Chapter 7. Keluar dari Kerajaan

Kakiku melangkah dan kini berada di pintu besar berwarna putih, tempat ini tidak lain adalah ruang ganti yang dimaksud mereka. Aku tersenyum dan membuka pintu tersebut dengan tenang.

ruangan ini terlihat sangat rapi dengan lemari putih besar yang berada di pojok ruangan, kaca besar berada di tengah dan satu lampu besar terletak di atas dinding. Saat aku menatap ruangan tiba-tiba terdengar suara yang memanggilku.

“Tuan Arthur silahkan segera berganti pakaian.”

Seorang pelayan perempuan berada di belakangku, dia mengangkat rok dan sedikit menundukan kepala tanda kehormatan.

Aku menoleh dan sedikit agak canggung, biasanya karena merasa dikucilkan aku akan pergi ke rumah jadi aku tidak pernah melihat kemehawan seperti ini. Ditambah lagi seroang pelayan yang terlihat sangat cantik dengan pekaiannya membuatku sedikit malu.

“Ada apa, Tuan Arthur?” tanya pelayan itu.

Aku mengaruk kepala yang tidak gatal. “Bukan apa-apa, aku hanya sedikit bingung harus berpakaian apa.”

“Kalau itu silahkan serahkan kepada saya.”

Dengan senyuman gadis pelayan itu berjalan ke arah lemari, mencoba mencari pakaian yang tampak cocok denganku. Aku ikut melangkah menatap pelayan yang mencari pakain itu.

“Ini mungkin akan cocok untuk ada.”

Dia menunjukan kepadaku pakaian yang berwarna serba putih. Terlihat mewah ini pasti terbuat dari bahan berkualitas.

“Kalau begitu akan kucoba memakai ini.”

Aku menganggukan kepala, dia sudah repot-repot mencari pakaian yang cocok untukku akan tidak coba bila aku menolaknya, kan.

Pelayang perempuan itu tersenyum manis melihat aku yang dengan senang hati menerima pakaian ini, dia menundukan kepala dan lantas pergi meningalkanku di kamar.

“kalau begitu akan saya tunggu di luar, segera selesaikan, anda sudah ditunggu banyak orang.”

Dari balik pintu aku bisa mendengar suaranya. Aku tersenyum dan menjawab, “Ya.”

Setelah memakai pakain ini, aku bercemin. Mentap sosok diriku sendiri, sesuai harapan pakaian ini terlihat sangat cocok untukku. Warna putih terlihat berbadu pas dengan rambut dan mata merahku.

“Yosh.” Merasa puas aku akhirnya menutup pintu kamar ganti dan berjalan ke bawah. Mereka pasti sudah menungguku.

"Arthur kamu terlihat keren dengan pakaian itu."

Ketika aku sampai di bawah, terlihat jelas semua tampak menikmati acara dengan senyuman di wajahnya dan Kak Bryan langsung menyapa diriku.

Karena merasa sedikit canggung aku menganggukkan kepala serta menggaruk kepala yang gatal.

"Ayo jangan di sana saja dan mari segera mulai upacaranya kak Arthur."

Elli kembali tersenyum seperti saat dulu, melihat ini membuat aku menjadi lebih senang.

"Itu benar Arthur, cepat mari mulai acaranya." Kak Anna merangkul tubuhku.

Bibirku terangkat, sudah sangat lama aku tidak mengalami perasaan seperti ini. Beberapa pengunjung juga tersenyum penuh kebahagiaan, tidak ada tatapan jijik lagi.

"Ya, kalian sangat benar."

...***...

Upacara kedewasaan akan dilakukan dengan cara sang bangsawan Midnight yang mengucapkan sumpah serapah di depan umum.

Mereka juga akan diberikan satu pedang suci yang akan digunakan seumur hidup mereka.

Dan kali ini adalah waktunya upacara dimulai.

Arthur menghela napas, mempersiapkan diri sendiri karena sebentar lagi upacara akan dimulai. Pengunjung telah berbaris dengan rapi, mereka mengenakan pakaian ala-ala bangsawan dan menatap Arthur dengan wajah kebahagiaan.

