Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya

‘Mereka tidak lain adalah para penderita ‘umbral plague’, tapi kenapa mereka ada di sini?’

Arthur masih tidak paham dengan situasi yang terjadi. Di tengah kebingungan tiba-tiba salah satu dari banyaknya musuh melompat ke arah Arthur, hendak mencengkram lehernya, namun dengan gerakan yang lincah Arthur melompat ke belakang.

Dia tidak memberikan serangan balasan karena akan membuat mereka tersakiti. Meskipun dikendalikan dan tampak menjijikan bagi Arthur mereka tetaplah manusia.

“... tolong kami, ini sangat sakit.”

“Sakit, sakit, tolong akhiri hidup kami!”

Arthur menutup mata, dia tidak memiliki keberanian bahkan untuk memberikan pukulan kecil ke mereka, baginya mereka tetaplah manusia yang lemah tidak ada bedanya.

“Kenapa kamu tidak membunuhnya, Kak Arthur?”

Arthur menoleh ke belakang karena mendengar suara yang sangat dia kenal. Dia sempat berkeringat tidak ingin menduga bahwa pemikirannya benar, tapi takdir berkata lain.

“Aron! Kenapa kamu di sini?”

“Kenapa? Kamu menanyakan, kenapa? Jawabannya sudah jelas Kak Arthur! Aku datang ke sini demi mencari cara untuk sembuh dari penyakit ini, aku dengar bahwa jika menyelesaikan Dungeon ini maka dapat mengabulkan permintaan orang.”

“Tapi di sini terlalu bahaya Aron lebih baik kamu segera pulang!”

Aron terdiam dan menatap tajam. “Itu juga salah satu alasannya kak Arthur, jika memang berbahaya maka aku bisa mati di sini.” Dia tersenyum mengakhiri kalimatnya.

“Itu benar, Nak Arthur. Selain untuk mencari cara menyembuhkan penyakit kami juga mencari jalan untuk mati..”

Sosok ibu tua berjalan di belakang Aron dan dia tidak lain adalah Glena.

‘Bahkan dia juga ikut ke sini…’

Terlalu sibuk dengan keduanya, tiba-tiba musuh yang berada di belakang menggerombol Arthur dan mencengkram lehernya dengan sangat erat, membuat dia sesak napas dan kepusingan.

Namun meskipun begitu Arthur tidak melawan balik, dia menerima cengkraman dari yang ada di lehernya.

“Kak Arthur kenapa kamu tidak membunuhnya? Mereka sudah tidak ada harapan, tolong bunuh mereka dan kami..”

Mata Arthur semakin tertutup rapat. Orang yang mencengkram lehernya dengan kuat sudah terkendalikan oleh emosi yang tidak tertahankan. Tidak hanya satu orang, sedikit demi sedikit makin banyak yang mengelilingi Arthur dan terus menjerit histeris.

Saat Arthur ingin menyerah, tiba-tiba suara hentakan kaki membuat dia sadar. Hentakan ini bergema memenuhi ruangan, membuat Aron maupun Glena menatap kebelakang menyaksikan sosok yang menghasilkan suara bising.

“Arthur!”

Sosok pria tua datang. Dia menggenggam pedang merah miliknya dengan sangat erat, bersamaan dengan itu pedang milik dia berubah menjadi hitam pekat.

Arthur membuka mata lebar dia tahu apa yang akan sosok itu lakukan, dengan napas dan mulut yang masih terengah-engah dia berteriak.

“Jangan lakukan itu Tamus-“

Slash

Ucapan Arthur terhenti. Belum sempat selesai bicara, semua orang yang berkumpul menyerangnya mati. Tubuh mereka terpotong rapi dan kepala mereka terpotong. Darah bercucuran berkat serangan kegelapan milik Tamus berhasil menciptakan ruangan yang penuh akan darah segar.

Aron dan Glena melompat untuk menghindari tebasan tersebut jadi mereka aman.

“Arthur kamu tidak apa-apa?” tanya Tamus mendatangi Arthur yang terdiam menatap segerombolan mayat.

“Kenapa kamu membunuh mereka?”

“Dengarkan aku! Mereka-“

“Hanya karena mereka berbeda kamu menganggapnya sampah! Kamu sama saja dengan yang lainnya, Tamus. Mereka penderita ‘umbral plague’ sama sepertiku, tidak diinginkan dan dicintai, jadi aku tahu perasaan dari mereka. Karena itulah aku mencoba mencari cara untuk menyembuhkan mereka… dan kamu malah membunuhnya!”

Arthur mengeluarkan semua keluh kesah yang dialami selama ini. Mata merahnya menatap tajam ke arah mayat itu, dia benar-benar shock dengan apa yang terjadi.

“Dengarkan aku Arthur—”

Swoosh

Serangan melancar dari musuh dengan cakar tajamnya, hendak menusuk Arthur yang masih membeku. Beruntung Tamus merespon cepat, dia menahan serangan tersebut dengan pedang merah miliknya.

“Bicaranya nanti saja! Sekarang jika kamu ingin hidup pegang pedangmu! Jika kamu tidak bisa membunuh mereka serahkan padaku, akan kutanggung dosamu sebagai guru.”

Seperti kobaran api penyemangat, ucapan tersebut berhasil mempengaruhi otak Arthur. Dia kembali berdiri dan menggenggam pedangnya. Mata merah milik dia menatap tajam ke sekumpulan para penderita ‘umbral plague’ yang hilang kesadaran.

“Aku tahu Tamus.”

