Diara semakin menampakkan senyuman bahagia nya. Kemudian dengan penuh tidak sabaran ia pun membuka pintunya dengan cara didorong, karena tidak dikunci dan pintu itu menggunakan sidik jadi serta password.
Namun, senyuman itu berubah total saat melihat apa yang ada didalamnya, terlebih saat dengan angkuhnya pria lumpuh yang tiba-tiba masuk kedalam kamar yang baru saja Diara pilih.
"Apa-apaan ini?! Kau bilang tidak apa-apa jika aku tidur dikamar ini, kenapa kau juga ikut masuk!" Ucap Diara tak terima.
"Memang tidak apa-apa jika kau tidur di kamarku"
"Whatt?!!! Kamarmu? Kalau begitu aku akan memilih yang lain" Daira yang akan melangkahkan kakinya keluar kini terhenti saat mendengar ucapan Ruli.
"Perempuan munafik. Berhenti dan masuk ke kamar atau selamanya kau tidak akan bisa menghirup udara segar diluar!"
Diara mengepalkan tangannya. Merasa dirinya sama sekali tidak takut, ia pun berbalik dan berjalan mendekati suami lumpuhnya itu. "Apa Maksutmu? Kau mengaturku barusan. Hei dengar pria lumpuh, sampai kapanpun seorang Diara tidak akan mau diatur-atur apalagi dengan pria lumpuh seperti mu!" Bentak Diara yang kini menatap Ruli dengan wajah songong. "Seharusnya kau bersyukur karena ada perempuan yang mau menikah denganmu, coba jika aku tidak mau menikahi mu, sudah dapat dipastikan sampai ajal menjemput pun pasti tidak akan ada yang mau dengan pria lumpuh seperti mu."
Trep!
Diara memutar kepalanya terkejut saat pintunya yang sudah tertutup rapat. "Kau...! Baiklah tidak masalah, tidur dengan pria lumpuh yang tidak bisa apapun tidak akan menjadi masalah bagi seorang Diara. Terlebih aku tidak akan waspada jika sewaktu-waktu akan disentuh olehmu. Mau tau kenapa?" Diara mengangkat alisnya dengan wajah meremehkan pada Ruli.
Tentu saja bagi seorang Ruli tidaklah takut dengan perempuan toxic luar biasa ini. Ia pun mendongok dengan menatap Diara juga.
"Karena pria lumpuh seperti mu tidak mungkin jago soal ranjang! Apalagi soal memuaskan aku hahaha...satu lagi, apalagi soal memaju mundurkan benda pusakamu didalam lembah milikku... sudah dapat dipastikan tidak akan bisa hahaha...ya walaupun sebesar apapun burung milikmu, tetap saja percuma jika tidak bisa berg-"
Srek!
Dengan kasar Ruli menarik lengan Diara hingga jatuh kepangkuan nya. Kemudian melingkarkan tangan big nya dipinggang Diara yang ramping guna mengunci gerakan Diara agar tidak bisa kemanapun.
"Lepas! Apa-apaan!!!!" Pekik Diara yang berusaha lepas dari lingkaran tangan Ruli yang berada di pinggangnya.
Ruli mendekatkan wajahnya hingga tersisa tiga centi dari wajah Diara. Kemudian...
Sleep!
Ia menjilat bagian pipi Diara dengan seperti seorang pria berhas-rat.
"Iyuh..!!!!!!" Segera Diara usap pipinya yang terkena ludah pria dengan status suami tak diharapkannya.
"Kau bilang aku tidak jago soal ranjang? Kalau begitu dipagi yang menjelang siang ini, aku akan menunjukkan suatu pemanasan yang pasti akan membuatmu basah dan meminta ampun padaku!" Ucap Ruli dengan suara serak basah.
Diara yang masih bergeming karena ucapan Ruli jadi tidak menyadari bahwa kedua tangannya sudah diikat dengan dasi oleh Ruli.
Kemudian Ruli pun memasukkan kepalanya ditengah antara kedua tangan Diara. Tanpa menunggu aba-aba apapun Ruli dengan ganasnya langsung mencium bibir milik Diara tanpa ampun.
Diara terus berusaha memundurkan kepalanya, namun semakin mundur wajahnya malah Ruli semakin maju karena kedua tangannya lah yang membuat wajah Ruli ikut maju.
Ruli menggigit kecil bibir milik Diara guna untuk membukanya. Diara yang sedikit sakit dan lelah pun kini membuka mulutnya dan pasrah membiarkan Ruli yang ingin memasuki rongga mulutnya.
Ruli dengan brutal pun langsung melu$mat, mengh_isap dan meng_ulum serta melilitkan lidah panjangnya didalam rongga mulut Diara. Menjelajahi isinya dengan rasa yang tak pernah puas.
Diara yang sudah terbawa suasana walaupun hanya sekedar berciuman kini membalasnya juga. Ia ikut menjelajahi didalam isi mulut milik Ruli. Dalam ciuman pan_as mereka saling bergulat lidah seakan bertarung siapa yang menang dalam bergulatan lilit-melilit ini.
Sekitar sepuluh menitan dengan gaya dan aktivitas yang sama, Ruli akhirnya melepas lebih dulu ciuman itu, karena sampai kapanpun mereka tidak akan pernah tau siapa yang kalah dan menang, karena keduanya ternyata sama-sama ahli dalam berciuman.
"Bagus juga ciuman mu pria lumpuh" Ucap Diara dengan bibir yang sudah semakin besar karena bengkak.
"Kau adalah wanita agresif" Ucap Ruli yang merasa bibirnya kebas karena perbuatan Diara. Ia pikir walaupun munafik Diara tidak akan se-ahli ini, tapi nyatanya wanita yang sedang duduk dipangkuannya sangat hebat. Ruli jadi tidak yakin jika Diara masih perawan.
"Kau yang lebih dulu memulai. So hanya ciuman saja aku juga tidak masalah, yang terpenting adalah pusat intinya yang pasti tidak akan bisa seorang Ruli melakukannya haha .." lagi dan lagi Diara merendahkan Ruli tanpa lelah. Meskipun Diara mengacungi jempol pada lelaki lumpuh ini karena hanya Ruli lah yang mampu membuat bibirnya sampai bengkak dengan durasi ciuman paling lama diantara semua mantan-mantannya. Tapi, Diara kali ini tidak yakin jika Ruli bisa membuatnya jadi basahh...
"Yakin?"
Diara menunjukkan wajah tersenyum meremehkan.
Ruli dengan satu tangan handalnya kini menarik gaun diatas lutut milik Diara sampai pada perut Diara. Kemudian dengan gerakan cepat mampu melepas celana pendek serta cela na dalam milik Diara sampai pada bawah kaki.
Tentu saja Diara terkejut saat setengah tubuhnya sudah dilihat oleh lelaki yang saat ini sedang memangkunya. Diatas kepanikan ini saat tiba-tiba kedua paha nya sedikit dibuka oleh Ruli namun Diara tidak bisa apa-apa karena tangannya sudah ditalikan dileher.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments