Apa-apaan hah!

"Turun!" Ruli kini membuka suaranya saat sudah diparkiran perusahaan nya.

Diara pun dengan wajah ditekuk terpaksa turun dan menuruti perintah suaminya. "Ish..Kenapa jadi dia yang mengaturku" Gumam Diara kesal.

Sesaat ia melihat parkiran perusahaan suaminya. Perkiraan itu letaknya dilantai bawah perusahaan yang sangat luas. Banyak kendaraan yang sudah terparkir juga disitu. "Besar sekali, bahkan lebih besar dari perusahaan daddy" Batin Diara menatap kagum gedung big ini.

Melihat kedatangan bos dan asisten, pada karyawan pun langsung bekerja sesuai dengan tempat masing-masing, karena memang bekerja disini harus selalu disiplin. Satu lagi peraturan yang sangat heran menurut karyawan di perusahaan ini, yaitu tidak usah menyapa tuan Ruli saat didalam perusahaan, karena Ruli adalah tipe orang yang tidak suka disapa dan malas membalas sapaan mereka.

Resepsionis sesekali melihat wanita yang sedang bersama bos nya itu. Ia menyenggol temannya. "Kira-kira siapa wanita cantik itu?"

Temannya hanya mengangkat pundak.

"Apa mungkin kekasih tuan Ruli? Lihatlah, perempuan itu masuk ke lift khusus Presdir" Ucap petugas resepsionis itu saat melihat Diara yang ikut masuk ke lift khusus yang hanya boleh dinaiki oleh tuan Ruli dan tuan Axel.

"Shutttt...jangan berbicara lagi. Kau tidak takut jika nanti akan dipecat oleh tuan Axel?" Ya, disini memang Axel adalah sebagai asisten pribadi Tuan Ruli, hanya saja posisinya juga sangatlah penting dan sangat ditakuti oleh seluruh karyawan, karena tuan Axel jika mengancam bukanlah ancaman main-main. Sebenarnya tuan Ruli juga kejam, namun dia memilih lebih banyak diam dan menyerahkan semuanya pada Tuan Axeleo Darmai.

#

#

Beberapa saat kemudian, Diara rasanya ingin berteriak namun tertahan ditenggorokan nya. Bayangkan saja, ia dibawa kemari hanya untuk menemani pria lumpuh itu menyelesaikan pekerjaannya.

Dan sudah setengah jam lebih ia menunggu disini. "Aku pulang!" Tukas Diara akhirnya. Ia pun bangkit dari duduknya . Diara merasa sangat tidak berguna juga di sini.

"Kemari" Titah Ruli saat Diara sudah bersiap untuk membuka pintu.

Diara menghela nafasnya. Ia berbalik menatap malas pria lumpuh yang sedang berada didepan laptop meja kebesarannya. "Ck..kemari saja sendiri. Aku malas!." Jawab Diara berani. Kakinya terlalu malas untuk di gerakkan.

Ruli menatap tajam istrinya seakan ingin membunuh nya sekarang juga. Benar-benar sangat menguras emosinya perempuan toxic ini. Pertama, pergi tanpa bilang. Kedua, kabur dari istananya. Ketiga, membawa mobil miliknya. Dan keempat, telah mengatai asistennya tampan. Dan kali ini Ruli akan memberi pelajaran yang setimpal untuk istrinya.

Diara yang awalnya biasa saja dengan tatapan membunuh dari Ruli, tapi saat dia teringat dengan mobil keluaran terbaru yang sudah di incarnya beberapa bulan yang lalu, dan baru keluar sekarang ini. "Aku harus memulai rencananya sekarang. Ya! Aku harus membuatnya happy maka dia akan memberikan kartu card hitam nya padaku!" Batin Diara yang kini merencanakan rencana liciknya. Ia harus memulai aktingnya sekarang.

Diara pun mulai menuruti kemauan Ruli untuk mendekat. "Ada apa?" Tanya Diara dengan wajah datar dan malas.

"Kemari!" Perintah Ruli lagi, dengan menepuk pahanya.

