Genggaman kuat

"Dia adalah tuan Presdir Ruli Gyoxer, pemilik perusahaan tambang terbesar dinegara kita. Sayang sekali, tuan Ruli sulit untuk diajak bekerja sama, bukan begitu tuan?" Tatapan Kanda beralih pada presdir Ruli yang sedang menatap Diara dengan dingin.

Diara juga sama, ia menatap Ruli tanpa berkedip. Entah kenapa ia merasa sangat bersalah karena tadi tidak menganggap Ruli sebagai suaminya. Satu hal alasan yang Diara punya, yaitu Diara malu memiliki suami lumpuh, apa kata yang lain jika tau ternyata suaminya pria lumpuh? Walaupun kaya, namun kesempurnaan dalam tubuh nomor satu bagi Diara. Dirinya saja dijuluki sebagai perempuan sempurna? Sangat memalukan jika mempunyai suami yang cacat.

Diara tersenyum. "Owh...jadi anda adalah tuan Gyoxer? Salam kenal tuan..." Diara mengulurkan satu tangan cantiknya.

Para perempuan sosialita yang masih singel dan tak kalah cantiknya itu menatap pertemuan presdir terkaya dengan perempuan julukan perfect. Mereka menduga-duga apakah presdir lumpuh itu mau berjabat tangan dengan Diara? Sang perempuan sempurna.

"Coba tebak. Apakah presdir mau berjabat tangan dengan Diara?" Bisik salah satu perempuan berambut pendek pada temannya.

"Aku waktu itu sudah coba, namun ternyata dia sangat dingin, apalagi sang asisten nya. Padahal aku berjabat tangan karena diperintah oleh papa, lagian siapa sih perempuan yang mau dengan pria cacat?"

"Aku juga sudah mencobanya, namun dia bersikap datar. Dia memang kaya, namun percuma saja jika fisiknya cacat, kalo aku si no..."

Ruli menatap datar tangan itu, lalu, tanpa diduga ternyata ia menerima uluran itu dan berjabat dengan istrinya sendiri. "Salam kenal juga nona Diara Moana..." Ucap Ruli dingin dengan sedikit menekan tangan istrinya.

Ingin rasanya Diara berteriak sakit saat tangannya diremas lumayan kuat. Dengan paksaan Diara melepas tangannya.

"Wah, tuan Ruli mengenal nam-"

"Axel, kita pergi" Perintah Ruli lalu segera menjalankan kursi rodanya untuk pergi dari hadapan Diara.

Kanda menatap Presdir Ruli saat ucapannya dipotong, lalu ditinggalkan. "Sangat sombong dan angkuh. Kau tau? Dia adalah pria paling angkuh yang pernah ada, kaya namun sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaannya. Lumpuh, namun sangat sulit untuk ditindas!"

Diara tak mengindahkan ucapan Kanda, karena matanya terus fokus menatap kepergian suaminya yang mulai menjauh sampai Diara tidak dapat melihatnya. "*Maaf suamiku...namun gengsi bagiku adalah nomor satu sedari dulu*" Batin Diara.

"Kanda, aku akan berkumpul pada temanku yang lain" Titah Diara kemudian, perasaannya tidak enak dan selalu was-was kalau ingin bermesraan, karena disini ada suaminya yang berbahaya.

Kanda mengangguk. "Hati-hati. Tidak ingin kiss?"

Diara tersenyum lalu menggeleng. "Bosan!" Setelah mengucapkan itu, Diara pun pergi untuk mencari keberadaan dua sahabatnya yang menghilang. Saat melewati segerombolan perempuan muda, secara tiba-tiba Diara dicegat oleh mereka.

"Hai Diara!" Sama Helen, perempuan yang tak kalah sexy nya juga, namun masih tetap kalah dengan Diara.

"Hello, ada apa?" Tanya Diara yang kini ikut bergabung dengan mereka. Memang Diara adalah sosok perempuan yang gampang akrab, namun dengan catatan bukan orang rendahan dan harus sepadan dengannya.

