Mengirim Paket

*) Sekedar info, tanda " " adalah dialog suara. Tanda ' ' adalah ucapan dalam hati. Tanda [ ] adalah suara digital seperti sistem, telepon, chat dll. Terima Kasih.

Rafael mengendarai mobil mewah senilai 400 juta dollar di jalanan dan menarik banyak perhatian. Kendaraan lain tidak berani mendekat sama sekali. Apalagi mobil mewah itu menguasai dan memenuhi jalan.

Bahkan saat akan berbelok, orang lain akan memberikan jalan lebih dulu. Mau bagaimana lagi, apabila mobil itu sampai lecet atau rusak. Mereka tidak mampu mengganti rugi.

"Keren!"

Hati Rafael seperti di dalam terowongan panjang. Ternyata memang benar, dunia ini sangat menyebalkan. Hanya memperlihatkan keindahan kepada orang kaya saja.

Setelah itu, Rafael memeriksa profil sistem.

Nama : Rafael Radja.

Umur : 24 tahun.

Misi : Sebagai kurir, lakukan hal yang sudah di mulai sampai selesai. Silahkan kirim paket yang belum sempat terkirim hari ini.

Hadiah misi : 100 milyar dollar.

"Apa? Seratus milyar dollar?"

Rafael mengerutkan alisnya. Misi sistem sangat bisa menjadikan dirinya orang kaya.

"Mudah sekali!"

Hanya perlu mengirimkan paket yang belum sempat terkirim. Memang benar bahwa dia di paksa datang untuk kencan buta sebelum dia menyelesaikan pekerjaannya hari ini.

Dia menoleh ke belakang, sisa paket yang belum terkirim itu sudah ada di sana. Ada 5 paket di sana.

Heran? Jelas!

Tapi setelah berpikir sejanak dia mulai menghitung, mengirim 5 paket dan mendapat uang 100 milyar dollar. Berarti secara logika, untuk satu paket dia mendapat upah sebesar 20 milyar dollar.

"Berangkat! Tidak ada ruginya sama sekali!"

Rafael menginjak pedal gas dan Bugatti kembali meraung. Dia mengendarai mobil mewah itu untuk langsung mengirim paket.

***

Paket pertama adalah kawasan pemukiman Wadon, gedung B. Ini juga merupakan daerah pemukiman kelas atas, dengan dua penjaga keamanan berdiri di depan gerbang, mengawasi dengan teliti.

Rafael sudah pernah kemari beberapa kali sebelumnya, tetapi tanpa basa basi dia harus melapor jika ingin masuk.

Tapi saat ini, Kedua penjaga keamanan itu melihat Bugatti dari kejauhan, menatapnya dan buru buru mengangkat palang pintu masuk.

Jika mobil itu sampai rusak, siapa yang mampu untuk mengganti rugi. Petugas keamanan ini tidak berani berkata kata apalagi menghentikan mobil itu. Rafael langsung masuk dan pergi ke lantai bawah gedung B.

"Halo, ini paket anda, silahkan turun dan ambil."

Rafael berkata datar di telponnya.

***

Saat ini, ada seorang wanita berusia sekitar 30 tahun di dalam gedung. Mendengar suara Rafael di telepon, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak kagum. Suara pemuda itu sangat tajam.

"Bagaimana dengan wajahnya ya?"

Wanita itu sudah menikah dan keadaan keluarganya baik. Satu satunya penyesalannya adalah si suami sepertinya tidak pandai dalam hal bercinta. Hanya beberapa detik setiap kali bercinta. Suaminya benar benar sangat lemah.

"Ada yang harus aku lakukan di sini, tolong kirim langsung ke depan pintu apartemenku."

Wanita itu mungkin memiliki gelombang otak dan kecerdasan yang mengagumkan. Karena itu, dia bisa membayangkan seperti apa wajah pemuda itu.

"Oh, baiklah."

Mengirim paket sampai ke penerima adalah salah satu tugas dasar Rafael. Rafael tidak mempermasalahkan waktunya jadi sedikit tertunda, karena dengan ini dia bisa mendapatkan uang banyak saat pekerjaannya selesai.

Beberapa saat kemudian, Rafel mengetuk sebuah pintu, Dan ada suara langkah kaki yang cepat terdengar dari dalam ruangan.

Seorang wanita membuka dan sedikit menurunkan baju tidur kain semi transparan miliknya. Terlihat sangat menggoda.

Selanjutnya, dia membuka pintu dengan lembut dan hati yang sedikit berharap. Dia melihat seorang pemuda berdiri di depan pintu.

Tingginya sekitar 180 centimeter, dengan kulit cerah dan fitur wajah maskulin. Dengan sepasang mata yang tajam dan bersinar seperti bintang. Beberapa rambut yang jatuh di keningnya membuat nafas terasa sulit untuk di atur.

'Tampan sekali!'

Wanita itu menghela nafas dalam hatinya, tidak hanya suaranya yang indah tetapi juga wajahnya yang cantik. Merasa ada hormon pria yang datang, tubuhnya sedikit bereaksi. Rafael melirik.

"Ini paketmu."

"Eh, televisiku tidak bisa di nyalakan, dan suamiku tidak ada di rumah, bisakah kamu masuk dan membantuku untuk memeriksanya?"

Mata wanita itu memandangi Rafael dan dia tidak ingin melepaskannya.

