Melamar Pekerjaan

Semua orang mendengar bahwa mereka di beri pengampunan, mereka sedikit bernafas lega dan tenang.

Rafael tidak berniat mengusir mereka semua, mau bagaimanapun, perusahaan harus tetap berjalan.

"Terima kasih, tuan Radja."

"Saya pasti akan bekerja keras di masa mendatang."

"Benar tuan, saya juga."

Aleah terlihat cantik dan masih muda, dalam hati dia mengaggumi Rafael.

Begitu Rafael mendapatkan kekuasaan, dia tidak menyalahgunakan kekuatannya, tetapi tahu bagaimana cara mengambil hati seseorang.

Alhasil, para karyawan tersebut berterima kasih padanya dan akan bekerja keras untuk perusahaan di masa mendatang.

Orang orang bersorak.

Suasananya menjadi menyenangkan.

Tapi kemudian, Rafael teringat satu hal, dia berbalik dan menatap Adnan di tengah kerumunan.

"Tapi kau! Memprovokasi semua orang!"

"Kau tidak perlu masuk kerja lagi besok!"

Seperti kata pepatah, seorang pria yang di pegang adalah kata katanya. Sekali Rafael berkata demikian, maka itulah yang harus terjadi.

Adnan seperti di sambar petir dan berdiri diam terpaku.

Dia tiba tiba merasakan gelombang energi dan darahnya berhenti, matanya memutih dan tubuhnya yang gemuk pingsan seketika.

***

Rafael di kelilingi oleh sekelompok orang dan berjalan ke gedung perusahaan.

Dalam perjalanan mereka, Aleah terus menerus  memperkenalkan semua hal pada Rafael dan bangunan bangunan yang mereka lewati.

Tapi saat ini, seorang gadis jangkung keluar dari gedung.

Dia menggigit bibirnya dan tampak tertekan, seolah olah dia baru saja di pukul kenyataan hidup.

"Sial, wawancara itu benar benar gagal."

"Ternyata sangat sulit untuk masuk ke perusahaan besar."

Hampir seribu orang datang untuk wawancara hari ini, tetapi pada akhirnya perusahaan hanya merekrut tiga orang.

Dan Wendy merasa bahwa tiga posisi itu tampaknya di tetapkan secara pasti.

Dalam masyarakat ini, bagaimana kita bisa bersaing dengan orang lain tanpa koneksi dan uang?

Wendy merasa bahwa satu satu nilai plusnya adalah dia kuliah di Universitas Jama, sebuah universitas terkenal.

Tapi apa gunanya sekolah terkenal?

Kakaknya juga lulus dari Universitas Jama.

Pada akhirnya, kakaknya hanya menjadi pengantar paket.

Hati Wendy terasa lebih suram.

Termasuk masa depannya.

Dia sedang berpikir dan melihat sekelompok orang berjalan ke arahnya. Mereka semua memakai jas dan terlihat seperti para petinggi perusahaan.

"Aish."

"Betapa luar biasa."

Wendy menatap dengan matanya yang indah.

Tapi tiba tiba, dia menemukan seseorang dengan pakaian kasual di tengah kerumunan orang itu, orang itu sangat mencolok di antara kumpulan orang rapi, Wendy merasa sangat akrab.

'Kakak?'

Wendy melihat lebih dekat, itu benar kakaknya!

Pada saat yang sama, wajahnya penuh keraguan.

'Kenapa dia di sini?'

Ketika keduanya berjalan ke samping, Rafael juga melihat adik sepupu perempuannya.

Dia sekarang mengerti.

Ternyata perusahaan besar yang dia sebutkan sebelumnya adalah Jangkep Group.

Kebetulan sekali.

Rafael berjalan mendekat dan bertanya.

"Jadi wawancaramu itu di sini? Apakah kau berhasil?"

"Sayangnya aku gagal."

Wendy menghela nafas.

"Kamu tidak boleh menertawankanku."

"Aku terlatih secara profesional, buat apa aku menertawakanmu?"

Rafael sedikit bercanda.

Wendy melihat banyak orang mengikuti Rafael dan bertanya dengan dengan rasa ingin tahu.

"Kak, apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau di sini untuk melamar pekerjaan juga?"

"Ya, semacam itu."

"Aku datang ke sini untuk mengisi posisi ketua jajaran dewan." kata  Rafael santai.

"Pfffttt. Hahaha."

Wendy tidak bisa menahan ketawa dan kemudian tersenyum lebar.

"Ketua Jangkep Group."

"Bukankah kekayaan bersihnya lebih dari 100 milyar dollar?"

"Kak, menurutku kau ini semakin lama semakin lucu."

"Tuan Radja, apa anda mengenal wanita ini?" Aleah yang berdiri di sebelah Rafael tiba tiba bertanya.

"Ya, dia adikku." Rafael mengangguk.

Wendy mendengar kata kata itu.

Tiba tiba dia merasakan ada yang salah.

Senyuman aslinya langsung membeku.

Dia dengan teliti melihat wanita mempesona itu dan segera mengenalinya.

'Bukankah ini sekretaris ketua yang terkenal itu?'

Wendy melakukan banyak penelitian sebelum berangkat untuk wawancara.

Dan dia juga pernah melihatnya di televisi sebelumya.

Tapi hal yang paling luar biasa bagi Wendy adalah...

Aleah James tiba tiba memanggil kakaknya dengan kata Tuan.

Kakaknya benar benar berhasil melamar menjadi ketua jajaran dewan.

'Tunggu, bukankah posisi ketua itu bukan sebuah lowongan pekerjaan.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!