Chapter 2. Kehidupan kedua

Mataku perlahan terbuka menyaksikan pandangan yang serba putih tanpa apapun. Tempat ini seperti ruang hampa yang hanya berisi oleh warna putih, bahkan tak ada kehidupan dan sepertinya aku sendiri di sini.

Aku menaikan tubuhku yang tergeletak di tempat hampa ini. Tidak entah ini tergeletak, atau bukan bahkan aku tak yakin. Tempat pijakan saja tak terlihat jelas di sini, tempat ini benar-benar kosong.

[Akhirnya kamu bangun]

Suara berat bergema di ruangan hampa, aku menoleh ke segala arah dan mendapatkan seseorang, tidak lebih tepat jika dibilang cahaya berbentuk manusia, dia hanya memiliki warna putih tanpa wajah dan berbentuk menyerupai manusia ia terlihat duduk di depanku.

Siapa dia? Tunggu plot ini, jangan bilang!

[Sepertinya kamu kebingungan, baiklah akan ku-]

Sebelum cahaya berbentuk manusia itu selesai berbicara, aku telah merentangkan tangan ke depan, menolak untuk mengetahui fakta aneh ini. Karena aku sadar bahwa plot ini adalah..

"Stop! Aku paham."

[Hah? Apa kau yakin?]

"Tentu saja." Aku menghirup nafas sejenak untuk mengatur nada bicaraku.

"Kalau melihat dari plot ini aku pasti sudah mati, dan kamu pasti dewa. Kamu pasti ingin membawaku ke suatu dunia yang tak jelas itu kan!? Dan pasti kamu ingin berkata seperti ini 'Halo anak muda, aku adalah dewa, sekarang aku akan membawamu ke dunia itu. Lawanlah raja iblis dan selamat dunia.' kau pasti ingin mengatakan itu kan?Apa kau kira aku wibu sehingga berharap plot itu terjadi?! "

Nada yang ku gunakan cukup besar, sehingga cahaya berbentuk manusia itu, tidak kusebut dewa saja. Dewa menjadi terkejut.

[ha.. Hmm, ya kau benar. Tapi tak kusang-]

"Hah.. Jadul tahu, jaman sekarang main dunia lain. Apakah situ waras? Apa yang bagus dari dunia lain? Paling aku akan melawan raja iblis satan, menyelamatkan dunia.. Atau seperti ini, aku akan mencari teman membentuk sirkel dan melawan organisasi kegelapan, plot itu terlalu mainstream.. Bodoh ah aku tak mau ke dunia lain. Aku akan tidur di sini."

Aku sudah muak dengan semua omong kosong ini, lagi pula genre yang seperti ini sangat kubenci. Reinkarnasi kemudian menebus penyesalan di dunia itu. Hal seperti itu mana ada, pada akhirnya ini adalah cara orang-orang lemah untuk melarikan diri dari kenyataan. Karena muak aku memutuskan untuk rebahan di asal tempat dan menggunakan selimut yang entah dari mana. Mataku perlahan menutup tak peduli jika ada dewa di depan aku tetap akan tidur.

[....]

[Anu]

[Jangan bilang kamu tidur beneran?]

"...."

[Woii, katakanlah sesuatu!]

Tak ada niatan merespon, aku masih berpura-pura tidur dengan bantal dan selimut tebalku. Aku tak merasa bersalah sama sekali bahkan beberapa detik lagi aku akan tertidur. Selamat tidur-

Dewa terlihat sedikit emosi, dia menaikan nadanya.

[Woi, kamu sudah cukup bercandanya! Aku dewa lo, setidaknya berilah rasa hormat atau-]

Aku melemparkan bantal ke arah pengganggu itu berharap mulutnya dapat terdiam, namun bantal itu malah menembus tubuh dewa, tidak menimbulkan luka apapun. Sial aku kecewa.

"Berisik! Aku tak bisa tidur kan!" Aku berteriak sangat besar, sehingga suaraku bergema sangat kuat.

Dewa makin terlihat marah, urat nadi di cahayanya terlihat jelas. Aku tak tahu apa yang membuatnya semarah ini, tapi aku tak kalah marah dengan dewa itu.

[Tidur? Jadi kamu beneran mau tidur di depan dewa apa kau gila?!]

Aku tak peduli dan kembali rebahan. Menutup mata dan bersiap untuk kembali tidur, Melihatku dewa berdesis kesal dan melemparkan bantal. Sakit! aku bisa merasakan sesuatu terlempar dengan keras di kepalaku.

[Kamu seriuslah! Dikasih kesempatan untuk hidup kembali, tapi kamu menolak bahkan sebelum aku menawarkan. Apa kau benar-benar tokoh utama?!]

