Misi

"Apakah kau mau ikut denganku?"

Rafael bertanya kepada Alexa dan mengundangnya.

Alexa langsung terkejut.

"Apakah ini tidak apa apa?"

"Memangnya kenapa? Lalu kalian juga masih temanku kan."

Kesan Rafael kepada beberapa orang masih baik baik saja.

Orang orang yang awalnya menyanjung Nash juga buru buru mendekat bersama sama.

"Rafael, kau benar benar berkembang pesat."

"Tadi mungkin ada kesalahpahaman saja."

"Benar, ketika masih kuliah, aku sudah menebak kau pasti sukses di masa depan."

***

Di sisi lain, Nash menjadi tidak tenang. Dia berdiri sendirian dengan wajah yang tidak pasti.

Rafael adalah ketua Jangkep Group yang sebenarnya.

Pertunjukkan Nash tadi seperti pertunjukkan badut.

Vila baru dan mobil BMW hanya lelucon di depannya.

Nash memikirkannya, memaksakan sebuah senyum di wajahnya.

"Mmm, Rafael, bisakah kau mengajakku juga?"

".........." Rafael tidak bisa berkata kata.

Rafael pikir orang itu benar benar bermuka tebal.

"Bukankah kalian sudah memesan makanan, jadi makan saja pesanan itu dan tenang saja, aku memberi diskon 90% untuk itu."

Kata Rafael lalu meninggalkan ruangan itu di ikuti Larry yang akan menjamunya.

Alexa dan beberapa gadis serta beberapa orang yang tidak merendahkan Rafael bersemangat mengikutinya.

Nash dan orang orang yang tersisa, wajah mereka terlihat ungu seperti terong.

Penyesalan muncul di dalam hati mereka.

Jika saja mereka tahu sebelumnya, mereka pasti memiliki hubungan yang baik dengan Rafael.

Apalagi sekarang semua teman yang wanita ikut pergi dengan Rafael.

Mereka bingung bagaimana caranya untuk melanjutkan pesta ini.

***

Ruang pribadi mewah di lantai atas ternyata sangat megah, penuh dengan nuansa mewah di setiap sudutnya.

Alexa yang melihat itu tidak bisa menahan seruannya yang seperti embun.

"Indah sekali!"

Ini pertama kalinya bagi mereka, bisa datang ke ruangan kelas atas seperti itu.

Rafael melihat sekeliling dan merasa semua itu memang tidak buruk.

Hampir sama dengan hotel bintang enam yang pernah dia kunjungi sebelumnya.

Dan Larry terjun langsung untuk menjelaskan kepada mereka tentang makanan makanan lezat yang tertata di atas meja.

Ada Lobster Boston.

Kepiting raja.

Telur burung unta yang di kirim langsung dari benua asalnya.

Sarang burung walet asli dan daging singa laut.

Serta abalon yang di goreng secara khusus.

Serangkaian hidangan lezat nan asing memenuhi meja besar itu.

Mencium aroma yang menarik, beberapa mata menatap lurus dan kerongkonan mereka naik turun. Mereka tidaj bisa menahan diri untuk menelan air liur mereka.

Setelah itu, Larry mendorong sebuah troli kecil.

Di atas troli ada sebotol wine.

Dia tersenyum dan menjelaskan.

"Ketua, ini adalah Romani Conti tahun 90. Saya berusaha keras untuk mendapatkannya. Saya harap anda menyukainya."

Rafael melirik.

Dia pernah melihat wine itu di tv.

Harganya tidak terlalu mahal, hanya sekitar 150 ribu dollar.

Tapi dengan bea cukai masuk, keuntungan importir dan biaya perijinan logistik, harga setelah masuk negara ini mencapai 400 ribu dollar.

Dan yang pasti adalah walau punya uang sekalipun, belum tentu bisa membeli wine ini. Perlu koneksi bagus untuk mendapatkannya.

"Larry, aku jadi merepotkanmu. Terima kasih." Rafael memujinya.

"Sama sama ketua, tidak perlu khawatir, silahkan nikmati pelan pelan."

Setelah Larry selesai berbicara, dia membungkuk sedikit dan mundur sebelum berbalik ke luar ruangan.

Semua orang di ruangan itu langsung berseru.

"Wow! Berapa harga untuk memesan ruangan ini?"

"Aku pikir aku tidak akan mampu membayarnya walau menghabiskan gajiku selama setahun."

"Apakah kehidupan orang elit memang seperti ini?"

***

Rafael tersenyum dan berkata.

"Hei sudahlah, ayo semua makan bersama sama."

"Terima kasih tuan Radja." Alexa tersenyum sambil bercanda.

Mereka mulai makan bersama. Saat menikmati makanan, banyak dari gadis itu diam diam melirik Rafael.

Fitur wajah yang halus.

Wajah tampan.

Dan selalu ada temperamen yang sedikit dingin.

Yang terpenting adalah, sangat kaya.

Mungkin inilah gambaran pangeran tampan di hati kebanyakan gadis.

Tetapi mereka sangat sadar diri.

Karena ketika mereka masih kuliah, Rafael bahkan tidak tertarik dengan mereka.

Apalagi sekarang.

Alexa tiba tiba teringat seseorang dan berkata.

"Apakah kamu masih ingat Alicia Taylor dari kelas kita? Aku mendengar bahwa dia akan segera menikah."

"Oh ya, baguslah kalau begitu."

Rafael memiliki kesan aneh kepada orang itu.

Karena pada saat kuliah, Alicia adalah penggemar Rafael paling gila saat itu.

