18. Om Tetangga

Sesampainya di apartemen Nala tidak kunjung berbicara ia bahkan seperti menganggap Galih tidak ada. Galih sendiri bingung bagaimana membujuk Nala secara ia belum pernah membujuk wanita yang merajuk terlebih perempuan seperti Nala ini kali pertamanya Nala mendiaminya selama ini biasanya jika perempuan itu merajuk tanpa di bujuk pun ia akan berhenti marah dengan sendirinya atau jika tidak biasanya Galih akan mengajaknya membeli es krim.

"Nala kamu mau makan es krim gak Om keluar belikan ya", tawar Galih yang saat ini berada di ruang tamu melihat Nala hanya duduk diam melihat ke arah luar jendela, ia tidak tau apa yang perempuan itu pikirkan saat ini.

" Nala lagi gak mau makan es krim", jawab gadis itu seraya beranjak ke arah kamar, tapi kali ini ia tidak masuk dan tidur di kamar Galih seperti biasanya melainkan di kamar sebelahnya.

Galih yang melihat Nala masuk bukan ke kamarnya melainkan kamar sebelahnya sontak mengikuti Nala dengan cepat, belum sempat gadis itu menutup pintu, Galih lebih dulu menahannya dengan tangannya.

"Kita harus bicara".

" Aku lagi gak mood buat bicara sama Om".

"Kamu salah paham Nala apa yang kamu lihat gak seperti itu",

Galih mencoba menjelaskan Nala sebisa mungkin meskipun posisi mereka saat ini kurang nyaman untuk memulai obrolan yang serius, masih dengan posisi pintu yang sedikit terbuka karena Nala masih tidak mau membuka lebar pintu kamarnya.

"Besok aja kita bicaranya, Nala capek mau istirahat tolong tangan Om singkirin Nala mau tutup pintunya".

" Kamu gak mau tidur sama Om aja", bujuk Galih berharap Nala menerima tawarannya.

"Nala mau sendiri jadi silakan singkirkan tangan Om sekarang juga kalau gak mau tangan Om kejepit pintu terus putus".

Sontak Galih langsung menyingkirkan tangannya, yang benar saja jika tangannya terputus karena kejepit pintu sungguh tidak lucu.

'Brak', suara pintu kamar Nala yang di tutup empunya terdengar sangat nyaring di telinga. Galih hanya bisa memandang pintu yang baru saja tertutup itu ia sangat yakin kali ini Nala benar-benar marah terhadapnya, tapi kan ini semua tidak sepenuhnya salahnya, ini semua salah Kayla bisa-bisanya dia menyetujui tawaran Kayla seharusnya sejak awal ia langsung menolak atau menghindari perempuan itu. Tapi apa boleh buat nasi sudah jadi bubur, dan yang terpenting sekarang Galih harus memikirkan cara bagaimana menjelaskan Nala besok.

*******

"Ini semua baru permulaan lihat saja nanti Gue bakalan rebut Galih dari lo, dan sekarang Gue hanya perlu bikin Galih jatuh cinta lagi sama Gue bagaimanapun caranya Gue harus bisa dapatin Galih lagi" ucap Marsya sembari memikirkan rencana selanjutnya.

"Mah aku kangen papa", rengek Misel sembari menarik-narik ujung baju mamanya.

" Misel dengerin mama mulai sekarang papa kamu itu namanya papa Galih bukan papa Rama", jelas Marsya sembari memegang pundak anaknya.

"Tapi kan papa aku namanya papa Rama ma bukan papa Galih memangnya papa sudah ganti nama ya ma", tanya anak itu bingung.

" Misel kamu gak usah banyak tanya kamu ikuti aja apa yang mama bilang kamu gak perlu ingat-ingat lagi papa kamu yang brengsek itu", kesal Kayla tanpa sadar meremas pundak Misel kuat.

'Eshh hh' ringis Misel karena remasan tangan mamanya yang terasa sakit di pundaknya.

Marsya yang mendengar suara ringisan dari Misel dan sadar akan tangannya yang meremas pundak anaknya langsung menyingkirkan tangannya dan memeluk Misel sembari menggumamakan kata maaf untuk putrinya ia tidak bermaksud untuk menyakiti Misel.

