20. Om Tetangga

"Ayah", panggil Nala berlari menghampiri Ayahnya yang sedang memberi burungnya makan di halaman rumah mereka.

Indra menoleh ke arah suara yang terdengar familiar di telinganya dan benar saja itu adalah suara Nala putrinya.

" Nala putriku", berjalan menghampiri Nala dan langsung memeluknya.

Galih yang melihat pemandangan tersebut menyunggingkan senyumnya. Nala pasti merindukan Ayahnya selama ini terlepas dari masalah yang mereka alami rasa rindu anak dan orang tua tidak bisa di pungkiri.

"Pagi Om", sapa Galih.

" Iya Galih pagi juga", sapa Indra melepas pelukan putrinya.

"Kalian berdua sudah makan".

" Kita berdua udah makan kok Yah sebelum kesini", jawab Nala.

"Kedatangan kami kesini karena ada hal yang ingin Galih sampaikan ke Om".

" Oh ya kalau begitu kita bicarakan di dalam saja", ujar Indra.

Di ruang tamu kini hanya ada mereka bertiga Galih yang duduk bersebalahan dengan Nala dan di depan mereka sudah ada Indra Ayah Nala. Posisi mereka saat ini seperti orang mau sidang saja.

"Jangan bilang kalau kamu lagi hamil Nala", ujar Indra dengan suara mengintrogasi.

" Engga Om"

"Iya Ayah" ucap mereka berbarengan.

Spontan mereka saling menengok satu sama lain, Indra hanya diam kebingungan.

"Jadi kamu hamil atau tidak?" tanyanya lagi.

" Hamil yah , iya kan Om", senggol Nala dengan mata yang sudah melotot ke arah Galih agar ia meng iya kan perkataannya.

"Memangnya kamu hamil anak siapa", bisik Galih di telinga Nala hingga hanya bisa di dengar oleh mereka saja.

"Om ikuti Nala aja gak usah banyak protes cukup jawab iya iya", bisik Nala juga.

" Ehem", dehem Indra mengakhiri bisik-bisik mereka.

"Sekarang Ayah tanya sekali lagi Nala kamu benar-benar hamil?" geram ayahnya.

" Iya yah anak Om Galih", ujar Nala seraya menunjuk Galih di sampingnya.

"Bocah edan, Galih apa-apaan ini Om kan sudah bilang jangan melewati batas sebelum waktunya kalau sudah begini harus gimana coba tidak mungkin di gugurkan". Marah Indra sembari bangun dari duduknya.

" Sekarang kalian berdua ikut saya".

"Kita mau kemana Yah", tanya Nala takut-takut ia tidak tau jika Ayahnya akan semarah ini. Yahh lagi pula orang tua mana yang tidak akan marah jika anaknya hamil sebelum menikah.

" Kita ke rumah kamu sekarang juga kita temui mama dan papa kamu Galih", berjalan keluar rumah.

"Mati aku ini", gumam Galih.

" Om gak papa kan", memegang tangan Galih.

"Hei kalian berdua cepetan keluar kalau tidak mau di seret", teriak Indra di depan pintu rumah.

******

Mereka saat ini sudah berkumpul di rumah Galih, belum ada yang berani bicara membuat mama dan papa Galih kebingungan karena tiba-tiba saja Indra teriak-teriak memanggil mereka untuk keluar dan sekarang mereka sudah ada di ruang tamu rumah mama Talia dan papa Satyo.

" Ini sebenarnya ada masalah apa Indra", ujar Satyo karena tidak mengerti dengan keadaan ini.

"Tanyakan saja pada anakmu itu Satyo", menunjuk Galih.

" Galih jelaskan sekarang juga ini ada masalah apa", cerocos Talia tak sabaran.

"Nala hamil ma", bukan suara Galih melainkan suara Nala.

" Nala ya allah sayang bagaimana bisa ini terjadi", seraya menghampiri Nala dan memeluknya.

"Kasih tau sama mama siapa yang udah bikin kamu kayak gini mama akan kasih pelajaran buat laki-laki brengsek itu".

" Siapa Nala cepet kasih tau mama siapa orangnya", geram Talia memegang pundak Nala yang sudah seperti anaknya sendiri.

"Anu itu ma anaknya".

" Iya siapa bapak anak dalam perutmu ini, kamu gak perlu takut kasih tau siapa namanya, biar mama potong burungnya sekalian".

