Waktu tujuh tahun telah berlalu, semenjak kejadian yang mengenaskan itu, semua hidupku dengan cepat berubah drastis. Kini semua tatapan yang kudapatkan adalah pandangan sinis nan jijik. Tak ada pandangan hangat seperti sebelumnya.
Baik disekolah, atau manapun mereka selalu menatapku dengan mata yang tak enak. Hal ini membuat teringat akan kehidupan sebelumnya. Ya, sama persis, tak ada bedanya.
Untuk menenangkan diri aku berjalan kaki menuju perpustakaan, tak peduli akan bagaimana pandangan orang terhadapku.
Selama di sekolah aku selalu mendapatkan perilaku yang tak enak, sebelumnya mereka adalah temanku yang baik, tapi hanya karena mendengar kabar bahwa aku tak memiliki jenis mana, mereka dengan cepat berubah.
Tak ada rasa pertemanan lagi, orang-orang yang kuanggap sebagai teman mulai menunjukku dari belakang, mengejekku, dan mulai menindasku. Karena itulah kegiatan pembelajaran menjadi terganggu, jadi aku memutuskan untuk belajar sendiri di perpustakaan.
Apakah ini serius? Maksudku hanya karena aku tak punya jenis mana, mereka dengan cepat berubah dan meremehkanku, apakah sejak awal memang tak ada yang mau denganku? Tak peduli di manapun aku berada, aku selalu sendiri..
Aku menggelengkan kepala, berusaha untuk mengubur pikiran negatif itu. Namun seberapa keras usaha tetap percuma, pikiran negatif tak akan hilang. Dengan wajah menyedihkan aku melanjutkan langkahku untuk menuju ke perpustakaan.
Beberapa saat kemudian, aku menghentikan langkah. Mengangkat kepala karena sadar bahwa perpustakaan telah tepat berada di depan mata. Aku tersenyum, tidak lebih tepatnya memaksakan diri. Aku melangkah masuk ke perpustakaan yang sangat kosong itu.
Tak ada siapapun, walaupun ada orang, tapi tak merubah fakta bahwa di sini lebih sepi. Aku tak perlu peduli lagi dengan tatapan jijik.
Kaki melangkah mengambil salah satu buku yang menurutku penting. Yaitu tentang keluarga bangsawan Rosemary, setelah mengambil buku aku langsung duduk di kursi.
Kenapa aku mengambil buku tentang keluarga bangswan lain? Jawabannya cukup sederhana, keluarga Rosemary.
Bangsawan yang berada di kerajaan sebelah merupakan musuh bebuyutan bagi keluarga Midnight.
Ah, jangan salah paham, aku membaca buku ini bukan karena rencana menyerang, balas dendam, atau semacamnya.
Ada dua alasan kenapa aku ingin tahu tentang keluarga Rosemary. Alasan pertama adalah aku ingin tahu kenapa mereka menjadi musuh keluarga kami, dan alasan kedua untuk memastikan satu hal.
Apakah keluarga Rosemary benar-benar seorang musuh.
Lupakan tentang hal itu dan mari kita baca buku sekarang.
Aku menghabiskan beberapa waktu untuk membaca dan aku mendapatkan beberapa kesimpulan. sama seperti Midnight, keluarga Rosemary sangat identik dengan seseorang berambut pirang, warna rambut pirang sendiri adalah jati diri mereka.
Keluarga Rosemary juga identik dengan sihir cahaya yang dapat digunakan sebagai penyembuhan dan menyerang.
Memikirkan bahwa Rosemary memilik kemampuan sihir cahaya sedikit membuatku tertawa.
Dari Midnight dan cahaya, dari nama saja siapapun sudah tahu bahwa kita saling berlawanan. sepertinya takdir telah menyatukan kita sebagai musuh.
Berlanjut ke halaman berikut, ini adalah fakta menarik yang membuatku syok.
“Tak mungkin! Apakah ini benar nyata?”
Aku sangat tak percaya dengan yang tertulis disini, ini terdengar aneh bahwa aku meragukan kerajaanku sendiri.
