Sederhana

Rafael berjalan ke arah tangga dan hendak membuka pintu.

Tapi belum sempat melakukan apapun.

Bibi pemilik rumah sewa keluar dengan wajah penuh rasa bersalah.

Dia sepertinya menunggu Rafael.

"Raf, bibi harus mengatakan sesuatu padamu. Jangan panik." bibi mencoba menyusun kata kata dan mencari kesempatan yang baik.

Rafael menoleh ke belakang dan bertanya.

"Katakan saja ada apa, bi."

"Begini, mmm, pemukiman ini akan di bongkar, sepertinya kamu tidak bisa tinggal di sini lagi." bibi melanjutkan dengan rasa bersalah di wajahnya.

"Aku tahu kamu baru saja mengundurkan diri dan sekarang kamu tidak memiliki pekerjaan, lalu kamu berada di masa yang paling sulit, tetapi baru saja tiba tiba ada pengumuman pembongkaran, kami tidak bisa menolak."

"Yah, aku tahu akan ada pembebasan lahan dan kali ini aku kembali hanya untuk mengambil barang barangku, bi."

Rafael tersenyum kecil.

Bibi pemilik rumah sewa lebih tertekan ketika dia melihat Rafael tidak perduli dan terkesan pasrah.

"Sayangnya, saat ini tidak mudah bagi anak muda sepertimu mendapat pekerjaan dengan cepat. Kalau begitu, aku akan mengembalikan uang sewamu tahun ini dan kamu tidak perlu membayar uang sewa yang belum terbayarkan."

"Tidak usah, bibi simpan saja uangnya."

Rafael berkata dan masuk ke rumahnya.

Dia menyapu matanya dan memandang sekelilingnya. Tidak ada apa yang bisa di bawa dalam kondisi ekonomi sebelumnya.

Rafael masuk ke kamar tidurnya dan mengambil beberapa barang kenangan seperti foto foto lamanya.

Bibi mengikuti dan berkata dengan antusias.

"Raf, mana yang harus di bawa, aku di sini untuk membantumu beres beres."

"Tidak perlu, bi. Aku sudah selesai berkemas." kata Rafael.

"Hah?" bibi melihat sekeliling dan menemukan bahwa Rafael tidak mengambil apa pun.

'Anak ini. Banyak hal yang masih bisa di gunakan, mengapa tidak mengambilnya?'

"Kamu memerlukan taksi kan? Apakah perlu aku panggilkan taksi untukmu, nak?"

"Sudah ada mobil bi, semuanya ada di bawah."

Rafael dengan santai berkata.

'Ada mobil?'

Bibi mengalami tekanan apalagi dia tidak dapat membantu apa pun. Dia merasa lebih menyesal.

Melihat Rafael dengan santai meninggalkan kamarnya, dia mengikuti ke bawah.

"Bibi akan mengantarmu, nak."

Sambil mengatakan hal itu, bibi buru buru menyusul Rafael.

Mereka berdua keluar dari pintu masuk bangunan, di luar matahari bersinar sangat cerah, memantulkan cahaya yang membutakan mata.

Terlihat deretan Land Rover hitam di sana, mencerminkan kilauan cahaya, perkasa dan mendominasi. Di tengah deretan, Rolls-Royce Phantom menunjukkan kemewahan dan martabat yang lebih besar.

Pengawal berjas hitam sangat cermat dan berdiri seperti pohon pinus dan cemara. Kokoh dan tegap.

Aleah yang cantik menyilangkan tangannya di depan, menunggu dengan sabar.

Bibi ingin berbicara beberapa kata lagi.

Melihat kerumunan formasi seperti itu, dia tiba tiba membeku.

'Apa yang sedang terjadi? Apakah ada orang besar yang berkunjung di kawasan ini?'

"Tuan Radja."

Melihat Rafael keluar, Aleah buru buru melangkah maju untuk menyapa.

"Yap." Rafael mengangguk.

"Semuanya sudah selesai, ayo kita pergi."

"Baik, tuan."

Aleah menjawab dan berinisiatif membukakan pintu Rolls-Royce untuk Rafael.

Pengawal lainnya masuk ke mobil masing masing satu demi satu.

Saat itu, suara pintu mobil yang di tutup menggema di mana mana.

'Tuan Radja?'

Bibi berdiri di tempat dan benar benar tercengang.

Terlihat jelas, orang yang mereka tunggu adalah Rafael.

'Bukankah dia seorang kurir? Kapan dia menjadi seperti ini?'

"Nak Rafael, kamu---,,," kepala bibi sedikit linglung dan dia tidak tahu harus berkata apa saat ini.

"Beliau adalah ketua Jangkep Group, dan beliau yang merencanakan pembongkaran kawasan pemukiman ini." jelas Aleah.

"Apa?!"

Bibi membuka mulutnya lebar lebar.

Pada titik ini, dia memaksa diri ingin memahami apa yang sedang terjadi.

'Identitas asli Rafael ternyata adalah ketua Jangkep Group. Tidak heran dia bisa membongkar pinggiran kota yang terpencil ini. Dia yang mengatur segalanya. Mungkin dia datang ke sini untuk menyamar dan menyewa rumah.'

"Sampai jumpa, bibi. Terima kasih atas segalanya selama ini." Rafael tersenyum dan melambai lalu masuk ke Rolls-Royce yang mewah itu.