Tidak seperti sebelumnya, Arthur berani mengayunkan pedangnya ke setiap para musuh yang hendak menyerang dia. Arthur hanya menahan serangan dan membalas menggunakan pedang bagian belakang sehingga tidak menimbulkan luka tebasan.

Cring

Arthur menahan serangan kuku tajam dari salah satu banyaknya orang yang berkumpul dengan pedang suci miliknya. Kumpulan orang ini sangat banyak jujur saja Arthur dan Tamus kalah jumlah.

Orang yang menyerang mereka sekitar ribuan hingga memenuhi ruangan Dungeon ini, sedangkan mereka hanya berdua entah bagaimana cara mereka menyelesaikan tanpa membunuh.

“Apa yang kau lakukan? cepat bunuh mereka dan juga coba bunuh aku kak Arthur,” ucap Aron yang berada di atas.

Arthur mengabaikan ucapan dia dan terus menyerang para musuh. Setiap dia mengalahkan musuh maka akan muncul lagi, tidak ada habisnya.

Melihat kegigihan dari Arthur membuat Aron dan ibunya jadi sedikit tersentuh, namun waktu mereka juga habis.

Kedua orang tersebut berteriak kesakitan dan histeris, mereka sama seperti semua orang yang di sini. Mulai berperilaku gila.

Arthur yang sibuk melawan musuh jadi ketakutan dia menatap ke arah Aron dan betapa terkejutnya dia melihat kondisi Aron.

Dia menjerit kesakitan dan tanpa henti melukai dirinya sendiri, tidak peduli wajahnya dipenuhi oleh darah dia mengaruknya hingga puas. Ini juga berlaku untuk Glena.

Arthur teringat perkataan mereka di mana dia harus membunuhnya ketika waktu tiba dan ini adalah saatnya.

“K.. kak Arthur, bunuh aku…”

Suara lirih berasal dari Aron, seperti anak kecil menangis tersedu-sedu dia terlihat menyedihkan, namun yang membedakan adalah satu. Air mata ini adalah darah yang keluar dari matanya.

Arthur menelan ludah.

‘Jadi ini waktunya, ya…?’

‘Tapi aku tidak bisa membunuh mereka.’

Terpopuler

Comments

Dr. Rin

Dr. Rin

banyak typonya thor 😅

2023-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Siswa yang terbully
2 Chapter 1.5 Kematian
3 Chapter 2. Kehidupan kedua
4 Chapter 3. Arthur Midnight
5 Chapter 4. Kegagalan
6 Chapter 5. Bangsawan gagal
7 Chapter 6. Upacara kedewasaan
8 Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9 Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10 Chapter 9. Master dan Pewaris
11 Chapter 10. Latihan
12 Chapter 11. Desa Fusa
13 Chapter 12. Umbral Plague
14 Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15 Chapter 14. Dugeon
16 Chapter 15. Master keenam
17 Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18 Chapter 17. Sosok misterius
19 Chapter 18. Ini adalah waktunya
20 Chapter 19. Kebenaran
21 Chapter 20. Pewaris ke delapan
22 Chapter 21. Menyelamatkan putri
23 Chapter 22. Fiona Rosemary
24 Chapter 23. Penculikan Fiona
25 Chapter 24. Paladin
26 Chapter 25. Penjara
27 Chapter 26. Phantom eye
28 Chapter 27. Kegelapan hati
29 Chapter 28. Sebuah permintaan
30 Chapter 29. Persetujuan
31 Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32 Chapter 31. Akademi Reinhard
33 Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34 Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38. The watchers
40 Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41 Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42 Chapter 41.
43 Chapter 42. Sebuah undangan
44 Chapter 43. Permintaan
45 Chapter 44. Keraguan Fiona
46 Chapter 45. Kompetisi
47 Chapter 46. Api Amarah
48 Chapter 47 Api amarah 2
49 Chapter 48. Api Amarah 3
50 Chapter 49. Api Amarah 4
51 Chapter 50. Pertarungan
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Chapter 1. Siswa yang terbully
2
Chapter 1.5 Kematian
3
Chapter 2. Kehidupan kedua
4
Chapter 3. Arthur Midnight
5
Chapter 4. Kegagalan
6
Chapter 5. Bangsawan gagal
7
Chapter 6. Upacara kedewasaan
8
Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9
Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10
Chapter 9. Master dan Pewaris
11
Chapter 10. Latihan
12
Chapter 11. Desa Fusa
13
Chapter 12. Umbral Plague
14
Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15
Chapter 14. Dugeon
16
Chapter 15. Master keenam
17
Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18
Chapter 17. Sosok misterius
19
Chapter 18. Ini adalah waktunya
20
Chapter 19. Kebenaran
21
Chapter 20. Pewaris ke delapan
22
Chapter 21. Menyelamatkan putri
23
Chapter 22. Fiona Rosemary
24
Chapter 23. Penculikan Fiona
25
Chapter 24. Paladin
26
Chapter 25. Penjara
27
Chapter 26. Phantom eye
28
Chapter 27. Kegelapan hati
29
Chapter 28. Sebuah permintaan
30
Chapter 29. Persetujuan
31
Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32
Chapter 31. Akademi Reinhard
33
Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34
Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38. The watchers
40
Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41
Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42
Chapter 41.
43
Chapter 42. Sebuah undangan
44
Chapter 43. Permintaan
45
Chapter 44. Keraguan Fiona
46
Chapter 45. Kompetisi
47
Chapter 46. Api Amarah
48
Chapter 47 Api amarah 2
49
Chapter 48. Api Amarah 3
50
Chapter 49. Api Amarah 4
51
Chapter 50. Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!