Godaan pada bodyguard

Malam itu, Diara membiarkan bagian atasnya terbuka dan memilih untuk tidur juga karena sudah sangat mengantuk sekarang.

"Huamm!!!" Diara pun menutup matanya secara perlahan.

#

#

Mentari kini sudah menampakkan cahayanya. Pertanda bahwa hari sudah pagi, dan seluruh mahluk hidup mulai melakukan aktivitasnya masing-masing kecuali kelelawar.

Diara mengerjapkan kedua kelopak matanya malas saat cahaya masuk mengenai wajahnya.

Ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Diara lalu melihat disampingnya yang ternyata sudah tidak ada seseorang pria lumpuh itu. Dilanjutkan dengan melihat dirinya sendiri yang sedang ditutupi oleh selimut tebal.

Diara pun menyibakkan selimutnya hingga memperlihatkan tubuhnya sendiri. Sepasang mata Diara melotot saat melihat bagian atasnya yang masih tidak menggunakan apapun namun sangat banyak sekali tanda merah.

"Astaga, perasaan tadi malam tidak sebanyak ini! Dasar pria mesyum!!!" Gerutu Diara lalu berjalan turun dari ranjangnya dan menuju kamar mandi.

Lagi dan lagi Diara menggerutu tidak karuan. "Bisa-bisanya aku tadi malam menikmati permainan nya. Dengan melihat sifatnya yang seperti itu aku semakin yakin bahwa pria lumpuh itu mantan cassanova kelas atas, terlebih saat aku mendengar diruangan itu seorang Ruli tengah menonton video mesyum"

Setelah selesai mandi, Diara pun langsung saja memakai handuknya dan keluar dari kamar mandi, kemudian berjalan menuju lemari yang ia yakini jika semua bajunya sudah ada diruangan baju.

Awal memasuki ruangan ganti Diara dibuat kagum akan banyaknya lemari didalam. Dan, tentu saja baju laki-laki yang notabenenya adalah suaminya sangat banyak terpajang dilemari kaca. "Kenapa aku sama sekali tidak tau tentangnya? Sebenarnya siapa Ruli Gyoxer itu? Sekaya apa dia?" Gumam Diara saat melihat koleksi baju dan beberapa barang mewah.

Diara melihat salah satu jas berwarna biru navy dan memperhatikan jas itu. "Apakah ini jas termahal itu? Yang hanya ada dua didunia?" Tanya Diara pada dirinya sendiri. Beberapa bulan yang lalu Diara pernah melihat seorang desainer dari negara I tengah memposting sebuah jas yang pastinya harganya hampir 100M.

Saat Diara yakin bahwa ini adalah baju yang harganya sangat melangit. Bola matanya bergerak kesana-kemari seakan mencari keamanan, kemudian "Cuih...! Sedikit rasa jigong ku mungkin tidak akan masalah haha... Anggap saja sebagai balas dendam ku yang belum tersampaikan" Diara kemudian kembali meletakkan jas biru navy itu kedalam lemari sesuai dengan posisi yang tadi.

Ia yang tadinya berniat untuk mengambil baju malah diurungkan dan oleng untuk melihat semua isi diruangan ini.

Langkah Diara terhenti pada sebuah meja keca yang didalamnya ada banyak sekali koleksi jam yang pastinya sangat mahal. "Whattt?!!! Ini kan jam yang aku impikan dua bulan lalu namun Daddy melarangku untuk membelinya karena terlalu mahal. Oh my God, jadi sekarang jam ini ada ditangannya?" Kesal sendiri Diara melihat barang mewah laki-laki itu yang semuanya limited edition.

Diara pun akhirnya memilih untuk mengambil bajunya sesuai dengan tujuan awal. Ia menatap lemarinya yang berbeda dari milik Ruli yang lainnya. "Argh! Tidak bisa dibiarkan, aku harus segera membeli baju lagi. Aku tidak boleh kalah dengan pria lumpuh itu" Teriak Diara saat menatap lemarinya yang kecil dan hanya satu. Karena sebelumnya Diara hanya membawa baju sedikit dari rumah. Tentu saja baju-baju yang selama ini ia beli Diara letakkan dirumah daddy-nya.

Diara segera menginformasikan pada Tye dan Gyora untuk bertemu direstoran biasanya karena dia ingin bercerita pada kedua sahabatnya itu tentang apa yang terjadi pada dirinya.

Diara kemudian keluar dari kamar. Pertemuan dengan kedua sahabatnya kali ini, ia menggunakan gaun diatas lutut dengan motif bunga berwarna biru langit, tidak lupa sedikit belahan da-da nya yang terlihat. Rambutnya yang panjang juga sudah ia catok hingga jadi bergelombang terurai.

"Nona ingin kemana" Tanya salah satu bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga Mension dan juga istri dari tuan Ruli. Ia berdiri tepat didepan pintu utama hingga membuat Diara sedikit terkejut.

Diara seperti biasanya menampakkan wajah jutek bin jeles. "Apa urusanmu? Mau kemanapun tidak ada yang bisa melarangku" Jawab Diara yang berniat untuk berjalan meninggalkan pria bertubuh besar itu.

Wox nama bodyguard itu. Ia segera menghadang nona Diara dengan satu tangan besarnya. "Tidak ada yang bisa keluar kecuali tuan Ruli sendiri yang mengizinkan. Nona silahkan masuk sebelum saya bertindak"

Diara menatap wajah bodyguard itu dengan senyuman penuh misteri. Perlahan Diara mendekati wajah bodyguard suaminya itu. "Kau...ternyata tampan juga"

Wox terkejut saat melihat reaksi istri tuan Ruli yang berbicara seperti itu padanya, terlebih saat wajah nona Diara yang semakin maju.

"Mau coba berciu_man denganku?" Satu tangan Diara terangkat, berniat untuk mengelus dagu bodyguard yang memang lumayan tampan, tapi masih tampan suaminya.

Melihat nona Diara yang akan menyentuhnya, Wox segera mundur. Ia masih ingin hidup sekarang "Apa yang anda lakukan!"

Diara hanya tersenyum mengejek. Kemudian lari sekencang-kencangnya menuju mobil berwarna kuning yang nganggur diteras Mension itu. Diara segera masuk karena pintu mobil yang masih terbuka, kemudian dengan brutal Diara menyalakan mesin mobilnya dan memasukkan giginya, sedetiknya mobil itu melaju dengan kencangnya melewati gerbang yang terbuka lebar.

"Hahaha..." Diara tertawa terpingkal-pingkal melihat banyaknya orang yang berlari mengejar mobilnya. "Astaga ini sangat seru! Terimakasih ya tuhan, karena ini adalah hari keberuntunganku. Bestie i'm coming!!!" Teriak Diara.

Untung Diara masih hafal jalan untuk keluar dari hutan ini hingga menuju jalan raya.

Karena merasa bosan Diara pun menyalakan musik dan membuka bagian atas mobil. Mobil itu berjenis Lamborghini Gallardo yang bisa dibuka atasannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***