“Kamu memiliki tekad yang menarik, Nak. Aku memiliki tawaran, apakah kamu ingin mewariskan teknik pedang kegelapanku?”
Perkataan tersebut masih membekas di benak kepala Arthur, dia menghela napas memikirkan apa yang sebaiknya dia lakukan.
Teknik pedang kegelapan? Aku bahkan tidak pernah dengar cerita seperti itu baik di buku maupun sekolah, apakah ini semacam kemampuan yang dirahasiakan dari kalangan publik. Bahkan teknik ini diwarisi dari generasi ke generasi..
Sepertinya ini adalah kemampuan yang hebat, namun mencurigakan..
Mata merah Arthur menatap ke jendela rumah kecil tersebut, terlihat hutan hijau lebat dengan pohon bambu yang berdiri kokoh hingga ke atas langit, alunan nada hewan kecil di sana menciptakan ketenangan bagi pemuda yang memiliki luka di sekujur tubuhnya.. Arthur tidak tahu di mana tempat ini berada, namun berada di tempat sepi seperti tengah hutan bukanlah hal buruk bagi Arthur.
Ini memang di tengah hutan, tapi lebih baik daripada menerima tatapan jijik dari orang lain..
Saat Arthur sedang fokus menatap keindahan hutan, dia tanpa sengaja melihat sosok yang mengayunkan pedang kayu dengan sangat indah, tidak ada gerakan sia-sia darinya. Semua gerakan ayunan dari pria tua tersebut sangatlah hebat.
Slash
Satu bambu yang berdiri kokoh terpotong karena terkena tebasan dari pria tua itu. Semar-semar Arthur melihat semacam aura kegelapan yang melintas sangat cepat.
Seolah tidak mengenal lelah Pria tua itu masih berlatih menggunakan pedang kayunya menampilkan beberapa kemampuan menarik yang membuat Arthur melongga. kagum akan kehebatannya.
Hebat, sungguh gerakan tanpa celah bagi orang yang berlatih teknik pedang dasar aku tahu, pak tua ini sangat kuat. Namun sebenarnya dia siapa?
Teknik pedang umumnya terbagi menjadi dua tipe, pedang dasar dan teknik pedang dengan berbagai elemen, namun teknik pedang kegelapan adalah teknik pedang yang tidak pernah didengar oleh Arthur. Dan seharusnya teknik pedang berelemen harus memiliki kemampuan sihir, tapi Pak tua itu bilang bahwa teknik pedang kegelapan digunakan orang tanpa sihir. Hal itu membuat Arthur bingung.
Waktu telah berjalan beberapa jam dengan penuh pertimbangan akhirnya Arthur sudah memutuskan untuk melakukan apa sekarang.
Arthur berdiri dari tempat istirahat dan berjalan menuju ke tempat di mana Pak tua tersebut beristirahat.
“Ini tentang pembicaraan tadi, aku akan menerima tawaranmu.”
Mendengar ucapan Arthur,Pak tua tersebut tersenyum, dia sudah menduga jawabannya.
“Baiklah itu tekad yang kumau.”
Suara kicau burung dan nyanyian para serangan mengitari hutan bambu ini. Angin berhembusan menyibak rambut putih kedua orang tersebut.
Pria tua tersebut berdiri, dia melemparkan pedang kayu ke Arthur.
“Persiapkan dirimu, Nak. Latihan dariku bukanlah hal yang ringan.”
“Ya, aku tahu. Kekuatan seperti itu tidak akan didapatkan tanpa usaha yang keras.”
“Aku suka tekadmu, Nak. Kalau begitu mari kita mulai.”
\*\*\*\*\*
Suara dentuman pedang kayu terdengar sangat nyaring, pedang mereka saling bertabrakan satu sama lain. Namun meskipun begitu terlihat jelas perbedaan kekuatan diantara mereka berdua.
Krak.
Pedang kayu yang digenggam oleh Arthur terlempar jauh. Pak tua itu melayangkan satu serangan terakhir ke arah Arthur yang tanpa senjata, dia meletakan pedang kayu di lehernya. Meskipun hanya pedang kayu namun aura membunuh dari tatapan Pak tua itu asli.
“Hah… hah… ha.”
Napas Arthur menjadi berantakan, dia dapat merasakan hawa serius dari tatapan pria tua tersebut. Namun Arthur tidak menyerah hanya karena tekanan seperti ini. Dia melompat mundur mengambil pedang kayunya yang terjatuh.