Di sini tertulis bahwa, kerajaan kami dulunya bukan kerajaan Victoria saat ini, melainkan adalah kerajaan tua yang memiliki bentuk serta nama yang sangat berbeda.
Aku menelan ludah untuk menyebut nama itu, mungkin karena syok dan terkejut.
“Kerajaan Sablier?”
“Kerajaan yang hancur hanya dalam satu malam, saat tengah malam kerajaan Sablier hancur tanpa tersisa, tapi masih bisa menyisakan beberapa orang yang masih hidup."
"Keluarga Midnight yang masih hidup menyembunyikan diri dan butuh beberapa tahun untuk bangkit.. Tak ada yang tahu kenapa kerajaan kokoh seperti itu bisa hancur dalam satu malam, semua hampir mati di tengah malam itu."
"Ditengah kebingungan itu akhirnya Midnight menemukan fakta bahwa Jack Rosemary, raja pertama sebagai biang kerok peristiwa itu, warga yang masih hidup membunuh Jack. Para warga Rosemary tentu tak terima dan mulai saat itu keluarga Rosemary dan Midnight mulai berperang serta menjadi musuh bebuyutan.”
Aku membaca isi dari buku dengan rasa tak percaya. Aku menghirup nafas. Sepertinya aku membaca hal yang seharusnya tak aku tahu.
Ini aneh, Jack Rosemary. Aku pernah mendengar namanya sebagai sosok pahlawan yang berani nan kokoh, apakah orang seperti itu benar-benar melakukan hal itu?
Ini memang aneh, tapi aku justru percaya dengan Jack daripada para Midnight yang merupakan keluargaku sendiri, mungkin karena mereka terlalu mengucilkanku, atau hal lain.
Tik! Tik! Tik!
Jam dinding terus berputar menciptakan suara yang mengganggu. Aku menatap ke arah jam dan dibuat pucat karenanya.
"Sudah pukul 16.30, gawat aku bisa telat dengan upacara kedewasaan."
Aku bergegas menutup buku, menaruhnya di sembarangan tempat dan berlari. Aku merasa bersalah karena tak mengembalikan buku pada tempat, tapi mau bagaimana lagi upacara lebih penting.
Ya, upacara kedewasaan. Ini diberikan bagi para keluarga Midnight yang telah berusia 17 tahun. Upacara ini adalah tradisi turun temurun dari generasi pertama.
Kenapa upacara ini perlu? Jawabannya simpel ini sebagai tanda bahwa anggota keluarga diakui dan layak, setelah upacara kamu bisa saja jadi kadidat raja, menikah dan banyak hal lain.
Menyampingkan tentang keuntungan setelah upacara. Aku hanya senang dan berharap mungkin setelah upacara kedewasaan hidupku dapat berubah, aku berharap mungkin setelah upacara aku akan diterima sekali lagi.
Dengan harapan aku mempercepat lariku bergegas menuju ke tempat upacara kedewasaan, setelah berlari beberapa saat hari telah menjadi mala. Langit berwarna merah jambu dan unggu yang indah saat memudar menjadi jingga dan kuning.
Aku membuka pintu di suatu apartemen yang digunakan untuk upacara kedewasaan, saat aku membuka pintu dan mengamati sekitar, sepertinya aku sedikit terlambat. Aku bisa melihat beberapa orang dengan pakaian pesta sedang menatap ke arahku yang baru saja masuk.
awalnya itu tatapan normal, tapi setelah menyadari bahwa yang masuk adalah aku semua berubah menjadi sinis, acara yang asik dan tentram menjadi canggung seketika.
Aku hanya bisa tersenyum paksa dengan wajah penuh keringat dan melangkah masuk ke tempat keramaian, di sana aku dapat melihat para keluargaku.
“Yo, semuanya.”
Saat aku menyapa ayah, ibu, kak Bryan, dan kak Anna menatapku dengan sinis seperti menatap makhluk menjijikan, bahkan adikku Elli yang dulunya sangat menyukaiku berpura-pura tak mendengar. namun karena ini adalah hari upacara khusus untukku maka mereka sedikit berusaha ramah.