Di waktu ini air hujan metes. Bumi dibasahi oleh langit mendung yang menangis, angin berhembusan, hari menjadi malam hari. Situasi diluar terjadi badai.

Sang bangsawan melangkah maju menuju sang ayah. Dia berlutut dengan sopan menghadap ayahnya.

Sang Ayah akan membuka buku suci berwarna kehitaman. Dibelakang beliau terdapat dua berpakaian pendeta, yang satunya membawa pedang suci yang satunya lagi membawa buku suci. Sang Ayah mengambil buku dan mulai membaca.

"Cahaya kebenaran akan menyinari jalannya. Angin kebaikan akan meniupkan pengetahuan. Air suci akan menghapus dosanya, atas nama ahli waris Midnight, Arthur Midnight telah menjadi dewasa."

Setelah membaca buku suci sang Ayah yang bernama Rosward menutup buku dan mengembalikannya ke salah satu pendeta. Kemudian dia mengambil pedang suci dan langsung menghunuskan pedang itu ke arah pundak Arthur.

"Dengan pedang ini. Ketidak murnian yang tersembunyi akan disucikan dan dia akan diberkati selamanya."

Selesai berbicara Rosward Midnight menepuk-nepuk pundak Arthur menggunakan pedang suci dengan sangat lembut.

"Dengan ini dosamu sudah dibersihkan."

Rosward Midnight selesai dengan aktivitasnya, dia berjalan dan memberikan pedang ke Arthur dan dia menerimanya menaruh di pinggang.

Setelah itu Arthur berdiri dari posisi jongkoknya, dia berjalan dengan penuh hormat menuju ke arah jam dinding besar di sana.

Jam itu telah terhenti dengan waktu cukup lama. Jam ini merupakan salah satu peninggalan terpenting bagi keluarga Midnight, entah kenapa masih menjadi misteri, jam berhenti ini seperti pusaka bagi para Midnight.

Arthur berjalan ke arah 'jam terhenti' tersebut dia menyentuh ke arahnya dan mengucapkan sumpah dengan menghadap kebelakang para pengunjung.

Tanpa alasan yang jelas para pengunjung tersenyum sinis seperti merencanakan sesuatu, namun Arthur tidak menyadari karena dia menghadap ke arah lain.

"Sampai di mana tubuh dan nadi ini menghilang, aku berjanji akan membawa nama baik keluarga Midnight. Aku Arthur akan menjadi pewaris sah dan akan membawa darah ini sepanjang hidup."

Senyuman tergambar di para pengunjung namun ini bukan senyuman seperti sebelumnya, mereka terlihat berbeda.

Akhirnya berhasil dengan ini aku menjadi pewaris sah.

Arthur tersenyum, dia sangat bahagia karena hal ini. Dia membalikkan badan ke arah para pengunjung.

"Terima kasih kalian—"

Byur

Tepat pada saat Arthur menoleh, dia terkena sihir air besar yang mengarah ke tubuhnya. Air itu berasal dari para pengunjung.

Baju putih Arthur basah, air menetes dari rambut menuju ke bawah. Arthur menundukkan kepala, sekarang dia paham apa yang sebenarnya mereka inginkan.

Suara tawa mengitari ruangan, baik itu pengunjung bahkan keluarga Arthur yang sebelumnya baik sekarang berubah menjadi terbalik, mereka semua menjadi mengejek Arthur.

Arthur menghela napas, dia merasakan rasa sakit yang terdalam di dalam hatinya. Dia terlalu berpikir positif hingga tidak memikirkan skenario yang seperti ini akan terjadi.

Dia berjalan malas sudah tidak bisa tahan lagi dengan perilaku yang dia terima, dia sudah capek meladeni mereka.

Arthur sudah membulatkan tekad jika tidak ada yang menerima di Kerajaan ini maka dia akan pergi dari Kerajaan saja.

Saat dia mengabaikan tawaan mereka tiba-tiba Rosward berkata.

"Mau kemana kamu?"

Arthur diam beberapa saat kemudian menatap tajam Ayahnya. "Aku akan pergi dari Kerajaan ini!"