Aku kembali bangun dari rebahanku dan menatap sendu ke dewa. "Kau cerewet ya? Apa kau sedang datang bulan, atau semacamnya? Berbicara tentang dewa Kukira akan sedikit berwibawa, tapi.. Sudahlah lupakan."

[Hah, kamu tolonglah serius!]

Cahaya yang kusebut Dewa menghela nafas, dia memegang kepalanya. Mungkin itu adalah bukti dari kecapeannya karena berbicara denganku, tapi aku tak peduli, dia juga bersalah karena membuatku menderita selama ini.

[Apakah kamu tak punya rasa penyesalan, atau semacamnya?]

Dewa bertanya, suasana kali ini sedikit lebih serius, jujur saja bercanda seperti tadi bukanlah sifatku, namun entah kenapa aku akan terbuka dengan orang yang kurasa dekat, jadi aku akan menjawab dengan serius juga.

"Tidak, aku tak menyesal sama sekali. Aku berhasil melindungi gadis yang kucintai, aku tak punya rasa penyesalan. Jadi biarkan jiwaku beristirahat dengan tenang di surga."

Aku tak berbohong sama sekali, aku berhasil menyelematkan Nana, dan mungkin para kakak kelas tak akan mengganggunya, karena kematianku mereka pasti ditangkap. Ini adalah happy ending, tak perlu ada tambahan dalam ceritaku. Tapi jika saja kehidupan kedua adalah kenyataan aku ingin-

[Itu bohong kan.]

Dewa ini tersenyum, seolah menyadari apa yang ada di otakku. Sudah kuduga setidaknya dia adalah Dewa, walaupun agak bodoh, namun mana mungkin dia bisa dibodohin. Tapi aku masih menyangkal fakta itu.

"Aku tak memiliki rasa penyesalan! Jadi biarkan aku tenang di surga, atau apapun itu."

Sekali lagi Dewa tersenyum, entah apa yang dia pikirkan. Senyuman itu berkata bahwa aku masih memiliki penyesalan dan kegagalan di dunia itu.

[Jangan berbohong, aku adalah Dewa. Aku paham segalanya, tanpa kamu katakan pun aku tahu isi hatimu, kamu ingin te.. Tidak kamu terlalu malu untuk mengatakan itu ya, jadi akan kubiarkan]

Berhenti tertawa, Dewa itu menatap serius ke arahku.

[Ayato, aku bisa saja membawakanmu ke surga atau manapun, namun apa kamu yakin? Sebelum kamu mati apakah kamu tak ingin merasakan hal yang kau inginkan.. hehehe, tanpa kukatakan kamu harusnya paham maksudnya.]

Sudah kuduga dia memang Dewa, yang dia maksud pasti adalah keinginan untuk merasakan cinta dan kehidupan normal. Namun dia berkata seolah tahu segalanya memang dia Dewa, tapi aku agak kesal akan hal ini. Aku terdiam dan menunduk sebagai cara menahan rasa amarah.

[Dan juga Ayato, ada satu hal yang menarik. Jiwa seseorang yang memiliki penyesalan hanya akan melayang di surga, artinya meskipun kau ke surga sekarang kamu tak akan memiliki rasa senang seperti yang kalian para manusia pikirkan, kamu hanya akan jadi jiwa kosong tanpa fisik, perasaan dan melayang di surga, itu akan terus terjadi selamanya.]

[Untuk menghindari jiwa yang penuh penyesalan, aku menciptakan dunia yang cocok untuk setiap masing-masing individu. Yang reinkarnasi tak hanya kamu, aku telah melakukan hal ini beberapa kali. Aku menciptakan dunia yang cocok untuk mereka dan berbeda-beda. Mereka akan terus reinkarnasi dan sampai penyesalan itu hilang baru aku akan membawa jiwa itu ke surga.]

Dewa itu terus menjelaskan dan berhenti sejenak untuk memberikan fakta yang agak susah diterima untukku.

[Aku bisa membawamu sekarang ke surga, yah. Itu jika kamu hanya ingin terus melayang dan menjadi jiwa kosong. Jadi apa keputusanmu sekarang? Setelah mendengar penjelasan panjang lebar apa yang ingin kau lakukan?]

Jadi seperti itu, aku memang ingin ke surga secepatnya, namun jika di sana aku hanya memiliki rasa kosong, tanpa emosi, amarah dan lain-lain maka sama saja seperti kehidupan pertamaku. Mungkin ini agak seperti chunibyo atau wibu, tapi tawaran reinkarnasi ini sepertinya menjajikan.

"Hah, baiklah tawaran itu akan kuterima. Di dunia selanjutnya aku ingin merasakan cinta yang tulus seperti yang diberikan oleh Nana sekali lagi dan aku ingin seseorang menerimaku. Cukup itu saja."