"Ma jadi sekarang papa Misel namanya papa Galih ya", tanya Misel lagi masih berada di pelukan mamanya.

" Iya mulai sekarang papa kamu itu papa Galih kamu paham kan".

Misel yang notabennya masih berumur 5 tahun hanya menganggukkan kepalanya mengerti meskipun sebenarnya ia tak paham kenapa mamanya bisa mengganti papanya, apa memang papa bisa diganti-ganti ya pikirnya.

"Nah sekarang Misel pergi ke kamar tidur ya ini udah malam besok Misel harus bangun pagi kan biar gak kesiangan ke rumah nenek".

" Iya Misel pergi bobok dulu ya, mama juga jangan tidur kemalaman biar mama gak sakit", ucap Misel seraya mencium pipi Kayla dan beranjak menuju ke kamarnya.

"Maafin mama ini semua mama lakuin buat kamu sayang, mama gak mau kamu ketemu papa kamu yang brengsek itu lagi" gumam Marsya sedih.

*********

Sedangkan di sisi lain Galih tidak bisa tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 12.24, sejak tadi dia sudah berusaha memejamkan matanya untuk segera tidur dan terlelap tapi sampai tengah malam pun Galih tak kunjung bisa tidur juga. Apa mungkin karena ia sudah terbiasa tidur dengan Nala jadi dia tidak bisa tidur karena Nala tidak ada di sampingnya atau kah karena pikirannya yang belum tenang karena belum menjelaskan kejadian di Mall tadi. Rasanya Galih ingin menerobos masuk ke kamar Nala saat ini.

"Ini mata juga kenapa gak mau merem sih padahal udah Gue paksa buat merem belum satu menit merem melek lagi gitu aja terus" gumam Galih kesal akan dirinya sendiri.

Kesal karena tak kunjung bisa tidur akhirnya Galih beranjak dari kamarnya berjalan ke arah kamar Nala di samping kamarnya. Kali ini ia harus benar-benar menemui Nala sekarang juga. Sesampainya di depan pintu Nala ia jadi sedikit ragu untuk membuka pintu itu namun karena sudah tidak tahan karena memikirkan Nala terus akhirnya ia memberanikan diri membuka pintu kamar Nala. Dengan pelan Galih membuka kenop pintu kamar Nala dan 'Clek' pintunya terbuka.

"Aku pikir pintunya akan di kunci", gumam Galih seraya membukanya dengan pelan dan masuk kedalam, terlihat di dalam sana hanya ada Nala yang sedang berbaring tertidur dengan lampu tidur yang menyala remang-remang. Galih kemudian mendekat ke arah tempat tidur Nala, ia ingin melihat wajah Gadisnya dari dekat.

"Kalau tidur begini kamu terlihat jauh lebih cantik sayang", gumam Galih pelan.

Galih kemudian mencoba menyentuh surai lembut pipi Nala dengan pelan kemudian beralih menyentuh bibir gadis yang terlihat sangat menggoda di matanya, jika saja Nala tidak tidur saat ini sudah ia pastikan bibir Gadis itu akan ia makan dengan rakus hehe.

" Om sangat menyayangimu Om harap besok pagi kamu udah gak marah lagi", gumamnya lagi.

Selesai melihat wajah Nala yang tertidur pulas Galih kemudian beranjak dari kasur gadis itu, ia tidak ingin berlama-lama takut membangunkan Nala jika ia berada disini lebih lama lagi.

"Mimpi yang indah sayang i love you" bisik Galih seraya mencium kening dan Nala dan mengecup singkat bibir pink gadis itu.

Galih kemudian beranjak dari kamar itu dan menutup pintu kamar Nala dengan pelan juga 'clek'. Sedangkan Nala ia tersenyum dengan mata terpejam, sejak awal Galih masuk ke kamarnya ia tidak pernah tidur hanya pura-pura tidur karena ia penasaran apa yang akan Galih lakukan di kamarnya tengah malam gini. Rasanya ia akan bisa tidur nyenyak malam ini meskipun tidak bisa memeluk Galih seperti biasanya.

****Author****

pen nikah Makkkkk😂😂

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!