Lama waktu sekitar hampir satu jam karena harus melewati hutan yang sangat panjang menurut Diara, ia akhirnya sampai juga di restoran favorit nya. Selain tempatnya yang mewah dan berkualitas untuk kelas atas, tentu restoran itu harganya juga sangat mahal.
Diara turun dari mobilnya setelah diparkiran. "Cukup ramai" Ucap Diara pelan saat melihat banyaknya kendaraan yang terparkir.
Diara melangkahkan kakinya memasuki restoran itu dan berjalan menuju meja yang sebelumnya sudah dipesan oleh kedua sahabatnya. "Hai bebs" Sapa Diara saat sudah menemukan meja sang sahabat yang letaknya dilantai atas, yaitu lantai tiga.
Tye dan Gyora tersenyum melihat kedatangan sang sultan dengan gaya hidup wah itu.
"Lama menunggu?" Tanya Diara.
"Hanya lima belas menit. Minumlah, kami sudah memesannya" Jawab Tye kemudian.
Diara mengangguk dan langsung meminum cappuccino spesial itu.
"Langsung intinya, kau menikah dengan siapa?" Titah Gyora yang tak sabaran. Sangat penasaran sekali dia siapa suami dari Diara itu.
Diara meletakkan cappucino yang baru saja dia minum. Ia menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan dari Gyora. "Apa kalian ingat dengan pria tampan dikampus dulu?"
"Banyak pria tampan termasuk David. Jangan berbasa-basi lagi, cepat katakan!!" Pinta Gyora lagi.
"Jangan keras-keras. Apa kau tidak malu dan tidak menyadari disini banyak para pengusaha yang sedang meeting" Tye mengucapkan itu dengan setengah berbisik.
Diara memanyunkan bibirnya. "Bukan David, tapi pria lumpuh yang sempat aku bully dulu..." Lirih Diara dengan wajah memelas.
"Whatttt?!!!" Pekik Tye dan Gyora secara berbarengan. Untung tidak terlalu keras pekikan mereka jadi tidak terlalu mengganggu yang lainnya. Jelas saja mereka terkejut, bagaimana tidak? Dunia memang begitu sempit jika iya sahabatnya itu menikah dengan pria lumpuh yang sempat Diara bully sendiri.
"Aku rasa itu karma untukmu" Tye membuka mulutnya untuk komen. Ia sangat yakin jika Diara sedang terkena karma karena perbuatannya dulu yang terbilang sangat keterlaluan sekali.
"What? Karma? Ck..mungkin hanya kebetulan saja, tidak mungkin ini karma. Seorang Diara tidak akan pernah percaya dengan karma!" Tukas Diara mengelak dan tidak terima jika dirinya dituduh terkena karma.
Gyora menggelengkan kepalanya. "Tentu saja itu karena kau sudah sangat keterlaluan padanya. Oh ya, apa dia memberikan nafkah batin padamu?" Tanya Gyora penasaran. Sejauh ini ia jadi berfikir, apakah jika pria lumpuh anunya berfungsi.
Diara mengerutkan keningnya. "Nafkah batin? Apa itu?" Tanya Diara yang tidak mengerti.
"Itu yang anu-an~"
"Ish ngen*ot . Masa gitu saja tidak tau" Ucap Tye yang memotong ucapan Gyora dan langsung pada intinya agar tidak berbelit-belit.
Gyora menepak lengan Tye. "Kalau ada yang dengar bagaimana!"
"Biarlah, lagipula kau terlalu berbelit jadi kita akan lama mendapatkan jawaban dari Diara. Bagaimana?" Tye kini beralih lagi pada Diara.
Diara menggeleng. Menurutnya kejadian kemarin bukanlah nafkah batin, karena belum masuk dibagikan lembahnya. "Belum. Tapi, apakah kalian tau?"
Tye dan Gyora menggeleng bersama. Mereka kini semakin mendekatkan telinganya karena penasaran.
"Jika aku memberitahu pasti kalian tidak akan pernah menyangka bahwa pria lumpuh akan seperti itu"
"Jangan diperpanjang" sambung Gyora mulai penasaran.
"Setuju" Ucap Tye yang snaagt setuju dengan ucapan Gyora.
"Pria lumpuh itu sangat handal dalam memuaskan wanita. Kemarin aku sampai tidak percaya bahwa dia berani melakukan itu padaku sampai beberapa kali pelepasan, bahkan aku sampai menangis" Jelas Diara yang kembali kesal jika mengingat kejadian itu.
Tye dan Gyora saling berpandangan. "Kenapa kau bisa seperti itu?"
"Karena aku telah menghinanya dengan kata-kata kasar. Aku bilang dia pria tidak berguna yang tidak akan bisa memuaskan aku diranjang. Lalu tanpa aku tau dia menarik lenganku dan melakukan itu."
"Dia melakukan bagaimana!" Tye jadi sangat bersemangat sekali jika membahas ini.
"Dia memasukkan kedua jarinya kedalam lembah ku hingga aku mend_esahh" Jawab Diara kemudian.
Glek...
Gyora menelan ludahnya sendiri mendengar cerita dari Diara. Pikirannya jadi treveling kemana-mana.
"Dan pria lumpuh itu jug~"
"Bahas yang lain saja!!" Potong Gyora.
"Ish, ini seru tau Gyora" Protes Tye yang tidak ingin cerita Diara terpotong.
"Aku ini masih kecil. Aku tidak mau pikiran suci ku jadi kotor karena cerita Diara" Gyora kemudian mengeluarkan ponsel mahalnya yang baru saja dibeli seminggu lalu saat liburan. "Lihat. Mobil Ferrari keluaran terbaru sudah rilis dua hari yang lalu, hanya ada tiga sekarang" Gyora memperlihatkan gambar mobil terbaru dari Ferrari. Yang pastinya jauh lebih canggih dan mewah dibandingkan yang sebelumnya.
"Di, kau harus beli! Bukankah ini yang kau tunggu dua bulan yang lalu" Ucap Tye berusul.
Diara mengangguk. "Tidak boleh sampai habis. Aku akan segera memesannya setelah pulang ini"
Setelahnya mereka pun kembali mengobrol ini dan itu. Yang pastinya sangat asyik hingga tak terasa mereka sudah satu jam di restoran itu.
"Pelayan!" Panggil Diara yang ingin membayar pesanan semuanya. "Biar aku yang bayar" Ucap Diara pada dua sahabatnya.
Mereka mengangguk saja.
"Maaf nona, ada kartu yang lain? Ini terkena blokir" Ucap sang pelayan saat baru saja menggesekkan kartu milik Diara.
Diara menatap kedua sahabatnya seakan heran. Kemudian tanpa menunggu lagi ia segera mengambil kartu yang lainnya.
"Masih sama yaitu diblokir"
"Bagaimana bisa ini semuanya terblokir?! Termasuk kartu tanpa batas ku juga?!!"
"Sudahlah. Biar aku saja yang bayar" Gyora pun kini mengeluarkan kartu kredit nya dan membayar semua yang mereka makan.
Tidak bisa menahannya lagi, Diara akhirnya langsung saja menelepon sang Daddy untuk menanyakan tentang semua kartunya yang di blokir.
"Iya sayang, ada apa?" Tanya Dad Andre diseberang telepon.
"Dad, jawab pertanyaan ku. Kenapa semua kartuku terblokir?!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments