincangan mengalir begitu saja, mulai dari masalah Arsy, kuliah yang dijalani sampai dunia bisnis keluarga yang makin berkembang di berbagai negara.

"Apa rencana kak Aftan nanti?" Tanya Ailina.

"Setelah lulus aku akan kembali ke Indonesia, tapi rasanya berat juga"

"Berat kenapa?"

"Meninggalkanmu sendirian di sini"

"Ck, kau sudah dewasa kak, mengerti segalanya, tenang saja"

"Heh.., kau itu masih kecil, umur juga belum genap 17 tahun" ucap Aftan

"Kedewasaan seseorang tidak bisa dilihat dari usia" sahut Ailina seolah tak terima.

"Memang sih" ucap Aftan menatap Ailina mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki berulang kali.

"Apa sih kak?!" Protes Ailina merasa risih sendiri.

"Seperti katamu tadi, kelihatannya kamu cukup dewasa sebagai perempuan, dan_" Aftan tak melanjutkan ucapannya, sengaja menggoda Ailina dengan mendekatkan tubuhnya dan kini hanya berjarak beberapa centi saja.

Ailina gelagapan, tak seperti biasanya Aftan bersikap, kali ini bahkan nafas Aftan bisa dia rasakan menyentuh wajahnya.

Aftan terus mendekati, menatap mata biru itu lebih dekat lagi, ada yang lain di rasakan, begitu terhanyut dan menimbulkan debaran, tak terasa bibirnya seolah ingin menyapu sesuatu begitu saja, sungguh tatapan Ailina membuat jiwa dan raganya tidak baik-baik saja.

BUG

"Ai!" Teriak Aftan terkejut, saat kepalanya sudah di gampar oleh sesuatu.

"Minggir!" Teriak Ailina melesat pergi dan segera duduk di balkon mencari udara yang bisa mengisi paru-parunya.

"Sialan, apa yang mau dilakukan kak Aftan, membuatku sesak nafas saja" gumam Ailina terus mengipas tangannya untuk menenangkan diri karena ulah Aftan yang baru saja terjadi.

Sementara Aftan mengambil air dingin, meminum nya hingga habis sambil merutuki kebodohannya, kenapa sampai hampir saja melakukan hal bodoh pada adik sepupunya sendiri.

*

*

Nampak seorang wanita tengah duduk termenung di sebuah Apartemen yang baru saja di huninya, menata semua barang-barang sangat melelahkan tapi tetap harus dilakukan karena sore menjelang.

"Apa yang terjadi dengannya, kanapa sikapnya sangat berbeda" gumamnya sambil mengambil perlahan air dalam gelas yang ada disampingnya, lalu meminum sedikit demi sedikit.

Sikap Ailina membuat Arsy semakin kepikiran, bukan tidak ingin dekat dengan sosok perempuan yang punya karakter kuat dan baik hati seperti Ailina, tapi Arsy hanya takut akan menimbulkan masalah nantinya.

Terus terang, entah kenapa Arsy merasa sangat nyaman saat di dekat Ailina, rasa yang tak pernah dia punya selama ini, tenang dan juga ingin berbagi, itulah yang dirasakan, namun merasa dirinya tak pantas akan hal itu.

"Kamu sudah menata semuanya Arsy?" Suara seseorang mengejutkan.

"Dad?, Baru saja aku menyelesaikannya" jawab Arsy segera menoleh ke sumber suara.

Sosok laki-laki paruh baya itu tersenyum, lalu membelai rambut panjang Arsy yang separo menutupi wajahnya.

"Kalau begitu cepat bersihkan dirimu dan kita akan membuat makanan untuk nanti malam" ucap laki-laki itu.

"Ok dad" jawab Arsy segera beranjak setelah meneguk minuman terakhirnya.

Berjalan menuju kamar mandi Arsy segera membersihkan diri, hubungan dengan sang Dady memang tak seperti orang tua lainya, entah kenapa Arsy tetap merasa asing saat di dekat Dady nya sendiri.