Kendaraan ini mulai bergerak dengan perlahan.

Meninggalkan kawasan secara beriringan.

Hanya bibi yang terpaku di tempat, yang membiarkan rambutnya berantakan tertiup angin.

Dia tidak bisa menahan gumamannya.

'Ternyata nak Rafael sangat kaya, seharusnya aku memperkenalkan putriku kepadanya.'

***

Sejumlah besar mobil mewah melaju di jalanan, menyebabkan orang yang di lewati menatap heran.

Rafael tidak kembali ke perusahaan, tetapi berencana untuk pergi ke rumah barunya.

Jama Manor.

Mansion yang sangat terkenal di kota ini.

Karena daerah itu disebut daerah elit.

Jika ada real estate di sana, properti itu akan bernilai ratusan juta dollar.

Tapi sebuah rumah bangsawan.

Tingkat keterkejutannya tidak bisa di bayangkan.

Rafael sendiri juga penasaran.

Saat iring iringan mobil melaju ke daerah elit, jalanan lebar dan bersih lalu vila vila mulai terlihat di kedua sisi jalanan, dan terlihat sangat mewah.

Rafael menikmati pemandangan di sepanjang jalan melalui jendela mobilnya.

Mereka yang bisa tinggal di sini adalah orang kaya atau berkuasa. Banyak dari mereka adalah pebisnis sukses dan bahkan selebriti terkenal di dunia hiburan.

Untuk saat ini, Rafael melihat tembok yang tinggi. Setiap beberapa meter ada pengawal berjas yang berjaga.

"Tuan Radja, di dalam tembok ini adalah rumah anda."

Aleah yang duduk di sampingnya menjelaskan.

Rafael mengangguk.

'Aku pikir ini tidak buruk, aku hanya tidak tahu bagaimana bentuk rumahnya.'

Tak lama kemudian, Rolls-Royce berhenti di depan gerbang besi besar yang di kelilingi oleh banyak petugas keamanan.

Dua orang penjaga bergegas maju untuk membuka gerbang besi. Lalu menutup kembali setelah iring iringan masuk.

"Tuan Radja, kita sudah sampai." kata Aleah.

Mereka keluar dari mobil bersama sama.

Rafael melihat sekeliling dan menemukan bahwa ada lautan bunga di sana.

Jalur jalur batuan berwarna biru bersilangan di kelilingi bunga bunga yang manis.

Banyak tukang kebun dan pelayan yang sedang bekerja dengan giat.

'Yah, lumayan.'

Rafael menghela nafas di dalam hatinya.

'Saat ini, aku akhirnya memiliki tempat tinggal dengan konsep rumah bangsawan.'

Pemandangannya sebanding dengan tempat tempat kelas SSSS.

Rafael masuk ke dalamnya dan menemukan bahwa selain lautan bunga, ada halaman rumput luas, bahkan ada lapangan golf, kolam renang outdoor dan fasilitas mewah lainnya.

Di depan matanya, sebuah vila terlihat.

Vila ini berwarna putih bersih dengan empat lantai dan totalnya ada delapan kamar mandi. Terlihat mulia dan elegan.

"Apakah aku tinggal di sini?"

'Sepertinya cukup bagus.'

Rafael berpikir dalam hatinya, dia jelas sangat puas dengan rumah barunya ini.

Tapi Aleah yang mengikuti di sampingnya berbisik.

"Tuan Radja, ini adalah vila untuk para pelayanmu."

"Eh?!"

Rafael sedikit terkejut.

"Begitu ya..."

"Coba anda pikirkan, ada ratusan pekerja di manor, dan mereka sangat membutuhkan tempat tinggal, tempat anda ada di lebih dalam lagi, mari ikuti saya."

Aleah berinisiatif untuk menunjukkan jalan.

Rafael mengikutinya dari belakang.

Pada saat yang sama, Rafael lebih penasaran.

Para pelayan di manor, semuanya tinggal di sebuah vila mewah, jadi seperti apa tempat tinggal pribadi Rafael.

Segera mereka tiba di tengah area itu.

Dari kejauhan, Rafael melihat bangunan seperti kastil berlantaikan rumput hijau.

Di bawah sinar matahari, bangunan itu memantulkan cahaya yang gemerlap dan luar biasa.

Rafael sendiri terkejut.

Pemandangan di depannya seperti hanya muncul di televisi saja.

Dan itu juga seperti hanya ada di cerita cerita saja.

"Mansion ini di rancang oleh arsitek top dunia dan menghabiskan waktu sekitar dua tahun. Ini bergaya seperti kastil medieval. Semuanya menggunakan bahan baku terbaik. Dengan total empat lantai dan luasnya 1.200 meter persegi. Harganya hampir 2 milyar dollar."

Aleah menjelaskan secara sangat profesional dan bertanya.

"Tuan Radja, jika anda merasa ada sesuatu yang kurang cocok, atau tidak suka, kami dapat segera menemukan seseorang untuk menggantinya."

Menghalau sinar matahari, Rafael menyipitkan mata ke mansion mewah itu.

"Tidak perlu merubah apapun, biarkan saja seperti itu. Sangat baik untuk kita hidup dengan sederhana."

'Sederhana?'

Aleah menatap wajah pemuda tampan yang berdiri di sampingnya, tanda tanya besar muncul di kepalanya.

'Sederhana apanya coba? Entah itu di rubah atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan kesederhanaan, bukan?'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!