Berdansa dengan pria lain

"Astaga! Tye, Gyora!" Panggil Daira saat sudah menemukan keberadaan mereka yang sedang makan cake.

Tye dan Gyora menghentikan makannya.

"Diara? Whey?" Tanya Tye.

Diara ikut bergabung duduk dimeja bersama kedua sahabatnya. Suara alunan musik yang cukup keras membuatnya harus setengah berteriak saat berbicara pada kedua sahabatnya. "Dia ada di sini"

Tye dan Gyora saling berpandangan. "Siapa?" Tanya Gyora.

"Pria lumpuh itu" Jawab Diara gelisah. "Dan saat aku bertemu dengan nya, aku berpura-pura tidak mengenalinya" Jelas Diara yang jujur pada Tye dan Gyora.

"Kau ini sintting, gila atau miring? Dia sakit hati bod\+oh! Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya saat istrinya tidak menganggapnya sebagai suami" Tukas Gyora yang entah kenapa jadi emosi mendengar Diara yang sudah sangat keterlaluan.

"Aku malu, kau tidak mengerti!" Teriak Diara tertahan. Beruntung tempat itu jauh dari jangkauan para tamu yang sedang mengobrol sendiri-sendiri dengan rombongannya.

"Kau ini benar-benar sangat toxic! Sifat mu yang buruk akan semakin dibenci oleh semua orang. Sekarang temui suami mu dan minta maaf padanya, Diara Moana "

"Malas! Untuk apa aku meminta maaf? Tidak ada cinta sama sekali" Diara melipat kedua tangannya angkuh. Diara juga adalah perempuan yang keras kepala dan sangat sulit mengucapkan maaf kecuali ada hal tertentu.

Gyora berdiri. "Kau...!" Gyora menunjuk wajah Diara. Sudah sejak lama ia tahan emosinya, dari mulai Diara yang merendahkan seorang perempuan miskin saat masih SMA, merusak jualan anak sekolah tanpa tanggung jawab, membully seorang mahasiswa culun hingga dia bunuh diri, namun Gyora masih tidak berani untuk menyalahkan Diara. Tapi ini, menurutnya Diara sudah sangat banyak melakukan kesalahan.

"Gyora! Jangan emosi, ini acara pesta" Ucap Tye yang melerai semuanya.

"Diara, aku setuju dengan pendapat Gyora. Kurangi sikapmu yang toxic, atau perlahan semua akan membencimu, termasuk kami"

"**PERHATIAN KEPADA PARA TAMU, ACARA INTI AKAN SEGERA DIMULAI, YAITU BERDANSA BERSAMA. BAGI YANG MEMILIKI PASANGAN, SILAHKAN AJAK KE PANGGUNG INI, BAGI YANG OLAING ROMANTIS AKAN MENDAPATKAN HADIAH SPESIAL DARI TUAN ARSYID**..."

Ucapan dari pengisi suara membuat Diara mengalihkan pandangannya. Kemudian ia kembali menatap kedua sahabatnya dengan tak percaya bahwa mereka akan mengancam tidak mau berteman lagi dengannya. "Hanya kehilangan dua sahabat? Tidak masalah bagiku...Kita akhiri persahabatan ini sebelum kalian lebih dulu mengucapkannya padaku" Pinta Diara tega pada kedua sahabatnya. Ia bangun, menatap dendam pada Gyora yang mulai berkaca-kaca. "Tidak berguna!" Tukas Diara didepan wajah Gyora, lalu segera pergi dari tempat ini.

"Diara!" Panggil Tye yang panik sendiri mendengar perkataan Diara yang ingin mengakhiri semuanya. Tye lalu melihat Gyora yang masih berdiri dengan wajah yang sudah dipenuhi oleh air mata.

Dengan tatapan nanar, Gyora duduk lagi. Ia mengusap pelan pipinya yang sudah basah akan air mata.

Tye mengelus pundak Gyora agar tenang.

"Kau lihat kan? Sampai kapan dia akan terus seperti ini? Dia bahkan lebih memilih untuk meninggalkan daripada ditinggalkan. Begitu mudahnya bagia Diara untuk mengucapkan kata perpisahan? Aku sangat menyayanginya lebih dari apapun..."

Tye mengangguk setuju. "Aku juga menyayangi nya. Namun sikapnya memang buruk"

"Perlu kau tau, sampai kapanpun aku akan menganggap dia sahabat selamanya. Aku menyayanginya dan aku menyayangimu"

Tye tersenyum. "Kita saling sayang. Diara hanya tidak bisa mengontrol emosinya saja, aku yakin suatu hari Diara pasti menyadarinya dan membutuhkan kita lagi. Kita nikmati pesta ini, jangka da kesedihan hanya karena ucapan Diara yang bagaikan angin lewat"

\#

\#

\#

Diara dengan pedenya berjalan keatas panggung tanpa membawa pasangan, karena ia yakin pasti akan ada salah satu pria yang berdansa dengannya walaupun awalnya tidak ada.

Willan, sang pengusaha tapperware yang terkenal itu langsung naik kepanggung saat melihat sang wanita sempurna naik ke panggung seorang diri. Sebelumnya mereka memang sudah sering bertemu di club' malam beberapa bulan yang lalu, dan Willan rasa tertarik dengan Diara.

"Maukah berdansa denganku?" Tanya Willan dengan mengulurkan tangannya dihadapan Diara.

"Tentu saja" Jawab Diara tanpa rasa bersalah pada siapapun. Diara menerima uluran tangan itu dengan sangat baik.

Tepuk tangan meriah saat musik dengan nada romantisme itu sudah diputar. Diatas panggung, ada sekitar lima puluh pasangan yang ikut berdansa bersama tuan rumahnya.

Diara melaksanakan tugasnya dengan baik. Tangannya ia kalungkan dileher Willan dengan tubuhnya yang bergerak maju mundur, kanan lalu kiri.

Mungkin karena Diara terlalu lupa dengan statusnya yang sudah bersuami dan perasaan Diara yang kosong tidak mencintai pria manapun, jadi ia tidak memperdulikan tatapan seseorang dari kejauhan sana.

Ruli semakin mengepalkan tangannya saat melihat Diara yang semakin berani melakukan penghianatan didepannya.

"Tuan, anda cemburu?" Tanya Axel dibelakang Ruli yang juga sedang melihat nona Diara sedang berdansa bersama pria lain.

Mata Ruli memerah melihat itu. Seharusnya dirinya yang berada disitu, bukan laki-laki brengsek dan rendahan sepertinya. Apa dia terlalu memalukan bagi Diara? Apakah kaya saja tidak cukup untuk menyanjung nya? Apakah Diara malu memiliki suami lumpuh?

"Seharusnya aku yang berada disitu" Ucap Ruli Gyoxer dengan menggertakkan seluruh giginya.

"Jadi anda benar-benar jatuh cinta pada nona Diara?" Sambung Axel kemudian. "Begitu mudahnya kau berpaling? Apa hanya karna benda mu berdiri olehnya? Lihatlah, gayanya bagaikan perempuan mal\_am" Tatapan Axel yang awalnya sangat kagum pada Diara kini jadi merendahkan. Axel sangat membenci perempuan dengan sikap toxic bagaikan \*\*\*\_\*\*\* yang mau kesana dan kesini. Ia hanya ingin perempuan kelas tinggi yang menjadi cinta pengganti dari cinta pertama sahabatnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***