Sepulangnya dari sekolah Alex benar-benar mengantarkan Nala pulang ke apartemen Galih tempat tinggal sementara Nala karena ia masih kesal dengan ayahnya ia belum mau pulang ke rumah, lagi pula ini kesempatan emasnya untuk merayu om gantengnya mumpung tinggal berdua kali aja dapat jackpot kan hehe.
Selama perjalanan pulang Nala tidak banyak berbicara mungkin karena faktor badannya yang masih tidak enak.
"Maaf ya La Gue anterin lu pakai motor Gue gak bawa mobil", ucap Alex seraya melihat Nala dari spion motornya.
" Gak papa Lex lo mau Gue repotin aja udah bersyukur kok, thanks ya".
"Santai aja La kalau sama lo Gue gak masalah di repotin tiap hari hehe".
" Bisa aja lo".
Setelah perjalanan yang tidak memakan banyak waktu Alex dan Nala sampai di depan gedung apartemen Galih.
"Lo yakin gak mau Gue anterin sampai dalem".
" Iya disini aja gak papa makasih ya",
"Gue agak khawatir ninggalin lo disini".
" Ya elah lagian Gue tinggal masuk doang kok Gue udah mendingan kayak Gue lumpuh aja gal bisa jalan".
Mendengar penolakan gadis di depannya ini membuatnya sedikit hmm entahlah seperti tidak suka dan khawatir tapi mau bagaimana lagi Nala benar-benar seperti tidak ingin ia masuk ke dalam, meskipun sedikit kecewa dan khawatir iya juga tidak memaksa Nala dan memilih pulang.
"Ya udah deh tapi btw Gue boleh minta nomor lu gak takutnya nanti lu kambuh lagi biar Gue gak khawatir aja gitu", ucap Alex padahal sebenarnya bukan itu tujuannya meminta nomor Nala yahh mumpung ada kesempatan kan hehe.
" Ya udah sini mana hp lo".
Alex pun memberikan Nala Handphonenya dan Nala segera masukkan nomornya dan mengembalikan hp itu lagi ke Alex.
"Thank you La kalau gitu Gue pulang ya kalau ada apa apa lu kabarin Gue aja Gue bener-bener gak papa di repotin sama lu".
" Iya Lex lo tenang aja Gue aman lah, sekali lagi makasih ya udah anterin Gue pulang".
"Ya udah Gue pulang dulu ya", ucap Alex sambil melajukan motor sport miliknya.
Tidak jauh dari tempat mereka Galih melihat interaksi kedua remaja beda gender itu, awalnya ia pulang cepat karena ingin mengajak Nala makan malam bersamanya mumpung hari ini ia tidak lembur tapi sebelum sampai ia malah melihat adegan pasangan muda mudi yang terlihat saling bercengkrama, melihat interaksi laki-laki itu ia tau betul kalau laki-laki yang mengantarkan Nala pulang menyukai Gadisnya. Ah iya sejak kapan Nala menjadi Gadisnya entahlah hanya saja Galih tak menyukai hal yang barusan ia lihat.
Melihat laki-laki yang belum Galih ketahui pasti asal-usulnya itu pergi Galih melajukan mobilnya menghampiri Nala yang hendak memasuki gedung tapi satu hal yang jelas iya yakin mereka pasti satu sekolah di lihat dari seragam yang dikenakan sama.
"Nala", panggil Galih secara bersamaan membuka jendela mobilnya.
"Om Galih kok Om ada disini gak di kantor", Nala terkejut melihat kedatangan Galih yang tiba-tiba.
" Hm masuk mobil", Galih tidak menjawab Nala dan malah memintanya untuk memasuki mobil.
Nala yang tidak mendapat jawaban dari Galih dan malah memintanya memasuki mobil hanya mengikuti perintah Galih saja, ia berpikir mungkin Omnya lagi badmood melihat dari raut wajahnya yang sedikit menyebalkan.
Di dalam mobil hanya ada keheningan baik Galih maupun Nala tidak ada yang membuka suara mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Nala yang tidak tahan akan keheningan inipun mencoba memulai percakapan terlebih dulu.
"Ini kita mau kemana Om? ", tanya Nala pasalnya ia tidak tau akan dibawa kemana oleh Galih.
" kamu yakin mau tau?" tanya Galih balik.
"Lah malah nanya balik", kesal Nala.
Galih melihat Nala sekilas lalu kembali melihat jalanan, ia jadi berpikir ingin mengerjai Nala sudah lama ia tidak membuat Gadis itu kesal hehe.