Tidak ada yang salah dengan orang tua tunggalnya, bahkan sering berusaha berbicara dengan Arsy walaupun untuk ber basa-basi, namun tetap tak bisa menjalin hubungan yang lebih erat lagi, apalagi Arsy tidak pernah ingat masa kecilnya sama sekali.

Sangat aneh bukan?, Tapi saat Arsy berusaha mencari penjelasan akan hal itu, justru sang Dady akan semakin mencoba untuk keluar dari perbincangan, seolah ada yang sengaja ditutupi dan bahkan dikubur hingga tak satupun bisa tergali informasi.

Belum lagi bagaimana cara Daddy nya memperlakukan dirinya, sangat protektif dan kemanapun selalu dalam pantauan nya, tidak ada cara untuk lolos dari jangkauan penglihatan, seolah Dady nya sudah menyatu dengan tubuhnya, buktinya dimanapun dan kemana pun Arsy pergi, selalu saja diketahui.

"Kamu senang kita tinggal disini?" Tanya sang Daddy.

"Iya Dad, terimakasih sudah menuruti kemauan ku" jawab Arsy.

"Apapun itu sayang, Daddy akan berusaha membuatmu senang" ucap sang Daddy dengan senyuman yang tak pernah bosan di berikan.

Arsy berjalan keluar Apartemen setelah makan malam dengan Dady nya, berjalan pelan menyusuri taman yang begitu indah dengan hiasan lampu yang bertebaran.

Dan disaat yang sama, nampak sepasang mata aya kini beradu pandang dengannya.

"Dia_?" Gumam Arsy terkejut mendapati seseorang yang kini sudah duduk di kursi taman yang berada di dekatnya.

Berharap mendengar sapaan yang biasa orang itu lakukan, namun yang terjadi justru sebaliknya.

"Kenapa dia seolah tak mengenalku?" Batin Arsy bertanya dalam hati.

Arsy hendak mendekat, namun segera terhenti saat terlihat muncul seorang laki-laki berlari dan kini berada dekat dengan seseorang yang ingin disapanya.

Jangan lupa dukungannya., ditunggu HADIAH, LIKE, KOMEN, VOTE dan jangan lupa untuk melihat sponsor nya ya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