Rafael tidak menyangka dia akan segera menikah.

"Raf, kapan kamu akan menikah?" Alexa bertanya sambil bercanda.

Rafael tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu."

Beberapa orang saling mengobrol.

Teman teman mereka saling mengenang masa lalu.

Suasana makan malamnya sangat menyenangkan.

Tapi, tidak ada yang namanya pertemuan tanpa akhir. Setelah sekitar satu jam, makan malam telah selesai.

Larry bekerja sangat baik dan seperti tak kenal lelah.

Dia buru buru menyuruh anak buahnya untuk mengantat pulang teman sekelas Rafael satu per satu.

Orang orang ini juga harus di perlakukan dengan baik.

Mungkin saja mereka yang berhubungan baik dengan Rafael akan menjadi orang besar di masa mendatang.

"Ketua, jika anda tidak sibuk, anda bisa menginap di hotel kami." Larry berkata sambil tersenyum.

Rafael orang penting.

Tentu saja, Larry ingin bersamanya selama mungkin.

Rafael berpikir sebentar lalu mengangguk.

"Baiklah, aku akan menginap."

Selain makanan mewah, Hotel Belonings juga memiliki banyak sajian hiburan.

Spa, kolam renang, ruang karaoke dan layanan menarik lainnya.

Rafael tidak keberatan sama sekali, berpikir bahwa dia tinggal sendirian di Manor yang sebesar itu, dia berpikir lebih baik tidur di sini.

"Hahaha, ketua, jika anda memerlukan layanan kami, katakan saja kepada saya, kami di sini tidak hanya memiliki layanan yang hotel lain miliki, tapi kami juga memiliki yang mereka tidak punya."

Larry tersenyum dan tertawa.

Dari senyumnya itu, Rafael melihat makna yang aneh.

'Apa maksudnya?'

Memikirkan hotel yang sebesar ini.

'Apa mungkin layanan 'itu'?'

"Uhuk!" Rafael tersedak dan terbatuk kecil.

"Aku tidak butuh apa apa untuk saat ini, lanjutkan pekerjaanmu."

"Baik, ketua. Panggil saya kapan saja."

Larry berkata dan berbalik pergi.

Memang ada banyak pelanggan di hotel ini, apalagi di sini juga tersedia bioskop kecil.

Sangat di minati oleh pasangan pasangan muda.

Setelah menonton film romantis di bioskop, mereka langsung memesan kamar.

Betapa nyaman dan efisien sekali layanan di sini.

Rafael sedang berkeliaran di sebuah aula ketika tiba tiba seorang gadis berlari keluar entah dari mana dan secara tidak sengaja menabrak Rafael.

Gadis itu tampak terburu buru.

Dia melihat ke belakang.

Di kejauhan terlihat beberapa anak muda berlarian.

"Cepat, jangan biarkan dia kabur!"

"Tuan Ruff memerintahkan agar dia di bawa kembali."

Mata gadis itu menjadi panik saat melihat beberapa orang mengejarnya.

Dia mengankat kepalanya dan melihat wajah tampan Rafael.

Saat ini,

Empat mata saling bertatapan.

Gadis itu menggunakan kecerdasannya untuk bergerak dengan cepat, dia melingkarkan dua lengan ramping di leher Rafael dan berdiri sambil berjinjit lalu mencium bibir Rafael.

".........."

Rafael berdiri terpaku di tempatnya.

Tubuhnya agak kaku.

Dia tidak bereaksi saat ini.

Orang orang yang mengejar gadis ini berlari melewati mereka berdua, orang orang itu menganggap dua orang yang berciuman itu sepasang kekasih yang akan menyewa hotel.

"Huufff..."

Gadis itu melepaskan Rafael dan menghela nafas lega.

Tetapi dia segara merasa ada yang tidak beres dan wajahnya yang anggun tiba tiba merona merah.

"Aah, benar,,, maaf, aku baru saja,,, aku tidak bermaksud begitu."

"Hm?"

Rafael masih mengingat bibir gadis itu yang licin dan hangat.

Pada saat yang sama.

Baru setelah itu, Rafael melihat penampilan gadis itu dengan jelas.

Tingginya sekitar 168 cm, mengenakan gaun putih menunjukkan kai jenjang dan ramping.

Mata gadis itu terlihat cerdas, alis yang indah, batang hidung mancung dan bagus, bibir merah muda dan lembut, serta rambut panjang yang di ikat rapi di belakang kepalanya.

Padahal Rafael sudah melihat banyak wanita cantik.

Tapi saat ini, gadis di depannya terasa luar biasa.

Nilainya hampir sempurna.

Gadis itu sedikit menundukkan kepalanya dan lehernya yang putih terlihat nyata. Penampilannya yang pemalu itu bahkan membuatnya lebih menarik.

'Jadi aku sudah di cium paksa oleh wanita cantik?'

Rafael menyadari apa yang baru saja terjadi.

"Sial! Di mana orang itu?!"

"Kemana dia pergi?!"

"Cepat! Cari dan lihat di mana pun!"

Saat ini, ada banyak orang yang memeriksa di aula itu.

Gadis itu mendengar suara suara itu.

Dia segera menjadi panik lagi.

[Misi baru terbuka.]

[Misi : Membantu gadis yang kesulitan ini agar keluar dari masalah.]

[Hadiah : Hadiah khusus.]

Tiba tiba.

Suara sistem muncul di pikiran Rafael.

Terpopuler

Comments

HANZ

HANZ

crazy up yang banyak Thor
bagus banget ceritanya 👍👍👍👍👍👍👍👍

2023-08-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!