Awan gelap membendung luas di langit, bumi menangis menggambarkan kesedihan, angin terus berhembus dengan kasar. Di kondisi seperti ini terlihat seorang Pria tua yang terlihat cukup tua mungkin sekitar 60 tahunan. Dengan wajah yang keriput, rambut yang berwarna putih tua dan jenggot panjang, dia menatap hujan deras itu.
Matanya terlihat lemah seperti tidak memiliki ketertarikan apapun.
Aku harus segera mencari pewaris dari teknik pedang ini sebelum waktuku telah habis..
Pria tua tersebut merupakan pendekar pedang yang cukup hebat saat dia masih muda walaupun namanya tidak tersebar luas, namun kekuatan beliau mampu menandingi seorang paladin, tingkat teratas dari penyihir.
Pria tua itu menghela napas, wajahnya keriput mengeluarkan keringat dingin.
Walaupun begitu mencari pewaris bukanlah hal mudah, aku harap master ke enam tidak marah..
Sekali lagi pria tua itu menghela napas, mengingat amarah dari sosok pewaris ke enam yang dia ingat itu. Dia juga dilatih oleh seseorang sebelumnya.
Hujan semakin deras, tempat yang ia gunakan sebagai teduhan berupa gubuk kecil hampir saja hancur, walaupun hujan deras Pria tua itu memutuskan untuk keluar dari gubuk kecilnya.
Ini bukan seperti terjadi sesuatu di gubuknya hanya saja. Pria tua itu merasakan hawa pertarungan di sekitar sini. Pria tua itu mengambil sebuah pedang berwarna kemerahan dan memiliki warna yang sangat pekat.
Dia berlari menuju aura pertarungan yang ia rasakan. Di tengah badai hujan terjadi pertarungan istingnya mengatakan hal buruk terjadi.
Dan benar saja, ia dibuat melongga dengan pemandangan bekas pertarungan yang dia dapatkan. Mata dia terbuka lebar, tempat ini seperti lautan mayat goblin, mayat goblin berada di mana-mana. darah juga berceceran, mengalir bersamaan dengan air hujan.
Senjata juga hancur semua, jumlah goblin ini cukup banyak. Siapa orang yang membantai ini semua.
Ia menoleh segala arah. Berjalan-jalan di kerumunan mayat goblin, karena pasti pelaku dari pertarungan ini ada di sekitar dan kemungkinan dia terluka berat, makanya pria tua itu mencari.
Selang beberapa saat akhirnya dia menemukan seorang remaja berbaju putih namun dipenuhi oleh darah para goblin, bahu dan kakinya tertusuk oleh panah, darah terus mengalir dari luka itu. Muka sang pemuda juga sangat lemas.
Anak sekecil ini adalah pelakunya? Aku tidak bisa menyangka, tidak ada bekas-bekas sihir di sini jangan bilang dia bertarung hanya bermodalkan teknik pedan?
Mata pria tua itu mengarah ke pedang yang berada di samping remaja tersebut, dia kagum dengan kehebatannya, namun ia juga khawatir dengan kondisi remaja tersebut.
Ini benar-benar parah. Dalam kondisi hujan deras seperti ini dia bisa saja mati..
Tanpa banyak pikir pria tua tersebut mencabut panah di kaki dan bahu sang remaja. Dia membawa sang remaja ke pangkuannya.
Bersabarlah nak dengan ini kamu akan selamat, dan sepertinya aku menemukan seseorang yang menarik..
Ditengah hujan deras pria itu membawa remaja berambut putih ke suatu tempat yang pastinya aman.
*****
Suara burung membangunkan remaja yang tertidur lelap. Dia membuka mata perlahan dan menatap atap rumah yang tidak dia kenal. Rumah ini terlihat kecil dengan kayu-kayu yang terlihat tidak kokoh.
Disampingnya terdapat api yang digunakan untuk merebus air dan dia menatap sosok pria tua berjenggot yang sedang memanaskan air, entah untuk apa.
“Anda siapa?” tanya remaja tersebut.
Pria tua menoleh, tersenyum lega.
“.. Aku bersyukur akhirnya kamu terbangun,, dari rambut putih itu. Apa kamu anak dari Midnight?”