“Y-yo, adiku. Semoga upacaramu menyenangkan.” tak menatapku. Kak Bryan menjawab dengan nada yang sangat terpaksa.
“....”
Situasi dengan cepat menjadi awaakwkra, tak hanya bagi keluargaku, tapi semua orang jadi diam. Meraka mengawasiku.
Bukankah ini adalah upacara kedewasaanku. Ini harusnya jadi hari istimewa, kenapa malah mejadi suram?
Sebarnya kenapa kalian mengundangku ke sini? Dasar sialan!
Aku mulai marah dan mengigit bibirku. Ayah menyadari kemarahanku dan menatap dingin ke arahku.
“Hah, dengar ini! Alasan kenapa aku memanggilmu adalah..”
Aku bergetar, ketakutan bila mengetahui fakta buruk, tapi itu sepertinya tidak. Untuk sekian lama Ayah tersenyum serta menepuk pundak.
“Jangan mengeluarkan ekspresi seperti itu dong!” Dia tertawa dan berkata seperti itu.
Semua orang ikut tertawa, namun ini buka ejekan ini murni aku bisa merasakan kehangatan dari senyuman serta tawa mereka.
“Maaf, Kak Arthur.”
Elli berlari dan memelukku dengan erat, dengan nafas yang ter engah-engah dan aku berpikir mungkin dia menangis, Elli melanjutkan kalimatnya.
“Jujur saja, semua yang kamu alami hanyalah ujian bagi Midnight dan bagi yang bisa bertahan maka akan layak untuk mengikuti upacara kedewasaan ini.. Tap.. tapi aku sangat sedih saat kakak menderita, maaf~ Maf kak Arthur.”
Setelah mengatakan apa yang dia mau, Elli memeluk dengan sangat erat. Aku melingkar tangan dan membalas pelukan itu serta mengelus pundaknya.
Ayah tersenyum, “Arthur kami sangat bangga denganmu, tapi sepertinya kamu terlambat dengan upacara. Jadi gantilah baju dulu dan kesini!” ucap Ayah diikuti oleh senyuman para orang yang menatapku.
“Itu benar, Arthur!” Kak Anna tersenyum manis di depan wajahku. sangat dekat bahkan aku bisa merasakan napas kak Anna.
Senyuman itu, aku benar-benar kangen..
Jadi semua hanyalah ujian ya? Dasar bodoh, apa kalian tak tahu seberapa susahnya aku hidup?
“Arthur, kamu segeralah ganti! Upacara yang luar biasa akan segera dimulai.”
Sekali lagi senyuman manis itu tergambar, rambut putih kak Anna bergoyang ssat bergerak.
Aku tersenyum dari lubuk hatiku.
“Baik, kak Anna. Terima kasih, semuanya.”
Setelah itu aku pergi ke ruang ganti dengan rasa girang akan apa yang barusan terjadi.
Aku tak menyangka ternyata mereka selama ini hanya pura-pura saja dan ternyata mereka mau menerimaku.
Tapi sekali lagi. Aku terlalu bodoh, seharusnya saat itu aku tak perlu pergi ke upacara kedewasaan, seharusnya aku tak percaya satu pun kata dari mereka.
Karena pada hari itu hari upacara kedewasaan aku menyadari kenyataan yang sangat pahi dan sekali lagi kehidupanku sebagi Arthur Midnight berubah menjadi makin buruk.
Saat itu aku terlalu naif, tidak aku hanya terlalu senang. Aku tak sadar bahwa di manapun aku berada aku tak akan diterima oleh seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Abbie Jard
MC nya naif.
udah di sakitin ky gitu msh saja nerima.ingat kejadian 7 thn kemana semua keluarganya.ga ada yg perduli.
sekarang tiba giliran mau upacara kedewasaan malah nerima lagi
2024-01-16
1
zerbus
*awkward
2023-10-04
2
Nino Ndut
idiot yak mc nya..secara mental udh usia brp itu tp masih g bisa liat kondisi plus pengalaman dari masa lalu seharusnya bisa nilai mana yg tulus mana kaga..asli gagal paham ma mc
2023-08-06
1