"Tidak bukan itu. Aku tidak peduli kamu mau pergi atau tidak, pedang suci itu adalah barang penting kalau kamu—"

Arthur mengangkat pedang suci yang dia dapatkan dari upacara kedewasaan. Dia mengarahkan pedang ke leher sang Ayah. "Siapa peduli untuk hidup diluar kerajaan yang bahaya aku membutuhkan kekuatan dan kekuatan ada didepan mataku, jika ingin menganggu aku akan membunuhmu!"

Rosward tersenyum kecut melihat perubahan sikap berani ini, dia menghela napas. "Lakukan sesukamu, aku tidak peduli, jika kamu mati itu malah lebih baik. Orang sepertimu hanya akan membawa nama buruk bagi Midnight bahkan semua penjuru sekarang tahu bahwa putra ketigaku adalah produk gagal. Seharusnya kamu tidak perlu terlahir." Rosward berjalan menjauh dengan keangkuhan dia mengabaikan Arthur.

Sedangkan Arthur kembali teringat dengan ucapan kedua orang tuanya di kehidupan sebelumnya, sama persis rasa sakit ini sangat sama. Dia menangis lalu berlari meningalkan upacara bodoh ini.

Kakinya terus melangkah dengan cepat tidak peduli situasi sedang hujan deras Arthur terus berlari, melewati badai hujan yang deras dan pada akhirnya dia berhasil keluar dari pintu masuk kerajaan.

Saat dia barus saja keluar beberapa meter dari kerajaan, dia dihampiri dengan sosok mosnter berbentuk manusia dengan warna hijau, gigi mereka tampak jelas dan di tangan mereka ada senjata seperti kayu dan pisau keci. Ada juga yang bembawa panah, mereka berjumlah lebih dari sepuluh dan mereka melingkari Arthur.

Arthur yang dalam kondisi marah menatap jijik ke arah makhluk itu.

"Goblin, ya? Baguslah sekarang modku sedang buruk. Meskipun aku lemah pasti aku akan membunuh kalian."

Swoh

Arthur menerjang goblin itu pertarungan ditengah malam dan hujan yang berjatuhan, pertarungan yang mengambarkan kesedihan serta kekesalan. Arthur menebas semua goblin yang hendak menyerang dia seperti tidak ada apapun.

Beruntungnya dia terus berlatih teknik pedang secara diam-diam karena bagi Arthur yang tidak memiliki elemen sihir kemampuan perbedang adalah segalanya.

Baju putih  penuh dengan cairan berwarna merah yang mengeluarkan bau menjijikan, untung saja sekarang sedang hujan, aroma ini tidak terlalu menganggu. Berkat pedang suci dari Midnight Arthur membabat habis semua goblin.

Tinggal tersisa beberapa lagi.

Clark

Saat Arthur sedang sibuk melawan goblin kecil di depannya dia tiba-tiba terkena serangan panah dari goblin lain tepat pada bahunya, darah keluar deras dari situ. Arthur mengigit bibir menahan rasa sakit.

Panah sekali lagi mengenai Arthur kali ini terkena di bagian kaki, Arthur berjerit sakit. Dengan langkah sempoyangan dia hendak menuju ke arah goblin pemanah itu, goblin itu tersenyum mengejek.

Namun tentu saja goblin yang lain menganggu mereka menghalangi jalan Arthur.

"Mingir!"

Arthur berlari kencang menari dengan pedangnya, membunuh semua goblin yang menganggu jalan  dia, semua telah mati. Goblin pemanahan menyerang sekali lagi namun terhindar dengan sempurna, goblin itu panik untuk beberapa detik dan tepat pada saat kepanikannya, Arthur menebas goblin itu hingga kepalanya putus.

Tanah berwarna hijau cerah kini berubah menjadi lautan darah. Mayat Goblin berada di manapun, senjata terlihat tampak hancur di segla arah, di tengah mayat itu. Arthur masih berdiri menatap langit yang hujan deras.

Dia perlahan jatuh ke tanah dan duduk dengan lemah di bawah tumpukan mayat goblin, matanya terlihat penuh oleh keputusaan.

