Diara Moana berada dalam genggaman

Sementara Ruli, ia menatap heran kenapa perempuan yang tadinya begitu terkejut kini semakin terkejut dengan mengatakan itunya sangat besar? Ruli beralih menatap pintu kamar mandi yang terbuka, kemudian melihat benda pu_saka miliknya yang berdiri tegak.

Dengan sedikit gemetar Ruli memegangi benda pusaka miliknya sendiri. "Berdiri?" Ucap Ruli dengan sedikit terkejut. Bahkan ia sendiri terkejut melihat miliknya yang tiba-tiba berdiri setelah sekian lama tidak berfungsi lagi.

"Itu artinya Diara adalah..." Dengan segera Ruli memencet tombol untuk memanggil bodyguardnya agar kemari untuk memakaikan nya baju kembali.

Beberapa menit berlalu, setelah para bodyguard itu selesai membantu Ruli memakaikan pakaiannya, Ruli segera menjalankan kursi rodanya keluar dari kamar mandi dan kamarnya menuju ruang kerja.

"Axel, kemari!" Perintah Ruli dengan ponselnya.

Beberapa saat berlalu, Axel akhirnya masuk juga keruangan kerja bos nya, padahal ia baru saja pulang dari kantor dan merasa sangat lelah. "Ada apa?" Tanya Axel dingin lalu ia duduk di sofa.

"Benda pusa_ka milik ku berdiri" Ucap Ruli tanpa malu mengucapkan itu, karena disini hanya Axel saja yang tau tentang keadaannya yang imp_oten sementara.

Axel kini menatap serius Ruli. "Aku pikir kau berani melakukan itu dengan istrimu karena milikmu sudah berdiri" sambung Axel yang menduga sedari tadi bahwa sahabatnya itu memang sudah normal lagi setelah lima tahun berlalu.

Ruli menggeleng. "Aku baru merasakannya tadi saat dia secara tiba-tiba memegang pusaka milik ku, awalnya dia terkejut saat milik ku tidak berdiri, aku juga merasa malu dengannya, namun hal yang tak terduga saat tiba-tiba dia berteriak karena terkejut dan akupun juga terkejut karena dia terkejut -"

"Langsung pada intinya!" Tukas Axel yang tidak suka jika Ruli terlalu berbelit-belit.

Ruli menghela nafasnya. "Aku juga terkejut saat milik ku berdiri" lanjut Ruli kemudian.

"Jadi?" Tanya Axel.

"Itu artinya ini sudah waktunya. Siapkan operasi ku dalam waktu dekat ini! Aku tidak akan melepaskan nya apapun yang terjadi" Perintah Ruli pada Axel.

Axel yang mendengar itu merasa sangat senang saat sahabat nya yang akhirnya mau juga melakukan operasi setelah sekian lama. "Aku akan segera menelepon tuan Xing Fug agar menyiapkan segalanya"

Ruli mengangguk setuju.

#

#

Diruangan pribadi milik Ruli Gyoxer.

Ia menatap foto besar yang terbingkai emas itu. Foto perempuan yang pernah menjadi masa lalunya namun kini sudah menjadi milik orang lain.

"Aku sudah menemukan pengganti mu"

"Dia perempuan toxic namun aku menyukainya. Dia bukan perempuan yang anggun namun aku justru tertarik. Maaf...dan terimakasih selama ini sudah singgah di hatiku... walaupun rasanya belum ikhlas karena kau menjadi milik musuhku sendiri"

Dor!

Pranggg!!!

Suara kaca pecah itu kini memenuhi ruangan pribadinya. Ruli baru saja menembak foto itu menggunakan senjata api miliknya yang sudah lama tidak dipegang dan digunakannya itu. "Diara Moana" Gumam Ruli dengan tersenyum miring mendengar nama itu. "Jangan harap kau bisa lepas dariku. Karena apapun yang terjadi, perempuan yang sudah berada dalam genggaman Ruli Gyoxer tidak akan pernah bisa lepas!" Lanjut Ruli dengan tatapan dingin.

#

#

#

Beberapa hari kini telah berlalu. Hubungan antara Diara dan juga Ruli seakan seperti semakin jauh saja.

Diara dapat merasakan saat terahir kali ia berbicara pada saat scandal kamar mandi itu. Tentu saja Diara yang di diamkan pun merasa tidak ada masalah, yang terpenting adalah kartu hitam tanpa batas itu kini sudah berada ditangannya.

Ya, beberapa hari lalu Ruli telah meletakkan kartu hitam itu di dekat nakas meja saat Diara baru bangun tidur dipagi hari.

Ruli juga seperti sedang membebaskannya untuk melakukan apa yang Diara mau. Ruli bahkan memerintahkan para bodyguard untuk membiarkan istrinya itu mau pergi kapanpun, termasuk pada malam hari.

Seperti malam ini, ia tampil cantik dengan baju dres ketat untuk menghadiri acara pesta pernikahan seorang CEO muda bernama Arsyid. Ia juga sudah janji bersama kedua sahabatnya.

Diara malam ini sedang berada di salon dengan menatap dirinya dipantulan cermin. "Apakah aku cantik?"

"Kau sangat perfect Diara sedari dulu" Puji Tye saat melihat penampilan mewah Diara. Tentu saja karena harga dres plus make up dan salon rambut itu sangatlah mahal, namun sebanding dengan hasilnya.

"Ya Tye benar, tapi jangan meninggi jika dipuji!" Ketus Gyora yang melihat Diara terlalu lebay saat diomongi perfect.

Diara nyengir kuda. "I'm sorry, aku juga seperti sangat tidak sabar sekali menghadiri pesta malam ini. Sepertinya akan sangat meriah"

"Tentu saja meriah, dia adalah CEO muda sukses paling kaya kedua dinegara kita" sambung Gyora kemudian.

"Siapa yang pertama?" Tanya Tye penasaran.

"Keluarga suami dari Diara Moana"

Mendengar itu, sontak saja Diara terkejut mendengar namanya dibawa-bawa. "Suami ku?" Tanya Diara seolah tak percaya.

Gyora mengangguk "Kenapa terkejut? Apakah kau tidak pernah mencari tau tentang keluarga Gyoxer?"

Diara menggeleng.

"Ck...istri macam apa kau ini. Keluarga Gyoxer adalah yang terkaya dari yang paling kaya. Dia sangat berpengaruh dinegara ini maupun dinegara orang lain, Daddy bilang keluarga Gyoxer sangat sulit untuk diajak bekerja sama, dan hanya perusahaan hebat lah yang bisa bekerja sama dengan perusahaan paling hebat milik keluarga Gyoxer." Jelas Gyora panjang lebar setelah mendapatkan informasi ini dari Daddy nya.

Diara yang masih mematung mendengar penjelasan dari Gyora kini dikagetkan dengan suara bahwa dirinya sudah selesai di make up.

"Nona, sudah selesai"

Tidak ingin malam ini banyak pikiran, akhirnya Diara pun memilih untuk melupakan sejenak tentang perusahaan Gyoxer itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***