Dewa tersenyum sekali lagi.

[Nana ya? Kamu benar-benar suka dengan gadis itu.]

"Ya, seumur hidup tak pernah ada yang sebaik itu untukku wajar saja aku menyukainya. Tidak menyatakan perasaan dan menikahinya itu juga penyesalanku."

Dewa tertawa berbahak-bahak, dia berkata dengan lantang bahwa aku dan Nana adalah orang yang sangat menarik, dia juga mengatakan bahwa sudah sejak lama dia tak tertawa sekenceng ini.

[Baiklah aku akan melakukan semua yang kamu mau. Semoga kamu menyukai kehidupan keduamu]

Dewa menyeringai, setelah selesai berkata dengan cepat sesuatu seperti lingkaran sihir dengan warna biru berada di bawah kedua kakiku. Cahaya itu semakin cerah. Dewa itu sekali lagi tersenyum mengatakan bahwa semoga aku senang di sana. Dan kemudian tubuhku menghilang di ruangan hampa itu.

Terpopuler

Comments

F_Zaida_C

F_Zaida_C

harusnya Lu senangbang

2024-03-01

1

Riru Saya hebat

Riru Saya hebat

gak ada neraka Cok

2024-01-19

0

Igo Rizki

Igo Rizki

gak santai nih mc

2023-12-29

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Siswa yang terbully
2 Chapter 1.5 Kematian
3 Chapter 2. Kehidupan kedua
4 Chapter 3. Arthur Midnight
5 Chapter 4. Kegagalan
6 Chapter 5. Bangsawan gagal
7 Chapter 6. Upacara kedewasaan
8 Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9 Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10 Chapter 9. Master dan Pewaris
11 Chapter 10. Latihan
12 Chapter 11. Desa Fusa
13 Chapter 12. Umbral Plague
14 Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15 Chapter 14. Dugeon
16 Chapter 15. Master keenam
17 Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18 Chapter 17. Sosok misterius
19 Chapter 18. Ini adalah waktunya
20 Chapter 19. Kebenaran
21 Chapter 20. Pewaris ke delapan
22 Chapter 21. Menyelamatkan putri
23 Chapter 22. Fiona Rosemary
24 Chapter 23. Penculikan Fiona
25 Chapter 24. Paladin
26 Chapter 25. Penjara
27 Chapter 26. Phantom eye
28 Chapter 27. Kegelapan hati
29 Chapter 28. Sebuah permintaan
30 Chapter 29. Persetujuan
31 Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32 Chapter 31. Akademi Reinhard
33 Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34 Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38. The watchers
40 Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41 Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42 Chapter 41.
43 Chapter 42. Sebuah undangan
44 Chapter 43. Permintaan
45 Chapter 44. Keraguan Fiona
46 Chapter 45. Kompetisi
47 Chapter 46. Api Amarah
48 Chapter 47 Api amarah 2
49 Chapter 48. Api Amarah 3
50 Chapter 49. Api Amarah 4
51 Chapter 50. Pertarungan
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Chapter 1. Siswa yang terbully
2
Chapter 1.5 Kematian
3
Chapter 2. Kehidupan kedua
4
Chapter 3. Arthur Midnight
5
Chapter 4. Kegagalan
6
Chapter 5. Bangsawan gagal
7
Chapter 6. Upacara kedewasaan
8
Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9
Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10
Chapter 9. Master dan Pewaris
11
Chapter 10. Latihan
12
Chapter 11. Desa Fusa
13
Chapter 12. Umbral Plague
14
Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15
Chapter 14. Dugeon
16
Chapter 15. Master keenam
17
Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18
Chapter 17. Sosok misterius
19
Chapter 18. Ini adalah waktunya
20
Chapter 19. Kebenaran
21
Chapter 20. Pewaris ke delapan
22
Chapter 21. Menyelamatkan putri
23
Chapter 22. Fiona Rosemary
24
Chapter 23. Penculikan Fiona
25
Chapter 24. Paladin
26
Chapter 25. Penjara
27
Chapter 26. Phantom eye
28
Chapter 27. Kegelapan hati
29
Chapter 28. Sebuah permintaan
30
Chapter 29. Persetujuan
31
Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32
Chapter 31. Akademi Reinhard
33
Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34
Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38. The watchers
40
Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41
Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42
Chapter 41.
43
Chapter 42. Sebuah undangan
44
Chapter 43. Permintaan
45
Chapter 44. Keraguan Fiona
46
Chapter 45. Kompetisi
47
Chapter 46. Api Amarah
48
Chapter 47 Api amarah 2
49
Chapter 48. Api Amarah 3
50
Chapter 49. Api Amarah 4
51
Chapter 50. Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!