Ketemu

"Pemuda itu terlalu kaya!"

"Itu adalah orang kaya yang asli!"

"Tak heran jika ada dua gadis cantik bersamanya."

Orang orang mengagumi prestasi Rafael ketika menyumbangkan 100 juta dollar.

Staf bertepuk tangan dengan penuh semangat untuknya dan orang orang di sekitarnya di gemparkan oleh suasana.

Dalam waktu yang singkat.

Tepuk tangan di ruangan itu bergemuruh untuk waktu yang lama.

Catrina menunggu beberapa saat masih berdiri di tempatnya, dia melihat ke kanan dan ke kiri dan akhirnya memusatkan pandangannya pada wajah tampan Rafael.

Ekspresi Rafael tetap tenang.

Tidak ada perubahan ekspresi dari awal sampai sekarang. Santai.

Tampaknya menyumbangkan uang 100 juta dollar hanyalah masalah sepele.

Rafael mengeluarkan uang banyak seperti sedang belanja sayuran.

Membeli semua barang di seluruh toko sepanjang kawasan komersial.

Mendonasikan 100 juta dollar.

Tidak perduli akan menghabiskan uang berapapun.

Semua tantangan Catrina di ambil olehnya.

Benar benar di ambil tanpa penolakan sama sekali.

Ini seperti menghempaskan mental Catrina dalam sekejap.

Dia menoleh untuk menatap Alundra dan sekarang Catrina malah menjadi curiga.

Dia curiga Alundra sengaja kabur dengan Rafael.

Mencurigai Alundra berencana untuk menikah dengan anak keluarga kaya dan berkuasa.

Melihat mata Catrina menatapnya, Alundra juga sedikit bingung.

Dia mengulurkan tangannya dan dengan polos berkata.

"Sumpah, aku tidak tahu apa apa." Alundra mengendikkan bahunya.

***

Tapi Alundra merasa sangat bahagia.

Bukan hanya karena Rafael adalah pria yang di sukainya.

Tapi Rafael memang sangat luar biasa.

"Lupakan saja, ayo makan siang." Catrina tertawa kecil.

Alundra mengangguk. "Yap, kebetulan aku juga sedikit lapar."

Tanpa di sadari, mereka sudah berjalan jalan sepanjang pagi.

Sekarang sudah saatnya makan siang.

Rafael bertanya. "Kalian mau makan apa?"

"Terserah." Catrina juga tidak memilih tempat tempat mewah.

Mereka berdua bukan gadis yang pemilih. Apalagi sudah tidak perlu menguji kelayakan Rafael.

Kekuatan ekonomi Rafael tidak di ragukan lagi.

Jadi mereka memilih restoran kecil di dekat lokasi mereka, bukan karena rasa dan terkenal tapi karena memang paling dekat saja.

Lagipula karena daerah ini di pusat kota.

Bisnis bisnis restoran itu juga tidak terlalu buruk.

Suasana dan hiruk pikuk di dalamnya cukup hidup.

Kedatangan kedua wanita cantik itu menambah warna keindahan di restoran itu.

Mereka bertiga mengambil tempat duduk dan memesan sesuatu dengan santai.

Kedua gadis itu mengatakan mereka ingin diet dan tetap bugas, jadi mereka hanya makan buah dan sayuran.

Dan Rafael lebih merakyat lagi.

Dia memesan nasi telur dadar dengan sambal sederhana.

Mereka bertiga mengobrol sambil makan dan suasananya benar benar harmonis.

Suasana hati mereka bertiga benar benar lebih baik dan telah melupakan hal hal yang tidak menyenangkan.

Tapi saat ini.

Di jalan luar restoran, tiba tiba terdengar suara, raungan mesin seperti binatang buas yang mengaum dan semakin mendekat.

Para pengunjung tidak bisa menahan diri untuk melihat ke luar jendela.

Terlihat sebuah Ferrari merah di parkir di depan pintu di ikuti oleh beberapa Mercedes Benz.

Mobil sport keren ini menarik perhatian khusus semua orang.

Dan Mercedes Benz hitam menunjukkan atmosfer yang berbeda.

Rombongan itu menarik perhatian semua orang yang tak terhitung jumlahnya.

"Wow, keren sekali!"

"Itu mobil mewah!"

"Anak orang kaya mana yang datang kemari?"

***

Pintu Ferrari merah itu terbuka dan seorang pria muda berpakaian kasual turun.

Dia mengerutkan keningnya menatap restoran kecil itu.

Wajahnya mengungkapkan kemarahan.

Terlihat jelas bahwa di tidak terlalu bahagia.

Empat orang pengawal segera mengikuti jejak pemuda itu di belakangnya dan beberapa orang menyeruak masuk ke dalam restoran.

Ini tidak terlihat seperti akan makan.

Lebih mirip dengan penyerbuan.

Catrina baru saja mengambil sepotong salad buah dan memasukkan ke dalam mulutnya. Sebelum dia sempat mengunyah, matanya melirik dan gerakannya tiba tiba berhenti.

Dia meletakkan garpu yang di pegangnya.

Menepuk lengan Alundra di sampingnya.

"Berakhir sudah, lihat siapa yang datang itu."

"Hm?"

Alundra mengerutkan kening dan mengangkat kepalanya. Ketika dia melihat arah pandangan Catrina, wajah anggunnya langsung berubah, menunjukkan raut wajah cemas dan takut.

"Leon Ruff? Bagaimana dia ada di sini? Sial, pasti ada yang melaporkan saat kita jalan jalan."