" Om lagi butuh duit" ucap Galih lagi.
"Om bakalan jadi miskin dong? ".
" Iya makanya Om bawa kamu biar gak jadi miskin", ucap Galih sesekali melihat ekspresi kebingungan Gadis disampingnya ini.
"Hubungannya sama Nala apa dah gak jelas banget", oceh Nala.
" Kamu kalau di lihat-lihat lumayan lah ya".
"Maksud Om apaan nih kok aku jadi gak enak gini", ngeri Nala mendengar Galih berbicara aneh.
" Sebenarnya Om mau jual kamu tapi sebelum itu Om mau ajak kamu makan mungkin ini akan jadi makan malam terakhir kita", ucap Galih panjang lebar dengan raut wajah yang dibuat seserius mungkin.
Mendengar Galih yang berbicara seperti itu membuat Nala yang tadinya melihat jalan di depannya menoleh ke arahnya.
"Gak usah aneh-aneh ya Om".
" Dah gila kali ni Om-Om", gumam Nala lagi.
"Om serius, Om lagi bener-bener butuh uang buat makan", kekeh Galih ia tak tahan ingin tertawa melihat raut wajah kesal Nala.
Mendengar Galih tertawa Nala tau kalau Omnya ini sedang mengerjainya.
"hhh awas aja Gue bales lu Om-Om tua", Gumam Nala dalam hati.
Nala menaruh tangannya di atas paha Galih dengan sedikit meremasnya, sontak Galih yang tadinya fokus menyetir seketika ambyar dan menoleh melihat wajah Gadis itu yang berubah seperti wanita nakal yang biasa ia temui di club malam.
" Om gak mau cicipi aku dulu gitu sebelum dijual", goda Nala sambil menggigit dan menjilat bibirnya dengan tangan yang semakin memegang dan mengelus-elus pahanya.
Seketika Galih di buat semakin merinding oleh gadis kecil yang berani sekali menggodanya ini tak tahukan ia akibat perbuatannya membuat sesuatu yang ada dalam dirinya meronta-ronta.
"singkirkan tanganmu gadis kecil jika kamu tidak mau berakhir di hotel", ancam Galih namun bukannya takut jawaban gadis itu di luar nalar.
" Ya udah ayok Nala siap banget nih Om uhuy ehuemuach", goda Nala menjadi-jadi.
Ah Galih lupa dengan siapa dia berhadapan seharusnya ia tidak memulai menjahili Nala lihatlah sekarang dirinya benar-benar ingin menerkam gadis ini.
Nala yang melihat Galih dengan ekspresi yang entahlah membuatnya ingin terbahak-bahak namun ia coba tahan sebisa mungkin sungguh rasanya dalam hati terdalam ia ingin memiliki galih seutuhnya meskipun dengan cara yang salah seperti ini, mau bagaimana lagi ia sudah lama jatuh cinta dengan Om tetangganya ini.
"Jangan mencoba memancingku Nala", peringat Galih.
" Haha ampun Om ampun Nala cuman becanda doang gitu aja marah ihh takut", ucap Nala menjauhkan dirinya dengan ekspresi takut yang di buat-buat.
Galih benar-benar di buat kesal dengan tingkah Gadis ini untung saja dia memiliki iman yang setebal tisu basah.
Selang beberapa menit kemudian mereka pun sampai ditempat restoran favorit Nala sejak tadi ia tidak benar-benar ingin menjual Nala melainkan membawanya ke tempat restoran kesukaan Nala.
Nala sangat senang kebetulan ia lumayan lapar terlebih di sekolah ia makan tidak seberapa untunglah berkat Omnya ini ia bisa makan enak malam ini hehe.
Di dalam restoran Galih dan Nala sibuk memakan makanan yang tadi mereka pesan Nala terlihat lebih senang dan memakan makanannya dengan lahap begitupun Galih melihat Nala yang makan dengan lahap membuatnya senang dan tanpa sadar makan lumayan banyak.
Tidak berselang lama seorang perempuan menghampiri keduanya dengan tampilan yang cukup menggoda iman lelaki.
"Galih sayang", panggil perempuan itu seraya memeluk dan mencium pipi Galih dari samping.
Galih yang mendapat serangan mendadak seperti itu sontak terkejut terlebih ia langsung melihat ekspresi Nala yang sulit di artikan.
Jangan lupa dukung author dengan komen dan like share sebanyak banyaknya ya bestie, makasih dukungan kalian sangat berarti buat author🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments