Pistol tersembunyi

"Apa mau mu" Tanya Diara lirih dengan menatap Ruli lekat, seakan ingin mencari jawaban siapa sebenarnya suaminya. Padahal dulu Diara merasa selalu menang saat memakai pria lumpuh ini, tapi kenapa sekarang dirinya kalah? Kenapa dirinya seakan dibuat seperti budak nafsu saja?

"Mau ku? Aku ingin memberimu hukuman karena telah banyak berbuat kesalahan hari ini" Jelas Ruli dengan sedikit tersenyum kematian.

Tangan nakalnya kini mulai menggerayangi beberapa bagian tubuh Diara. Kemudian secara perlahan melepas baju sexy yang sudah robek itu kebawah.

"Lain kali, jangan pernah kau menggunakan pakaian mini seperti ini. Gunakan hanya saat ada aku saja!" Tukas Ruli yang sangat tidak suka jika tubuh istrinya dipandangi oleh laki-laki lain.

"Apa masalahmu?! Hak mu apa?!" Diara membiarkan Ruli yang kini sudah melepas pengait bra nya dengan handal. "Sebelum denganmu, aku terbiasa memakai pakaian seperti ini. Tidak ada yang berani melarang~ah...!" Diara mend\_esah nikmat saat salah satu put\_ingnya dihisap oleh Ruli.

"Aku suamimu!" Ruli kembali melancarkan aksinya dikursi roda itu lagi. Ia terus mem\_ilan, menghi\_sap dan mere\_mas kedua bongkahan yang mulai sekarang akan menjadi benda favorit nya. Bukan hanya besar, tapi juga sangat kenyal namun terasa sangat kencang berisi. Ruli sangat tau bahwa sebelumnya istrinya belum pernah melakukan hal seperti ini dengan pria manapun kecuali dirinya.

"Jangan bersikap seolah kau mencintaiku!" Tukas Diara ditengah kenikmatannya dan mengingatkan pada Ruli. Padahal yang sebenarnya harus diperingati disini adalah dirinya sendiri, jangan sampai ia terjerat cinta dengan laki-laki yang berstatus sebagai suaminya dengan penuh banyak misteri yang belum Diara tau.

"Apakah aku harus mencintaimu dulu baru boleh bersikap posesif? Apa kau tidak pernah mempelajari ilmu tentang suatu hal? Tidak semua laki-laki menggunakan perasaannya dalam menjalin hubungan, biasanya karena suatu misi tertentu, seperti saat akan melakukan hubungan se\_ks." Jelas Ruli tanpa ada kata filer sama sekali. Tidak tau saja jika kata-katanya itu bagaimana ribuan tusuk sate yang menancap dijantung para perempuan.

Ingin sekali rasanya Diara membunuh Ruli yang saat ini satu tangan nya masih bergerak meremas \*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*. Jadi kesimpulannya Ruli melakukannya tanpa ada perasaan lebih pada dirinya?

Apa...? Tidak. Diara sama sekali tidak berharap lebih pada hubungan ini. Baiklah kalau begitu, Diara akan ikuti juga alur daripada permainan pria yang belum dikenalnya. Kalau begitu Diara akan dengan mau menikmati permainannya tanpa perasaan juga demi sebuah misi suatu hal.

"Oke...kalau begitu aku akan bersikap sama seperti mu. Menikmatinya tanpa ada perasaan sama sekali."

"Sure" Sambung Ruli setuju, lalu tersenyum miring penuh arti.

"Tapi, berikan aku kartu card hitam"

"Tidak masalah, selama kau menuruti semua yang ku mau" Jawab Ruli lagi. Menurutnya, jika hanya sebuah kartu hitam tanpa batas adalah hal yang paling kecil.

Diara tersenyum penuh bahagia dalam hatinya. "*Mobil impian, im coming*!!" Jerit Diara dalam hatinya karena tidak sabar menunggu mobil barunya.

Karena posisi mereka yang saling berhadapan, dengan kedua kaki Diara yang terbentang di pinggul Ruli dan keluar dari sela kursi roda, Diara kini secara berani mendekatkan bibir sexy nya pada bibir pria lumpuh yang kini adalah suaminya.

Sesaat mereka saling menikmati ciuman pa\_nas itu. Diara pu semakin gencar dan ahli dalam ini, ia seakan tidak peduli dengan harga dirinya asal ia dapat dengan apa yang Diara mau. Toh juga suaminya, halal dan sah sah saja menurutnya, Diara juga tidak sama sekali memperdulikan perasaannya yang seperti apa, yang jelas sekarang Diara hanya menginginkan uang untuk berbelanja banyak.

Ruli juga sama, ia semakin menikmati kegiatan panas ini. Tangannya yang sedari tadi juga tidak tinggal diam untuk mere\_mas dua benda favoritnya, saat satu tangannya lagi ingin menyibak rok milik Diara, secara tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka.

"Tu- Astaga maaf...maaf..." Dengan segera Axel keluar. Untung saja ia hanya melihat bagian punggung istri bos nya itu, coba jika bagain depannya? Dapat dipastikan pasti dirinya akan dihukum mati oleh pria mematikan itu.

Sementara itu, mereka berdua yang masih sama-sama terkejut dengan kedatangan seseorang kini saling menatap.

"Kita lanjutkan dirumah saja" Ucap Ruli yang kini sudah berubah mood jadi tidak berselera lagi karena diganggu oleh pria sialan itu. "Turun dan kita akan pulang!"

"Tap-" Diara akhirnya menurut. Ia pun perlahan turun dari pangkuan Ruli dengan kondisi mengenaskan, karena setengah bajunya sudah robek dan hanya telanjang bagian atasnya saja.

"Ambil satu kemeja didalam ruangan kamarku" Pinta Ruli sembari melirik ruangan pribadi miliknya.

Diara mengangguk. Kemudian dengan berjalan tanpa rasa malu karena hanya setengah tela\_njang, Diara langsung saja melesat menuju ruangan pribadi suaminya. Ia perlahan mendekati lemari yang menurutnya isinya adalah kemeja milik Ruli.

"Ck... Ternyata dia punya ruangan pribadi juga?" Gumam Diara yang kini sudah membuka lemari dua pintu itu.

Diara menatap semua kemeja yang berjejer dari atas sampai bawah untuk melihat warna apa yang akan dipakainya. Ia kini beralih pada warna coklat susu, Diara pun segera mengambilnya asal hingga menyebabkan beberapa kemeja diatasnya jadi berantakan. "Biar saja, salah siapa terlalu tapi?!"

Saat Diara akan menutup lemarinya, tiba-tiba Diara menghentikan dan mengurungkan nya. Matanya menatap lekat suatu benda yang kini sedang terselip dibawah tumpukan kemeja. Karena penasaran, Diara pun mengambilnya.

Matanya terpaksa melotot melihat benda apa yang ia pegang. "P-pi-pistol...?" Gumam Diara yang begitu terkejut melihat pistol kecil yang terselip dilemari.

Karena penasaran, Diara mencium bau tembakan yang ada ditangannya. "Huek...!" Diara segera meletakkan kembali pistol itu tempatnya yang semula setelah mencium baunya. Bau yang sangat tidak sedap, dibeberapa titik terdapat warna darah kering, Diara tidak tau itu darah manusia ataukah darah hewan? Yang jelas bau nya sungguh membuat dirinya tak tahan dan ingin segera keluar dari ruangan ini.

Ia buru-buru memakai kemeja yang masih kebesaran untuk dirinya itu, setelahnya Diara segera keluar dan berjalan mendekati Ruli.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!