"Kau baru saja bersalaman dengan tuan Ruli?" Tanya salah satu yang bernama Anggi.

Diara menatap heran mereka semuanya, lalu dengan ragu mengangguk pelan. "Yeah..apa ada masalah?"

Helen menghela nafasnya. "Tentu saja ada Diara..astaga, apa kau tidak tau tentang presdir Ruli?"

Diara menggleng.

"Ya ampun, perempuan perfect tapi tidak tau apa-apa haha ..." Gumam Hani yang memang sedari dulu iri dengan kehidupan Diara yang serba perfect dan disanjung tinggi.

Diara yang masih melihat timpalan salah satu perempuan yang ada disini segera menatap tajam. "Kau bilang apa barusan?!" Diara bergerak maju lalu menuding dengan jari telunjuknya. "Ingin cari masalah?"

Helen dan yang lainnya segera melerai. "Hei, jangan bertengkar -"

"Temanmu yang memulainya bod\_oh!" Bentak Diara. Dia benar-benar tidak terima direndahkan seperti itu.

"Aku hanya berbicara kenyataan nona Diara yang dianggap perfect tapi nyatanya kurang se ons.." Celetuk Hani berani.

"Hani!" Bentak Helen dengan menatap tajam Hani.

"Apa? Memang benar kan dia tidak se perfect yang-"

"Ban\_gsat kau!" Diara yang bersiap akan menjambak rambut Hani pun ditahan oleh Helen dan Anggi.

"Diara, kau harus tenang, ini pesta penting" Ucap Anggi. "Hani, sebaiknya kau segera pergi" Perintah Anggi yang malah mengusir temannya sendiri. Ia sengaja lebih membela Diara karena ia takut tidak akan memiliki teman lagi.

Helen dan dua teman lainnya mengangguk setuju jika Hani pergi dari sini.

"Pergilah Han! Kami tidak pernah mengajari mu untuk bersikap seperti itu pada Diara"

Hani mengepalkan tangannya saat semua temannya justru malah mengucilkannya. "Dasar teman ba\+bi!" Dengan kesal Hani pun segera pergi dari tempat nya meninggalkan mereka semuanya karena merasa dikucilkan.

"Maafkan dia. Sebenarnya kami juga sudah malas berteman dengan nya kam-"

"Tidak apa-apa, lanjutkan pembicaraan yang tadi" Ucap Diara yang memotong ucapan Helen.

Helen tersenyum, lalu mengusap lengan Diara. Helen memajukan kepalanya didekat Diara dan membisikkan sesuatu.

"Tuan Ruli itu anti pada perempuan, apalagi berjabat tangan. Dan kau, adalah perempuan pertama yang kami lihat jika tuan Ruli mau berjabat tangan dengan seorang perempuan. Hati-hati, siapa tau dia tertarik dengan mu, secara kau adalah perempuan sempurna. Menurutku fisik nomor satu" Setelah membisikkan itu, Helen segera menjauhkan lagi kepalanya.

Diara menatap Helen tidak suka saat berbisik dan merendahkan suaminya. Ia tau suaminya cacat, namun hanya dirinya yang boleh menghina seperti itu, tidak ada yang lainnya!. "Sok paling ingin memiliki pasangan sempurna!" Tukas Diara yang menusuk ke ulu hati mereka. Dengan berjalan angkuh, Diara meninggalkan mereka seakan sangat membenci mereka.

Helen yang dikatai seperti itu mengepalkan tangannya menahan semua emosi yang ada. "Seandainya aku memiliki segalanya seperti dia, aku juga tidak sudi berpura-pura membelanya tadi!"

"Sudah kubilang tadi, jangan sok akrab dengan Diara Moana yang toxic bagi para perempuan dan orang rendahan namun sempurna dimata laki-laki kaya"

\#

\#

\#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!