Chapter 17. Sosok misterius

Di dalam Dungeon paling dalam terjadi pertarungan paling sengit. Di sana terkumpul ribuan lebih orang yang terinfeksi ‘umbral plague’ dan menggila. Arthur maupun Tamus masih belum menemukan alasan dari kejadian ini, namun kondisi semakin parah ketika Aron juga lepas kendali.

“Aron buka matamu.”

Arthur masih berusaha semaksimal mungkin agar anak itu bisa kembali kesadaran awal, namun percuma. Jiwa Aron sudah dimakan oleh umbral dan menjadi wadah yang tanpa keinginan.

Aron menerjang Arthur dan mencekik lehernya dengan kuku yang tajam. itu merupakan efek dari penyakit miliknya.

“Arthur… sial!”

Tamus berdesis, dia hendak menyelamatkan murid satu-satunya, tapi semua musuh mengganggu. Berbeda dengan Arthur, Tamus menebas semua orang yang menghalangi jalannya. Pedang milik Tamus menjadi penuh oleh darah segar. Perlahan, tapi pasti Tamus membunuh satu persatu semua yang mengganggunya.

“Tidak..”

“Berhenti..”

“Arghh!”

Mengabaikan teriakan dan jeritan. Tamus berlari, menari dengan pedangnya menuju tempat murid yang sedang dalam kondisi buruk.

Di sisi lain Arthur semakin kehilangan napas. Dia tidak memiliki niat untuk bertarung dengan Aron.

“Kak… tolong lakukan! Aku melakukan ini bukan karena suka, bahkan ibu juga menggila..”

Brak

Arthur menendang Aron membuatnya mental beberapa meter ke atas, tapi tentu dia menahan diri. Ketika Aron tertendang, Glena tampak marah dan menyerang, meskipun terkendalikan oleh penyakit insting seorang ibu tetap ada.

*Cring

Pedang Arthur menahan kuku tajam milik Glena. Tapi itu percuma, karena gadis itu memutar tubuhnya dan memberikan tendangan kuat hingga membuat Arthur terbentur bersama para musuh yang menghalangi jalan.

Melihat hal itu, Tamus makin emosi. Dia menerjang semua musuh tanpa kenal ampun dan akhirnya sampai ke tempat Glena. Tatapan mata dari pria tua itu tanpa kenal ampun, dia menghunuskan pedang ke lehernya.

Gadis itu hampir mati, namun bukannya ketakutan dia malah tersenyum manis berkata dengan nada lembut.

“Terima kasih.”

Mata Arthur terbuka lebar, pandangan pertama kali yang dia lihat setelah tersingkirkan beberapa meter adalah, pandangan di mana kepala ibu itu terpenggal dengan sangat rapi. Darah bercucuran dari kepalanya dan terus menetes bagaikan sungai, tubuhnya tergeletak tanpa kepala.

“Apa yang kamu lakukan Tamus!?”

Melihat pandangan itu tentu Arthur tidak tinggal dia, dia berdiri dan ingin melakukan komplain ke Tamus, namun tiba-tiba aura pekat kegelapan mengitari ruangan tersebut.

Aura membunuh yang membuat para ‘umbral plague’ makhluk tanpa pikiran dan tubuh bergerak sendiri, bahkan ketakutan oleh aura kegelapan itu.

“Beraninya kamu membunuh ibu!”

Aura gelap nan pekat ini berasal dari Aron. Seperti magnet dia menarik perhatian para ‘umbral plague’ mereka berkumpul ke tempat Aron dan seperti menyatu dengan cara menjijikan.

Semua yang di sana menyatu, ribuaan manusia menjadi satu makhluk dengan bentuk menjijikan. Bentuk bulat besar tidak hanya itu, setiap kepala manusia tampak di tubuh yang bulat tersebut. Dan yang paling menguasai kesadaran adalah Aron.

Walaupun dia sendiri terus berteriak kesakitan dan tidak seratus persen sadar.

“Sakit.. sakit!”

Berteriak seperti itu Aron menerjang Arthur, namun Arthur masih terdiam dia tidak menyangka Aron akan bersatu dengan ribuan manusia dan menjadi monster menjijikan.

Aron menerjang semakin dekat, setiap langkah yang dia lakukan membuat gema dan ruangan gemetaran.

“Arthur apa yang kamu lakukan? Menghindari!”

Tamus sudah memperingati, tapi tidak ada respon. Dia berdesis dan menarik paksa Arthur dengan bersamanya untuk menghindari serangan Aron.

