Jangkep Group

Perusahaan Jangkep Group.

Terletak di pusat kota Jama.

Ini adalah tempat di mana setiap tanah bernilai sekitar 100 ribu dollar per meter persegi.

Jangkep Group telah membangun tiga gedung dan membuat taman hijau di sekitarnya.

Rafael mendongak dan melihat huruf huruf emas berdiri di tengah gedung.

'Jangkep Group.'

Di bawah sinar matahari, huruf huruf itu memantulkan cahaya yang menyilaukan, gemerlap dan megah.

'Tidak buruk.'

Rafael melihat perusahaannya sendiri dan diam diam mengaguminya.

Pada saat ini, di depan perusahaan sudah penuh dengan orang orang.

Ada barisan pengawal berjas hitam, tinggi dan tegap, memandang sekeliling dengan teliti.

Ada juga beberapa orang yang sedang menarik sebuah spanduk di belakangnya.

'Selamat datang ketua baru Jangkep Group.'

Terlihat manajer setiap departemen dan karyawan lain di perusahaan juga menunggu di luar.

Mereka berniat untuk menyambut ketua baru yang akan menjabat.

Mereka tentu saja harus menunjukkan perilaku baik.

Mereka berpikir bahwa jika mereka meninggalkan kesan yang baik, itu adalah masa depan yang menjanjikan.

Selain orang orang ini, ada juga sekelompok orang yang hanya menonton, atau sekedar lewat dan penasaran.

Jangkep Group adalah perusahaan terkenal di kota ini.

Orang orang penasaran dengan ketua baru di perusahaan itu.

Mereka pikir ketua baru itu orang super kaya yang sering muncul di televisi.

"Hei permisi."

Rafael mendorong ke depan mencoba melewati kerumunan.

Orang orang merasa tidak senang.

"Apa yang kau inginkan? Tidak ada ruang lagi di depan."

"Tidak, aku harus masuk."

Rafael tidak bisa berkata kata.

Dia berjuang melewati kerumunan menuju pintu perusahaan.

Tetapi orang orang berjas itu tidak memperhatikannya.

Kedua mata mereka malah memandang ke jalan.

"Kenapa ketua baru belum datang juga?"

"Apa mungkin sebentar lagi?"

Rafael merasa malu, mereka tidak mengenalnya.

Atau apakah sistemnya salah?

Atau memang bukan dia ketua barunya?

'Tidak mungkin!'

"Hei, Raf, bagaimana kamu bisa sampai di sini?"

Di antara kerumunan itu, tiba tiba terdengar suara dan ada sedikit ketidakpuasan.

Rafael menoleh dan melihat.

Melihat wajah gemuk yang suram.

Itu adalah Adnan yang bertemu Rafael kemarin.

Adnan mengatakan telah bekerja dan bergabung dengan Jangkep Group dan mendapat gaji satu juta dollar per tahun.

Sayang sekali setelah bertemu Rafael, dewi pujaan yang sudah susah susah di dapatkan meminta putus dengan Adnan.

Adnan secara otomatis sangat membenci Rafael.

"Aku kesini untuk menjadi ketua baru." kata Rafael terus terang.

"Apa?"

Adnan menatapnya.

"Apakah kau bercanda? Aku akui kau punya uang, tapi jauh lebih miskin daripada ketua kami!"

Jangkep Group memiliki nilai pasar hampir satu trilyun dollar, dan semua yang mampu mengambil alih pastinya orang super kaya.

Sekalipun Rafael punya uang, dia mengira bahwa Rafael hanya generasi kedua yang jauh dari level super kaya.

"Aku menyarankanmu untuk tidak membuat masalah atau aku akan mengusirmu pergi."

Adnan yang bebal tampaknya sedikit percaya diri.

'Hanya banyak uang tidak berguna di sini.'

'Kau tidak bisa main main di sini. Tidak akan kubiarkan dia masuk!'

Rafael menyipitkan matanya.

"Aku pikir kau tidak perlu masuk kerja lagi besok."

"Hahaha. Apa kau bilang?"

Adnan tertawa sambil menatap marah, dia berbalik menghadap kerumunan dan berteriak.

"Hei! Bocah ini membuat masalah! Suruh beberapa orang untuk mengusirnya!"

"Apa?"

"Ada seseorang yang mengacau?"

Kata kata ini segera memicu saraf sensitif semua orang.

'Ketua akan datang untuk pertama kali.'

'Bisa bisanya seseorang membuat masalah.'

Mata semua orang langsung terfokus pada Rafael.

"Keluarkan dia dari sini!"

"Jangan sampai mengganggu di sini!"

"Banyak orang yang datang ke sini hanya untuk membuat masalah baru baru ini."

Orang orang yang berada di sini, semuanya adalah para petinggi perusahaan.

Mendengar hal itu, beberapa pengawal berjas hitam langsung datang ke lokasi kejadian.

"Apa apaan ini?"

Rafael melihat penampilan agresif para pengawal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk terkejut.

'Apa iya tidak bisa masuk ke perusahaannya sendiri?'

Adnan tersenyum lebar.

'Uangmu tidak berguna di sini.'

'Tidak, dia masih harus di usir.'