Diara menelan ludahnya dengan berat. Antara mau atau dia kabur saja sekarang? Ia yakin pasti sebentar lagi dirinya tidak akan baik-baik saja. Daira khawatir jika dirinya akan berakhir seperti kemarin.

Namun, saat mengingat kembali visi dan misinya, Diara akhirnya dengan terpaksa menuruti kemauan suaminya. Diara semakin mendekati Ruli secara perlahan namun pasti.

Saat jaraknya sudah sekitar tiga puluh centi, secara tiba-tiba tubuhnya sudah ditarik terlebih dahulu oleh Ruli hingga jatuh ke pangkuannya.

Diara tertegun dan membeku duduk diatas paha pria lumpuh ini.

"Kau tau apa kesalahan mu hari ini hmm...?" Tanya Ruli halus disamping telinga istrinya. Tangannya kini juga sudah bergerak memeluk erat Diara.

Deg ...

Deg....

Deg...

Deg...

Jantung Diara terpacu hebat saat merasakan kedua tangan besar itu melingkari tubuhnya. Diara memejamkan matanya pasrah, dengan apa yang terjadi setelah ini.

"Jawab aku sayang..." Hembusan nafas Ruli kini telah mengenai daun telinga milik Diara hingga membuat tubuhnya termasuk bulu kuduknya jadi merinding.

"A-aku ...." Diara sulit untuk melanjutkan kata-katanya lagi karena terlalu tremor.

"Aku apa hmm...?"

Satu tangan laki-laki itu kini perlahan telah naik pada kedua bongkahan milik Diara. Ia mere_masnya secara pelan.

Kreek!

"Kenapa kau menggunakan pakaian seperti ini?!" Tanya Ruli saat sudah baju bagian belahan da_da milik Diara yang cukup turun hingga menampakkan garis ***********.

Diara menatap tubuhnya sendiri. Ingin rasanya Diara marah dan emosi saat melihat pakaian kesayangannya dirobek seperti ini. Tidak bisa menahannya lagi, Diara akhirnya menghempas kasar tangan Ruli yang mau menurunkan bra miliknya, lalu segera berdiri.

"Kau ini apa-apaan hah!" Teriak Diara tak terima didepan wajah Ruli. Beruntung ruangan khusus presdir ini kedap suara, jadi tidak akan ada yang mendengarnya walau sekeras apapun berteriak. "Kau pikir aku wanita ma_lam?! ***_*** begitu?! Aku tidak suka dengan sentuhan rendahan mu itu!" Maki Diara pada akhirnya.

Ia benar-benar tidak nyaman diperlakukan seperti ini. Tak terasa perlahan air mata itu luruh membanjiri pipi cantiknya. Bagaimana tidak? Ini adalah yang pertama kalinya Diara dilecehkan seperti ini. Tidak dapat dipungkiri jika melakukan aktivitas seperti ini Diara memang sangat menikmatinya. Tapi bukan berarti Diara menyukainya dan ingin mengulanginya lagi. Bahkan pada mantan kekasihnya yang dulu saja, Diara tidak pernah melakukan hal seperti ini kecuali ciu_man panas.

Bukannya kasihan melihat Diara yang menangis, Ruli justru hanya menatap biasa saja seolah tidak merasa bersalah. Ia malah ingin semakin gencar dan semakin cepat melakukan itu pada istrinya.

Dengan lebih kasar akhirnya Ruli menarik lagi lengan Diara hingga duduk dipangkuannya.

"Lepaskan!" Teriak Diara melengking hingga memenuhi ruangan kerja Ruli.

"Aku bilang diam!" Tatapan Ruli semakin menyeramkan di pandangan Diara.

Diara akhirnya memilih untuk diam saja.

Entah kenapa perasaan Diara saat ini seperti dejavu melihat tatapan itu. Tatapan yang sangat menyeramkan dan mengerikan seperti seorang psikopat. Lagi dan lagi dirinya bertanya, siapa sebenarnya pria lumpuh ini? Siapa pria yang saat ini sedang berada didekatnya? Kenapa perasaan Diara bilang bahwa laki-laki bernama Ruli Gyoxer ini sangat berbahaya?.

"Apa mau mu"

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

makin seru aj

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!