Galih yang di samping Nala spontan saja menutup burungnya, bisa gawat kalau mamanya benar-benar akan memotong miliknya. Bisa-bisa ia tidak akan pernah merasakan nikmat dunia.

"Itu ma Om Galih bapaknya".

" Ya, gimana maksudnya gimana", tanya Talia ngelag.

"Nala hamil anak Om Galih Ma Pa", perjelas Nala lagi dengan suara yang cukup keras.

"Galiiihhhhh", teriak Talia dan Satyo bersamaan.

************

" Jadi sekarang sudah di putuskan kalian akan menikah minggu depan", ujar Satyo.

"Apa gak terlalu kecepetan pah?" tanya Galih.

" Kalau kamu mikirnya 1 minggu kecepetan harusnya kamu bisa lebih menahan diri Galih", geram Satyo ingin sekali ia menonjok putranya itu bikin malu saja.

"Kalau Nala sih hari ini langsung nikah juga gak papa kok Ma Pah", kekeh Nala kegirangan.

" Bocah edan", gumam Indra menepuk jidatnya.

"Mulai sekarang kamu tinggal di rumah Ayah, sebelum kalian berdua menikah kalian gak boleh ketemu", peringat Indra.

" Gak bisa gitu dong Yah anak Nala nanti kalau kangen papanya gimana kalau ngidam pengen meluk, cium Om Galih gimana. Gak pokoknya aku gak mau Nala gak setuju".

"Kalau begitu 3 hari lagi kalian menikah", ujar Talia kemudian pergi meninggalkan mereka semua, ia sudah pusing akan kelakuan putranya itu. Sebaiknya ia pergi beristirahat saja.

" Makasih Ma", ujar Nala kemudian mencium pipi Galih di depan Indra dan Setyo.

"Nala", teriak Indra menarik tangan putrinya ia akan membawa Nala pulang sebelum ia bertambah malu akan tingkah putrinya di depan calon besannya itu.

" Apa sih Yah Nala masih mau sama Om Galih", mencoba melepaskan tangan dari cengkraman Ayahnya.

"Kamu pulang dulu aja nanti kita ketemu lagi", bujuk Galih agar Nala mau mengikuti Ayahnya pulang. Ada baiknya mereka menenangkan diri dulu sebelum semuanya makin kacau.

Dengan terpaksa akhirnya Nala mau mengikuti Ayahnya pulang meskipun sejujurnya ia masih ingin bersama Galih.

*******

Di kamar Nala cekikikan sendiri ia tidak menyangka kebohongannya akan menjadi seperti ini. Bukan tanpa alasan ia berbohong seperti ini, jika saja ia tidak berbohong begini pasti Ayahnya tidak akan pernah mau melepaskannya menikah terlebih ia masih sekolah.

"Om Galih marah gak ya Nala udah bohong begini, pasti Om Galih sekarang lagi di omelin mama Talia", gumam Nala merasa sedikit bersalah.

"Apa aku telpon aja ya", pikirnya mengambil ponselnya dan membuat panggilan.

" Halo", terdengar suara yang sangat familiar di telinganya.

"Om gak papa kan?" membuka jendela balkonnya.

" Menurut kamu?" tanya Galih balik dengan suara yang terdengar jengkel.

"Hehe" kekeh Nala. "Om ke balkon dong Nala pen liat".

" Kamu lagi dimana?".

"Di balkon lagi liat kamar Om Galih".

Galih kemudian berjalan ke arah balkonnya, membuka jendela, diseberang sana terlihat Gadis cantik mengenakan piyama doremonnya sembari menatap ke arahnya dengan senyuman manisnya.

" Kenapa gak tidur istirahat", tanya Galih melihat ke arah Nala dari balkon kamarnya.

"Nala gak bisa tidur kalau belum di peluk Om", gombal Nala cekikikan.

" Kamu gak usah banyak alasan cepet tidur istirahat, jendela kamu jangan lupa ditutup".

"I love you", ucap Nala kemudian mematikan telponnya ia juga sempat memberikan kiss bye sebelum benar-benar masuk dan menutup pintu jendela kamarnya.

***Author***

Nala berani banget ya guys kalau author begitu mungkin udah langsung di usir dari rumah kali ya huhu😂😅"Ayah", panggil Nala berlari menghampiri Ayahnya yang sedang memberi burungnya makan di halaman rumah mereka.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Misi sukses ya Nala, benar2 Nala buat jantungan Ayah Indra, Mama Talia, dan Papa Satyo

2023-07-01

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak thor

2023-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!