*Brak

Mereka berdua berhasil menghindari dengan Arthur yang di gendong di pundak Tamus. Aron yang menerjang tidak memiliki kesempatan untuk menghentikan gerakannya sehingga dia tertabrak dinding.

“Arthur sadarlah! Dia sudah tidak bisa diselamatkan.”

Arthur menelan ludah, dia menyadari itu. Tapi tetap saja dia tidak bisa membunuh Aron.

Aron melompat, menyerang kedua orang yang berbincang-bincang itu. Tamus melemparkan tubuh Arthur dan menahan serangan Aron dengan pedang miliknya. Membunuh Aron dari aura dan tatapannya Arthur tahu itu adalah tujuannya.

“Arkh!”

Tamus terlempar. Tubuh milik Aron tampaknya lebih berat sehingga pedang miliknya tidak bisa menahanya.

Tamus terhempas mengenai dinding sehingga dia menjadi terkunci di sana. Jika ingin menarik diri dan keluar dari dinding membutuhkan sedikit waktu.

“K.. Kak Arthur.”

Kali ini Aron menerjang Arthur. Ketika badanya hampir saja mengenainya Arthur tidak punya pilihan lain selain menyerang.

Dia mengayunkan pedang ke tubuh bulat yang penuh kepala para manusia itu, namun ketika dia melakukannya pedang suci yang dia bawa terbelah menjadi dua, tampaknya pedang itu tidak kuasa menahan berat dan kekuatan dari Aron.

Karena pedang itu tidak ada, serangan berhasil mengenai Arthur membuatnya merasakan rasa sakit di sekujur tubuh dan terhempas beberapa meter.

‘Pedang itu rusak. Pedang suci Midnight hancur hanya dalam satu serangan. Ini buruk.’ Tamus memikirkan hal tersebut, dia menyadari seberapa bahaya musuh yang dilawan, tapi tetap saja dia tidak bisa membunuhnya karena Arthur pasti akan sangat marah dengannya.

‘Apa yang harus kulakukan?’ Tamus kebingungan.

“Arghhhh!! Sakit, sial!!”

Aron berteriak, para manusia ‘umbral plague’ yang berkumpul menjadi satu bola di tubuhnya saling memisah meninggalkan tubuh Aron satu persatu. Tubuh itu semakin mengecil karena satu persatu keluar.

Sekarang setengah populasi telah keluar, seperti semula. Jadi setengah berhasil keluar di tubuh Aron dan setengahnya lagi masih ada di tubuh Aron.

Alasan hal ini terjadi tidak lain adalah karena tubuh Aron sendiri tidak bisa menampung kekuatannya. Ini adalah berita bagus, meskipun setengah populasi kembali ini lebih baik dari pada harus menyatu.

Itulah yang dipikirkan Tamus. Karena kalau menyatu kekuatan lebih besar lebih muda membantai kroco.

< dark Sword technique: first style: dark slash >

Dengan satu serangan kuat Tamus hampir membantai setengah populasi. Lantai Dungeon sekarang benar-benar penuh oleh mayat manusia yang tertidur, bahkan darah sudah berceceran seperti sungai yang dalam.

‘Tinggal satu serangan lagi dan semua akan mati. Cih! Dasar murid bodoh yang kamu perlukan hanya diam. Dengan seperti itu masalah akan lebih cepat selesai.'

Tamus menatap Arthur yang pingsan. Dia terkena serangan Aron dengan cukup kuat.

Tatapan Tamus kembali ke sekumpulan Zombie yang berkumpul dan menyerang.

“Tolong bunuh kami..”

“..sakit, bebaskan kami..”

“Ak,, aku tidak kuat lagi..”

“.. tolong cepat tubuh ini bergerak tanpa arahan..”

‘Apakah kamu tidak bisa mendengar, Arthur. Mati itulah keinginan mereka. Sama seperti master keenam, kamu benar-benar naif, kalau kamu pasti tidak akan diterima sebagai pewaris sah kedelapan oleh Shutaru.’

Memikirkan itu, Tamus menggenggam pedang lebih kuat cahaya kegelapan menyinari ruangan, dia mau melakukan serangan Teknik pertama seperti sebelumnya.

“Wah,, kerja yang sangat bagus. Aku tidak menyangka membuat tumbal untuk raja iblis akan sangat semudah ini, Semua ini berkat anda Tamus.”

Tamus membuka mata lebar, suara seorang gadis kecil yang bergema di ruangan ini menarik perhatiannya. Raja iblis kata itu membuat dia berhenti menyerang.

Kedatangan sosok tidak dikenal itu juga membuat para umbral plague terhenti dan diam. Tamus menoleh kebelakang.