Rafael memperhatikan perubahan wajah kedua gadis itu dan menatap mereka dengn heran.

Dia sedikit menoleh dan menemukan bahwa beberapa orang sedang berjalan menuju ke arah mereka.

Di matanya, orang orang yang baru datang ini tidak ada niat baik.

Pelayang restoran menyapa pemuda itu.

Tapi pemuda itu mendorongnya ke lantai tanpa berkata apa apa dan terus bergerak maju tanpa berhenti.

Tujuannya sangat jelas sekarang.

"Alundra, akhirnya aku menemukanmu."

Pemuda itu berhenti di dekat meja mereka, dan berkata dengan wajah yang suram.

Alundra sedikit mengerutkan kening dengan tatapan benci.

"Aku sudah meninggalkan keluarga Blayze, apa lagi yang kamu inginkan?"

"Apa yang aku inginkan?" Leon mencibir, "Orang yang menyinggung perasaanku tidak bisa makan dengan tenang, kau kabur dengan pria miskin ini, dia tidak mungkin lebih baik dariku?"

Catrina tidak bisa menahannya lagi. Dia berteriak dengan lidah yang tajam. "Di bandingkan dengan kamu, sudah jelas kamu bahkan hanya se bulu kaki nya Rafael!"

"Hah?"

Rafael merasa sangat aneh.

Dia mengira selama ini Catrina tidak suka dengan kehadirannya di sisi Alundra.

Rafael terkejut karena Catrina membelanya sekarang.

Begitulah wanita, berubah ubah sesuka hati mereka.

Leon yang awalnya marah, sekarang matanya membara karena kebencian.

Catrina mengatakan dia lebih rendah daripada Rafael. Hanya se bulu kaki Rafael. Sakit.

"Aku akan membuatnya berlutut di depanku seperti anjing dan membiarkanmu melihat siapa yang lebih rendah!"

Alundra yang mendengar ini, wajah cantiknya mulai penuh rasa khawatir.

Dia langsung berdiri tiba tiba.

"Apa yang kamu inginkan?"

"Alundra, kau tidak perlu khawatir, karena kau bukan lagi anggota keluarga Blayze, maka kau jangan ikut campur, tunggu aku berurusan dengan pria miskin ini, tidak perlu marah marah."

Kedua mata Leon menatap Alundra dengan serakah.

Cahayanya di penuhi dendam.

Para pengunjung restoran yang lain tidak berani bernafas.

Karena mereka semua mengenal Leon Ruff, orang kaya terkenal di kota Jama yang biasanya suka menindas orang lain dan juga terkenal kejam sejak dulu.

Jika ada yang mengusiknya.

Sama saja bunuh diri.

Pada saat yang sama, gumaman gumaman pelan mulai terdengar.

"Siapa orang di meja itu?"

"Bisa bisanya dia menyinggung tuan muda Ruff, ini akan berakhir menyedihkan."

"Terutama pemuda tampan itu, bisa di perkirakan dia akan di pukuli sampai jelek."

***

Tapi saat itu juga Rafael berdiri di depan kedua gadis itu.

Wajah tampannya terlihat santai.

Meski di kelilingi oleh beberapa pengawal Leon, dia tidak panik sama sekali.

Leon menatapnya dan merasa sangat tidak nyaman.

Karena biasanya, orang yang melihatnya sudah ketakutan sampai setengah mati dan berulang kali berlutut meminta belas kasihan.

Tapi pemuda di depannya ini tidak memliki ekspresi ketakutan.

"Kau tidak takut padaku hah!"

Leon bertanya dengan nada tinggi.

Rafael merasa bingung.

"Kau siapa sih?"

Semua orang tidak bisa berkata kata dan mengagumi keberaniannya.

Alis Leon berkerut.

Lalu dia menyebutkan namanya dengan lantang.

"Aku tuan muda keluarga Ruff dari kota Jama, Leon Ruff!"

"Oh..." Rafael mengangguk dan berpikir sebentar. "Maaf, tapi aku belum pernah dengar."

"Pffttt!"

Bahkan pada saat yang menegangkan ini.

Catrina dan Alundra hampir tertawa dan terhibur.

Mereka berdua menahan tawa sekuat mungkin.

'Dia tidak kenal!'

Leon berkata dan juga amarahnya meningkat.

"Bagu sekali! Maka aku akan memberitahumu hari ini!"

Setelah mengatakan itu.

Leon tidak bisa menahannya lagi.

Dia mengangkat tinjunya dan mengarahkan kepada Rafael.

Melihat hal itu. kerongkongan Alundra dan Catrina serasa tercekat.

Bersamaan dengan suara benturan.

BUGH!

Tinju Leon di cengkeram oleh Rafael.

"Lemah sekali, kau bahkan tidak punya kekuatan sedikitpun untuk memukul orang."

Leon memang hanya bisa berpesta pora, dia sangat lemah dan sombongnya saja yang kuat.

Bahkan kekuatannya di bawah orang biasa.

Mana bisa dia melawan Rafael.

"Kau---,,,"

Leon marah dan cemas, dia ingin mengatakan sesuatu tapi kata katanya di potong dengan rasa sakit yang tajam dan tiba tiba datang.

KRAK!

Suara retakan tulang yang keras muncul dari telapak tangannya.

Terpopuler

Comments

ibrahim Harun

ibrahim Harun

he. he.. aku jadi ngehalu pingin jdi siRafael?!?🫢🫢

2023-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!