Mendengar kalimat ‘Midnight’ membuat mod remaja tersebut berkurang, dia menatap tajam.
“Aku benci dengan nama itu! Jangan sebut itu lagi!”
Selang beberapa saat ruangan menjadi hening. remaja yang tidak lain adalah Arthur Midnight menatap tajam, sedangkan pria tua tanpa nama itu malah tersenyum kecil sambil menatap air yang dididihkan.
Dia menaruh air hangat di gelas dan memberikannya ke Arthur.
“Minumlah, Nak. Jujur saja aku tidak peduli siapa kamu, namun malam hari itu aku menemukanmu di kerumunan mayat goblin. Itu sungguh hal luar biasa, terutama bagi anda yang tidak bisa menggunakan sihir.”
‘Tidak bisa menggunakan sihir’ itu adalah kalimat terlarang bagi Arthur.
“Kalau aku tidak bisa menggunakan sihir terus kenapa?! Tertawalah semaumu, dasar tua sialan!”
“Hahahaha, jangan marah seperti itu. Tidak bisa menggunakan sihir bukan berarti semuanya berakhir di sana, masih banyak cara orang untuk bertarung, bukan?”
“Apa yang kamu katakan? Sihir adalah segalanya di dunia ini. Meskipun aku bisa melatih skill pedang tentu saja aku akan kalah dengan seorang penyihir. Ini anggapan seperti orang konyol yang melawan orang bersenjata pistol dengan tangan kosong, perbandingan sangat berbeda!”
“Kamu hanya perlu menghindari serangan dari tembakan dan menebasnya, bukankah itu selesai,” ucap pria tua itu.
Arthur semakin emosi. “Meskipun aku menebas mereka penyihir memiliki kemampuan untuk menciptakan pelindung.”
“Dan kamu hanya perlu menebasnya hingga hancur, simpel, kan?” Pria tua itu menghela napas lalu meminum air hangat yang baru saja dia rebus.
Arthur mencengkram selimut yang dia pakai. “Apa yang mau kamu katakan, Pak tua?”
Meletakan gelas, pria tua itu menatap serius.
“Dengar, kamu memang tidak memiliki elemen sehingga kamu tidak akan bisa menggunakan sihir, namun itu belum berakhir di situ, seorang yang terlahir tanpa elemen adalah orang spesial yang lahir ratusan tahun sekali sangat jarang orang seperti kamu lahir. Dan kalau boleh jujur aku sudah lama menunggu sosok seperti itu.”
Arthur menatap tajam karena merasa di olok-olok.
“‘ menunggu’? Apa yang sebenarnya kamu katakan?”
“Dengar sampai selesai. Seorang tanpa elemen, kamu bisa anggap mereka dengan gelas kosong tanpa isi, mereka adalah adalah wadah kosong dan aku ingin mengisi wadah kosong itu dengan teknik yang terus diwariskan selama beratus ratus tahun ini.”
“Teknik yang diwariskan selama ratusan tahun? Apa maksudnya?” Mata Arthur kini menjadi normal, dia menjadi tertarik dengan arah pembicaraan.
“Teknik ini adalah kemampuan yang hanya bisa diwariskan oleh orang-orang tanpa elemen sepertimu dan aku. Kekuatan ini terus diwarsikan dan diwariskan ke generasi berikutnya, hingga sampai ke tempatku yaitu generasi ketujuh,” ucapnya dengan menatap pedang merah miliknya.
Arthur menelan ludah dia tahu arah pembicaraan ini.
“Dan pedang ini juga terus diwariskan, jadi yang ingin aku katakan adalah..” Pria tua itu mengatur napas sebelum melanjutkan. “Kamu memiliki tekad yang menarik, Nak. Aku memiliki tawaran, apakah kamu ingin mewariskan teknik pedang kegelapanku?”
Sebuah pertanyaan dilontarkan ke arah Arthur. Sebuah pertanyaan yang akan merubah sosok Arthur Midnight dari sosok yang sangat lemah dan kelak dia akan menjadi sosok terkuat, dia tidak akan diremehkan lagi dan berdiri di tingkat teratas dunia ini.
Petualangan Arthur Midnight dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Dr. Rin
kek si Asta
2023-07-10
1
Dr. Rin
Kasih aja ke MC
2023-07-10
0