“Siapa kamu? Dan membangkitkan raja iblis katamu?”

Sosok itu terlihat seperti gadis kecil. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh tudung dari jubahnya.

“Aku… ya, kukira orang yang hidup ratusan tahun untuk mencari sosok seperti Arthur Midnight harusnya sadar.”

“Yah, main teka-tekinya kita akhiri untuk Sekarang.”

Selesai berbicara gadis misterius itu membuka tudung miliknya, memperlihatkan rambut putih bagaikan bulan dan mata merah ruby yang tajam.

Ciri-ciri fisik ini, membuat Tamus tidak bisa berkata-kata.

“Selamat malam, Tamus,” ucap gadis berambut putih itu dengan senyuman.

Tapi senyuman itu tidak terlihat ramah bagi Tamus.

“Elli Midnight, kenapa kamu bisa di sini?”

Sosok yang tidak lain adalah Elli Midnight-adik Arthur hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan itu.

Terpopuler

Comments

Dr. Rin

Dr. Rin

aku punya saran kle untuk namanya, Dark Sword First Form : Dark strike!

Saran aja hehe

2023-07-30

1

Dr. Rin

Dr. Rin

Typo Thor, ini harusnya suka malah suaka

2023-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Siswa yang terbully
2 Chapter 1.5 Kematian
3 Chapter 2. Kehidupan kedua
4 Chapter 3. Arthur Midnight
5 Chapter 4. Kegagalan
6 Chapter 5. Bangsawan gagal
7 Chapter 6. Upacara kedewasaan
8 Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9 Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10 Chapter 9. Master dan Pewaris
11 Chapter 10. Latihan
12 Chapter 11. Desa Fusa
13 Chapter 12. Umbral Plague
14 Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15 Chapter 14. Dugeon
16 Chapter 15. Master keenam
17 Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18 Chapter 17. Sosok misterius
19 Chapter 18. Ini adalah waktunya
20 Chapter 19. Kebenaran
21 Chapter 20. Pewaris ke delapan
22 Chapter 21. Menyelamatkan putri
23 Chapter 22. Fiona Rosemary
24 Chapter 23. Penculikan Fiona
25 Chapter 24. Paladin
26 Chapter 25. Penjara
27 Chapter 26. Phantom eye
28 Chapter 27. Kegelapan hati
29 Chapter 28. Sebuah permintaan
30 Chapter 29. Persetujuan
31 Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32 Chapter 31. Akademi Reinhard
33 Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34 Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38. The watchers
40 Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41 Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42 Chapter 41.
43 Chapter 42. Sebuah undangan
44 Chapter 43. Permintaan
45 Chapter 44. Keraguan Fiona
46 Chapter 45. Kompetisi
47 Chapter 46. Api Amarah
48 Chapter 47 Api amarah 2
49 Chapter 48. Api Amarah 3
50 Chapter 49. Api Amarah 4
51 Chapter 50. Pertarungan
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Chapter 1. Siswa yang terbully
2
Chapter 1.5 Kematian
3
Chapter 2. Kehidupan kedua
4
Chapter 3. Arthur Midnight
5
Chapter 4. Kegagalan
6
Chapter 5. Bangsawan gagal
7
Chapter 6. Upacara kedewasaan
8
Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9
Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10
Chapter 9. Master dan Pewaris
11
Chapter 10. Latihan
12
Chapter 11. Desa Fusa
13
Chapter 12. Umbral Plague
14
Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15
Chapter 14. Dugeon
16
Chapter 15. Master keenam
17
Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18
Chapter 17. Sosok misterius
19
Chapter 18. Ini adalah waktunya
20
Chapter 19. Kebenaran
21
Chapter 20. Pewaris ke delapan
22
Chapter 21. Menyelamatkan putri
23
Chapter 22. Fiona Rosemary
24
Chapter 23. Penculikan Fiona
25
Chapter 24. Paladin
26
Chapter 25. Penjara
27
Chapter 26. Phantom eye
28
Chapter 27. Kegelapan hati
29
Chapter 28. Sebuah permintaan
30
Chapter 29. Persetujuan
31
Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32
Chapter 31. Akademi Reinhard
33
Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34
Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38. The watchers
40
Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41
Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42
Chapter 41.
43
Chapter 42. Sebuah undangan
44
Chapter 43. Permintaan
45
Chapter 44. Keraguan Fiona
46
Chapter 45. Kompetisi
47
Chapter 46. Api Amarah
48
Chapter 47 Api amarah 2
49
Chapter 48. Api Amarah 3
50
Chapter 49. Api Amarah 4
51
Chapter 50. Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!