Menguping ala Diara

Malam harinya setelah melakukan makan malam yang cukup dingin menurut Diara, ia pun lagi-lagi harus masuk ke kamar itu.

Tapi Diara berucap syukur saat ternyata Ruli tidak ikut masuk kekamar, melainkan keruangan yang satunya dimana Diara tidak tau itu ruangan apa.

Karena tingkat keponya mulai kumat lagi, Diara yang tadinya ingin masuk kekamar kini mengurungkan niatnya dan memilih untuk mengikuti pemuda lumpuh itu. Bagusnya lagi ternyata pintu itu tidak dikunci.

"Ah...Sayang kau sangat hebat ah...Ruli lebih cepat"

Diara menelan ludahnya saat samar-samar mendengar suara itu dari dalam. Sepertinya itu adalah sebuah video yang diputar oleh Ruli. "Apa yang pria lumpuh itu lakukan? Siapa perempuan itu?" Batin Diara. Ia pun kembali memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan sekali lagi.

"Nah kan, dia ini sebenarnya sedang menonton video po*no yang mana? Apa dirinya sendiri bersama wanita lain?" Tidak ingin kepo lagi karena semuanya sudah didengar oleh Diara. Diara pun kemudian memilih untuk pergi ke kamar Ruli yang sekarang sudah menjadi kamarnya, beruntung dia sudah tau password pintu masuk nya.

Diara duduk diranjang dengan pikiran yang berputar-putar karena apa yang baru saja dilihatnya. "Siapa sebenarnya seorang Ruli Gyoxer? Aku rasa dia memiliki masalalu tersembunyi." Gumam Diara dengan berbicara serius pada dirinya sendiri.

Tapi beberapa detik kemudian dia tersenyum. "Ish apa-apaan sih, kau seperti seorang detektif Diara hahaha...Ck, tidak peduli juga dengan kehidupannya."

#

#

Sementara itu, Ruli didalam yang masih saja memutar sebuah suara yang pernah ia rekam saat sedang melakukan itu, tiba-tiba Axel datang dan mencabut flashdisk yang dipasang oleh Ruli.

"Kau gila!"

Ruli membuka matanya dan menatap Axel tajam saat berani mengganggu aktivitasnya. "Letakkan kartu itu lagi! Siapa yang mengizinkanmu untuk masuk kesini!" Bentak Ruli marah.

"Aku sebagai sahabatmu merasa sangat mengenaskan sekali padamu. Kau sekarang jadi gila! Untuk apa kau memutar video seperti itu lagi hah!" Dengan penuh keberanian Axel pun melempar kartu card itu hingga berhamburan dilantai.

"Kau...!"

"Apa kau tidak menyadari bahwa sedari tadi istrimu melihat kelakuan mu hah?!" Ya, sebenarnya tadi Axel yang berniat untuk mengecek berkas untuk meeting besok yang ada diruangan kerja Ruli seketika urung saat melihat nona Diara yang sedang serius mendengarkan sesuatu diruang pribadi Ruli. Setelah melihat kepergian istri bos sekaligus sahabatnya itu, Axel pun jadi ikutan penasaran dengan apa yang nona Diara dengar.

Suatu keterkejutan bagi Axel saat ternyata Ruli yang sedang mendengarkan video tidak layak yang sudah sedari dulu namun masih saja diputar.

"Maksut mu Diara?"

"Apa kau mempunyai istri lagi selain nona Diara?" Axel kini bertanya balik pada sahabatnya.

"Sial" Dengan segera Ruli pun menjalankan kursi rodanya keluar dari ruangan pribadinya menuju kamarnya untuk melihat Diara.

#

#

Diara yang posisinya saat itu sedang kayang karena gabut pun jadi sedikit terkejut saat Ruli yang tiba-tiba masuk. Ia pun dengan segera turun dari ranjang dan berdiri jauh dari suaminya. "Kenapa melihat ku seperti itu!!!" Pekik Diara yang ikut melotot melihat Ruli yang menatapnya intens.

"Apa yang kau dengar?" Tanya Ruli tanpa basa-basi dengan wajah datar nan dingin.

"Apa apanya?" Tanya Diara balik karena tidak mengerti. Ralat, sebenarnya Diara tau apa maksut pertanyaan pria lumpuh itu, namun Diara pura-pura polos saja biar aman.

"Kau tadi menguping kan"

Diara memutar bola matanya seakan memikirkan sesuatu. Kemudian dia berusaha untuk menahan tawanya. "Ppftt...Kepo maksimal ya? Ingin tau saja atau ingin tau sekali..P-r-i-a l-u-m-p-u-h."

Setelah mengucapkan buru-buru Diara berlari sejauh mungkin agar Ruli tidak bisa menangkapnya lagi. "Aaaaa!!!!! Mommy tolong aku!!!" Teriak Diara yang panik sendiri karena ucapannya, padahal Ruli hanya menatap datar dan tidak bergerak dari tempatnya. Diara menatap Ruli dengan dirinya yang sudah naik dan berdiri diatas sofa.

"Hei, kau tidak akan bisa menangkapku kali ini pria lumpuh!" Pekik Diara berani karena ia yakin jika Ruli tidak akan bisa menangkapnya. Jika Ruli mendekat kesini maka Diara akan langsung lari lagi, begitulah dialog yang ia buat beberapa jam yang lalu.

Mendengar pekikan Diara, Ruli justru bersikap seolah tak peduli dan lebih memilih untuk tidur sekarang. Ia memencet remot yang menghubungkan pada para bodyguard agar segera kemari.

Selang beberapa detik kemudian, mereka pun masuk kedalam kamar dan membantu tuan mereka untuk berbaring ditempat tidur. Setelah dirasa Ruli sudah nyaman, ia segera mengibas tangannya pertanda bahwa bodyguard harus keluar sekarang juga.

"Baik tuan, kalau begitu kamu pamit" Ucap sang bodyguard dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Hmm"

Sementara Diara masih bergeming dengan posisi yang sama, yaitu berdiri diatas sofa sembari melihat interaksi yang terjadi saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!