'Televisinya rusak?'

Alis Rafael mengerut, dia memikirkan waktu yang terbuang. Tapi karena berpegang pada kebaikan dalam membantu orang lain, Rafael memutuskan untuk membantu.

Flats apartemen wanita itu sangat besar, dan bisa di bilang seperti orang kaya kecil. Ketika mereka sampai ke ruang tamu, dia mengulurkan tangan dan menunjuk ke televisi.

"Aku tidak tahu rusak apanya tapi yang pasti tidak mau hidup."

"Oh."

Rafael berjelan mendekat dan menekan tombol. Yang membuatnya terkejut adalah, layar televisi bereaksi dan menyala dengan lancar.

"Tidak ada yang rusak, ini ti---,,,"

Rafael berbicara tapi suaranya tiba tiba terhenti. Dia mendengar suara aneh dari televisi itu. Itu adalah suara perempuan, penuh dengan suara kenikmatan dan kebahagiaan yang tinggi, suara yang penuh ritme.

'Apa itu?'

Rafael terpaku di tempatnya.

'Jangan jangan---,,,'

Rafael segera berbalik untuk melihat. Benar saja. Gambar yang di tampilkan di televisi adalah film aksi perang kasur.

Dua orang bertempur dengan sangat sengit dan yang tertusuk tampak berteriak dengan heboh.

'Sial! Wanita ini nonton beginian di rumah?'

Rafael buru buru memalingkan wajahnya, bukan karena dia pemalu, tapi memang tidak tertarik.

"Aku bosan di rumah, bisakah kamu tinggal sebentar bersamaku?"

Wanita itu menarik setengah pakaiannya dan membungkuk dengan suka rela. Ini sudah bukan kode lagi. Ini serangan langsung.

Rafael menyadari bahwa televisi itu tidak rusak sama sekali. Hanya saja, wanita kaya ini, memang sedikit kesepian.

"Maaf, aku memang cuma kurir, tapi aku tidak menjual diri." kata Rafael mendorong wanita itu.

Wanita itu duduk di sofa sambil tersenyum dan berkata.

"Apakah kamu tidak tertarik padaku?"

"Tidak."

Rafael meliriknya, meskipun sosok wanita itu sangat mempesona dan lumayan cantik. Tapi, itu tidak sepenting 100 milyar dollar.

"Aku sibuk, aku pergi dulu."

"Hei, jangan pergi dulu. Aku bisa menjagamu dan memberimu uang. Bagaimana dengan 10 ribu dollar per bulan? Bukankah kau tidak mendapat uang banyak kalau hanya mengantar paket?"

Melihat Rafael tidak tergoda, wanita itu langsung menawarkan harga. Rafael mencibir.

"Hahaha, lupakan saja. Aku akan punya 100 milyar dollar. Kau ingin membayarku 10 ribu dollar? Bermimpilah!'

Rafael langsung menuju pintu dan melangkah pergi. Wanita itu tidak mau menyerah, dia berlari keluar dan berjalan di belakang Rafael sambil berbicara.

"Apakah kau tidak mau mempertimbangkannya? Masalah uang bisa di bicarakan lagi."

Rafael sama sekali tidak menoleh ke belakang. Langsung berjalan ke arah mobil mewahnya.

Saat ini, banyak orang yang keluar untuk melihat mobil Bugatti itu. Bahkan ada beberapa orang yang sedang mengambil foto. Jika itu mobil itu bukan mobil mewah, pasti tidak akan seperti itu.

"Nona, maaf, permisi." kata Rafael berjalan mendekat.

Seorang gadis dengan tongkat selfie berkata.

"Hah? Apakah kamu juga ingin berfoto? Tapi jangan sampai menyentuhnya, kalau tidak, kau tidak akan mempu mengganti kerusakannya seumur hidupmu,"

"Wuw, dasar pria idiot."

Rafael mengabaikannya dan langsung mengeluarkan kunci lalu menekannya. Dua lampu depan Bugatti itu berkedip seperti berlian. Dia masuk dan menginjak pedal gasnya lalu meninggalkan kawasan itu.

Orang yang mencibirnya menghisap asap knalpot mobil itu dan berdiri dalam diam. Ini seperti di luar ekspetasi mereka.

"Itu mobilnya? Bagaimana situasi ini sebenanya?"

Wanita yang mengejar Rafael tadi melihat pemandangan itu terpaku tak jauh dari sana.

'Memakai mobil ratusan juta hanya untuk mengantar paket? Apa dia pewaris kaya yang sedang gabut?'

Dia tidak tahu harus berkata apa, dia sudah bernai menawarkan uang yang tidak sebanding. Memikirkan hal itu membuat dirinya sedikit sesak.

***

Setelah meninggalkan kawasan itu, Rafael bersandar di kursi dan mengendarai mobilnya dengan satu tangan.

'Sayangnya, orang itu tidak sebanding dengan uang yang akan aku terima. Dia menginginkan tubuhku, apa kehidupan orang kaya sangat monoton dan membosankan?"

Untungnya, tiga paket berikutnya di terima langsung oleh penerima. Rafael tidak menemui masalah apapun dan menyelesaikan ketiganya dengan lancar.

Saat ini, hanya tinggal satu paket saja. Cukup mengirimkannya dan akan mendapatkan 100 milyar dollar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!