Memegang pedang tersebut dengan erat kemudian memberikan tebasan beruntun, tapi sebelum serangan itu mengenainya, pak tua tersebut sudah memegang pergelangan tangan Arthur dan membanting dengan sangat kuat di tanah.
Gerakannya sangat cepat mata Arthur tidak bisa meresponnya, meskipun dia bisa melihat pergerakan barusan, namun Arthur tidak yakin bisa menghindarinya. Pak tua itu menindih tubuh Arthur yang tergeletak lemah.
“Gerakanmu sangat lambat, apa ini semua yang kamu punya? Gerakan selevel ini mana mungkin bisa melawan sekumpulan goblin tadi malam.”
Arthur tidak menjawab, pada dasarnya tubuh dia masih penuh luka. Bahkan bahu, kepala, dan kakinya masih dipenuhi perban. Pria tua menghela napas teringat akan kondisi dari Arthur.
Aku lupa dia adalah pasien di sini aku harus belajar menahan diri.. Pikirnya sambil menatap Arthur.
“Jangan berpikir untuk mengalah! Aku butuh kekuatan, aku ingin diakui oleh orang lain, yang kuinginkan hanya tempat yang mau menerimaku apa ada nya, dan jika aku kuat maka aku punya itu, bukan? Jadi jangan pikirkan tentang kondisi tubuh ini. Bagaimanapun aku akan menjadi kuat!”
Arthur mengeluarkan segala kekesalannya dengan ucapan. Ini membuat pria tua itu menjadi membuka mata lebar, rasanya tidak pernah diterima. Bagi orang yang sesama tidak memiliki sihir tentu dia tahu rasa sakit itu.
Sama seperti Arthur dia juga dikucilkan oleh warga karena tidak bisa menggunakan sihir, tapi yang berbeda adalah dia punya mendiang pewaris keenam yang terus bersamanya, sedangkan Arthur dia sendirian, bahkan kerajaannya tidak mau menerima dia.
Pria tua itu tersenyum, dia tahu apa yang sebaiknya dilakukan, dia akan menjadi sosok Master untuk Arthur dengan begitu Arthur tidak akan sendiri lagi.
“Hey, Nak. Mulai sekarang panggil aku ‘Master,!”
Mendengar permintaan mendadak tentu saja membuat Arthur terkejut, tapi.
“Tidak mau, daripada Master julukan pria tua lebih cocok denganmu!”
“Oi, Nak coba bilang seperti itu lagi!” Senyuman di wajah pria tua itu melebar. Membuat aura membunuh meningkat.
“M- maaf.” Menyadari kekuatan absolute dia memutuskan untuk menyerah.
Pria tersebut tertawa kecil.
“Baiklah aku paham bagaimana dengan ‘Tamus Nightshade.’, atau ‘pembunuh kegelapan’, ‘dewa pedang kegelapan’, kamu bisa sebut diriku semaumu jadi berhenti panggil aku Pak tua!”
Arthur tersenyum ‘Tamus Nightshade’ dia akhirnya tahu siapa nama orang ini.
“Baiklah akan kupanggil Tamus, dari pada yang lain. Itu terlalu keren untuk Pak tua sepertimu.”
Lagi-lagi Arthur menyebutkan ucapan ‘Pak tua’, Tamus tentu saja tidak terima.
“Sudah kukatakan berhenti panggil aku Pak tua!”
Arthur tertawa mendengar amarah dari Tamus, sudah sejak lama semenjak dia tidak tertawa dengan sepenuh hati seperti ini. Tamus sosok yang baru saja dia kenal, namun dia dapat merasakan rasa kehangatan saat bersama sosok tersebut.
Arthur benci mengakuinya, namun di dalam hati terdalam, dia menganggap Tamus sebagai master dan guru pelatih yang sangat berharga, saking berharganya mungkin Arthur akan melakukan apapun jika saja itu menyangkut keselamatan Tamus.
Melihat senyum ceria dari anak muda yang biasanya putus asa, membuat hati Tamus menjadi tentram. Wajah keriputnya tanpa sadar membentuk senyuman.
Sebuah hubungan spesial antara Master dan pewaris selanjutnya, di tengah hutan yang sepi, perkembangan Arthur Midnight esoknya akan menjadi sosok yang luar biasa.
Proses penerimaan tawaran tersebut akan membawa Arthur ke jalan yang lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
coment bro
2023-12-17
0