Terpopuler

Comments

Abbie Jard

Abbie Jard

udh di usir selama 7 thn masih saja sok baik sm keluarganya.
kena lagi kan yang kedua kalinya 🤣🤣

2024-01-16

0

Dr. Rin

Dr. Rin

menetes kali yak bukan metes

2023-07-08

1

Dr. Rin

Dr. Rin

sebelas dua belas sama Teh Ripley nih 😅

2023-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Siswa yang terbully
2 Chapter 1.5 Kematian
3 Chapter 2. Kehidupan kedua
4 Chapter 3. Arthur Midnight
5 Chapter 4. Kegagalan
6 Chapter 5. Bangsawan gagal
7 Chapter 6. Upacara kedewasaan
8 Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9 Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10 Chapter 9. Master dan Pewaris
11 Chapter 10. Latihan
12 Chapter 11. Desa Fusa
13 Chapter 12. Umbral Plague
14 Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15 Chapter 14. Dugeon
16 Chapter 15. Master keenam
17 Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18 Chapter 17. Sosok misterius
19 Chapter 18. Ini adalah waktunya
20 Chapter 19. Kebenaran
21 Chapter 20. Pewaris ke delapan
22 Chapter 21. Menyelamatkan putri
23 Chapter 22. Fiona Rosemary
24 Chapter 23. Penculikan Fiona
25 Chapter 24. Paladin
26 Chapter 25. Penjara
27 Chapter 26. Phantom eye
28 Chapter 27. Kegelapan hati
29 Chapter 28. Sebuah permintaan
30 Chapter 29. Persetujuan
31 Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32 Chapter 31. Akademi Reinhard
33 Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34 Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38. The watchers
40 Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41 Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42 Chapter 41.
43 Chapter 42. Sebuah undangan
44 Chapter 43. Permintaan
45 Chapter 44. Keraguan Fiona
46 Chapter 45. Kompetisi
47 Chapter 46. Api Amarah
48 Chapter 47 Api amarah 2
49 Chapter 48. Api Amarah 3
50 Chapter 49. Api Amarah 4
51 Chapter 50. Pertarungan
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Chapter 1. Siswa yang terbully
2
Chapter 1.5 Kematian
3
Chapter 2. Kehidupan kedua
4
Chapter 3. Arthur Midnight
5
Chapter 4. Kegagalan
6
Chapter 5. Bangsawan gagal
7
Chapter 6. Upacara kedewasaan
8
Chapter 7. Keluar dari Kerajaan
9
Chapter 8. Pertemuan yang ditakdirkan
10
Chapter 9. Master dan Pewaris
11
Chapter 10. Latihan
12
Chapter 11. Desa Fusa
13
Chapter 12. Umbral Plague
14
Chapter 13. Ketika waktunya datang bunuhlah aku
15
Chapter 14. Dugeon
16
Chapter 15. Master keenam
17
Chapter 16. Aku tidak bisa melakukannya
18
Chapter 17. Sosok misterius
19
Chapter 18. Ini adalah waktunya
20
Chapter 19. Kebenaran
21
Chapter 20. Pewaris ke delapan
22
Chapter 21. Menyelamatkan putri
23
Chapter 22. Fiona Rosemary
24
Chapter 23. Penculikan Fiona
25
Chapter 24. Paladin
26
Chapter 25. Penjara
27
Chapter 26. Phantom eye
28
Chapter 27. Kegelapan hati
29
Chapter 28. Sebuah permintaan
30
Chapter 29. Persetujuan
31
Chapter 30. Putri pembawa ketidak beruntungan
32
Chapter 31. Akademi Reinhard
33
Chapter 32. Pertarungan tidak seimbang
34
Chapter 33. Apakah ini benar-benar kelas terlemah?
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38. The watchers
40
Chapter 39. Rei Vezalius vs Arthur Midnight
41
Chapter 40. Rei Vezalius VS Arthur Midnight part 2
42
Chapter 41.
43
Chapter 42. Sebuah undangan
44
Chapter 43. Permintaan
45
Chapter 44. Keraguan Fiona
46
Chapter 45. Kompetisi
47
Chapter 46. Api Amarah
48
Chapter 47 Api amarah 2
49
Chapter 48. Api Amarah 3
50
Chapter 49. Api Amarah 4
51
Chapter 50. Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!