Dady nya Arsy sang profesor 🤔🤭

2023-12-23

2

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Arsy anaknya Prof Mark? 🤔

2023-12-03

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

ketemu Ailina lagi di taman,,,

2023-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Perkenalan dua Orang
3 Pertolongan Aftan
4 Perbuatan Arsy?
5 Para Kekasih yang Tak Terima
6 Sebulan persahabatan
7 Tragedi
8 Keanehan berujung Keusilan.
9 Tak sengaja Bertemu
10 Posisi yang Mengejutkan
11 Pertarungan
12 Pertolongan
13 Rekaman Mengejutkan
14 Perbincangan Serius
15 Teriakan Misteri
16 Meresahkan
17 Kiriman tak bertuan
18 Terbuka
19 Suara Hati
20 Kejutan
21 Pengakuan
22 Bayangan
23 Per bincangan
24 Orang Misterius
25 Pertemuan Rahasia
26 Berkas Rahasia
27 Menyerahkan
28 Percekcokan
29 Mencari
30 Penyesalan
31 Menghilang
32 Tempat tak di kenal
33 Bukan Dia
34 Pertarungan
35 Bantuan Saudara
36 Berpisah Kembali
37 Kenyataan
38 Bertemu
39 Menghindari
40 Kejadian Mengerikan
41 Mengawali Hari
42 Sebuah Gaun
43 Hari ke 14
44 Pertemuan
45 Perkenalan di Pesta
46 Satu Kenyataan
47 Pertemuan dengan Sang Paman
48 Makan Siang
49 Salah Makan
50 Melarikan diri
51 Satu Rahasia
52 Orang Yang dilindungi
53 Pertama menginjakkan kaki
54 Hari pertama
55 Pindah Tempat
56 Belum ada Kepastian
57 Pertemuan
58 Terungkap
59 Kekhawatiran
60 Belum ada Keputusan
61 Keluarga Berkumpul
62 Semakin Ramai
63 Ditolak atau di Terima?
64 SAH
65 Bersiap Pergi
66 Perjalanan Pulang
67 Ruangan Rahasia
68 Pengalaman Pertama
69 Pagi hari
70 Penawaran
71 Permasalahan yang sulit
72 Tidak Akan Pernah
73 Kabar tak Terduga
74 Terungkap
75 Keputusan Ailina
76 Berdamai dan Mendukung
77 Selamat Bergabung
78 Berpindah Tempat
79 Rencana mulai Berjalan
80 Satu Tindakan
81 Kesempatan dalam kesempitan
82 Pertarungan di pagi hari
83 Satu Rencana
84 Akhirnya
85 Teringat Sebuah Janji
86 Kedatangan Wilona
87 Janji di Tepati
88 Posesif 1
89 Niat Mempermalukan
90 Kejutan Manis
91 Kepindahan tak terduga
92 Lamaran tak terduga
93 Tak Terbaca
94 Permintaan Gila
95 Bertemu dengan seseorang
96 Terkejut
97 Berjalannya Rencana
98 Satu Malam
99 Tidak ada hasil
100 Pertarungan
101 Serangan tak terduga
102 Kabar Bahagia
103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Perkenalan dua Orang
3
Pertolongan Aftan
4
Perbuatan Arsy?
5
Para Kekasih yang Tak Terima
6
Sebulan persahabatan
7
Tragedi
8
Keanehan berujung Keusilan.
9
Tak sengaja Bertemu
10
Posisi yang Mengejutkan
11
Pertarungan
12
Pertolongan
13
Rekaman Mengejutkan
14
Perbincangan Serius
15
Teriakan Misteri
16
Meresahkan
17
Kiriman tak bertuan
18
Terbuka
19
Suara Hati
20
Kejutan
21
Pengakuan
22
Bayangan
23
Per bincangan
24
Orang Misterius
25
Pertemuan Rahasia
26
Berkas Rahasia
27
Menyerahkan
28
Percekcokan
29
Mencari
30
Penyesalan
31
Menghilang
32
Tempat tak di kenal
33
Bukan Dia
34
Pertarungan
35
Bantuan Saudara
36
Berpisah Kembali
37
Kenyataan
38
Bertemu
39
Menghindari
40
Kejadian Mengerikan
41
Mengawali Hari
42
Sebuah Gaun
43
Hari ke 14
44
Pertemuan
45
Perkenalan di Pesta
46
Satu Kenyataan
47
Pertemuan dengan Sang Paman
48
Makan Siang
49
Salah Makan
50
Melarikan diri
51
Satu Rahasia
52
Orang Yang dilindungi
53
Pertama menginjakkan kaki
54
Hari pertama
55
Pindah Tempat
56
Belum ada Kepastian
57
Pertemuan
58
Terungkap
59
Kekhawatiran
60
Belum ada Keputusan
61
Keluarga Berkumpul
62
Semakin Ramai
63
Ditolak atau di Terima?
64
SAH
65
Bersiap Pergi
66
Perjalanan Pulang
67
Ruangan Rahasia
68
Pengalaman Pertama
69
Pagi hari
70
Penawaran
71
Permasalahan yang sulit
72
Tidak Akan Pernah
73
Kabar tak Terduga
74
Terungkap
75
Keputusan Ailina
76
Berdamai dan Mendukung
77
Selamat Bergabung
78
Berpindah Tempat
79
Rencana mulai Berjalan
80
Satu Tindakan
81
Kesempatan dalam kesempitan
82
Pertarungan di pagi hari
83
Satu Rencana
84
Akhirnya
85
Teringat Sebuah Janji
86
Kedatangan Wilona
87
Janji di Tepati
88
Posesif 1
89
Niat Mempermalukan
90
Kejutan Manis
91
Kepindahan tak terduga
92
Lamaran tak terduga
93
Tak Terbaca
94
Permintaan Gila
95
Bertemu dengan seseorang
96
Terkejut
97
Berjalannya Rencana
98
Satu Malam
99
Tidak ada hasil
100
Pertarungan
101
Serangan tak terduga
102
Kabar Bahagia
103
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!