Memikirkan kejadian kemarin, Adnan semakin marah.

Tapi bersamaan dengan itu, sebuah Rolls-Royce Phantom datang perlahan dari jalan dan langsung menarik perhatian semua orang.

"Wah, ketua sudah tiba!"

"Cepat beri jalan!"

"Jangan menghalangi di sini."

Orang orang buru buru berkumpul untuk maju, saat itu tidak ada yang perduli dengan Rafael.

"Ada apa ini?"

Rafael juga sedikit terkejut saat ini.

'Apakah sistem benar benar rusak?'

'Aku benar benar bukan ketuanya.'

Rafael menatap Rolls-Royce dan melihat mobil itu berhenti perlahan dalam sorotan semua orang.

Sekelompok pengawal berjas hitam langsung membuka jalan.

Pintu mobil perlahan terbuka, dan sepatu hak tinggi berwarna hitam ber sol merah melangkah keluar lebih dulu, di ikuti oleh betis ramping dengan stoking sutra.

Sepatu hak tinggi menginjak lantai dan mengeluarkan suara yang nyaring dan tajam.

Kemudian terlihat seorang wanita dengan pakaian bisnis keluar dari Rolls-Royce.

Kulitnya putih, fitur wajahnya halus dan kecantikannya pasti di atas 90 poin.

Sepasang mata dingin menampakkan cahaya gelap menunjukkan tekanan yang cukup superior.

Dari raut wajahnya sekarang, sepertinya ada beberapa masalah.

Semua orang yang melihatnya sekarang kaget.

Karena mereka semua mengenal wanita ini, dia bukan ketua tapi sekretarisnya.

"Apa yang sedang terjadi?"

"Bukankah seharusnya ketua baru yang datang?"

'Apakah ada yang mengubah jadwal?'

***

Wanita yang turun dari mobil tidak perduli dengan tatapan mereka, dia berdiri di tempatnya dan melihat sekeliling.

Saat dia melihat Rafael di belakang kerumunan, matanya yang indah sedikit mengerjap.

Dia mengelus dadanya menunjukkan ekspresi lega.

'Aaah, membuatku panik saja.'

'Untung tidak ada yang terjadi padanya.'

Wanita itu berbisik di dalam hatinya, mengayunkan kaki rampingnya dan bergegas menerobos kerumunan itu.

Orang orang di sekitarnya memandang dengan heran.

Mereka juga bingung.

'Apa hanya begitu saja?'

Sampai saat wanita itu berjalan ke arah Rafael dan menunjukkan ekspresi minta maaf lalu membungkuk dalam dalam.

"Tuan Radja, saya sekretaris anda, Aleah James. Awalnya saya berencana untuk menjemput anda, tetapi sesuatu terjadi di perjalanan. Maaf, saya lalai dalam pekerjaan saya."

Melihat pemandangan itu.

Orang orang di sekitar tercengang.

Pada saat itu reaksi besar langsung datang.

'Pemuda itu adalah ketua baru?'

"Bukankah kau baru saja mengatakan akan mengusirnya?"

"Tidak mungkin!"

"Sial!"

***

Orang orang terkejut dan gempar.

Saat ini wajah gemuk Adnan sudah ungu seperti terong.

Rafael benar benar ketua baru.

Adnan benar benar ingin menampar dirinya sendiri sekarang.

Dia seharusnya bisa berhubungan baik berdasarkan pertemanan lama.

Ada masa depan cerah di perusahaan di masa mendatang.

Ini adalah awal yang luar biasa.

Tapi kenapa dia harus pamer?

Kenapa?

Semuanya hancur sekarang.

***

Melihat wanita itu meminta maaf dengan tulus, Rafael bereaksi.

"Tidak apa apa, itu bukan salahmu."

Aleah mengangkat kepalanya, mata indah menatap pria muda tampan dengan masih penuh tatapan maaf.

Tetapi ketika dia menoleh untuk melihat kerumunan orang, mata dingin itu kembali membekukan orang orang.

"Siapa pun yang kasar pada tuan Radja, baru saja di pecat!"

"Apa!!"

Sebelumnya mereka mendengar keributan yang nyata, kini ekspresi mereka seperti habis menelan lalat.

Mereka tahu betapa sulitnya bergabung dengan Jangkep Group, dan mereka sudah berada dalam posisi manajemen yang selalu menjadi modal mereka untuk pamer.

"Maaf tuan Radja, beri kami kesempatan lagi."

"Iya tuan, kami tidak tahu bahwa itu anda."

"Kami tidak berniat berbuat jahat, kami hanya terprovokasi."

Orang orang memohon satu demi satu.

Termasuk Aleah juga menunggu keputusan Rafael.

Saat ini, Rafael tidak berekspresi dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Ketika orang orang melihat pemandangan ini, mereka semua menahan nafas dan tidak berani bergerak sedikit pun, seolah menunggu hasil ujian kelulusan.

Setelah beberapa saat.

Rafael tiba tiba tersenyum dan mencairkan suasana dengan bermartabat.

"Setiap orang di sini adalah rekan kerja, dan tidak mudah untuk bekerja dengan teliti. Tidak mungkin aku mengeluarkan anda hanya karena masalah sepele seperti itu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!