8. Om Tetangga

Om Tetangga Episode 8

Alex berjalan menyusuri koridor lantai 2 mencari kelas XII Ipa 1 yang akan ia tempati mulai hari ini, selama berjalan di koridor Alex melihat Nala yang sedang membawa buku hingga menutupi setengah wajahnya, Alex kemudian menghampiri Nala.

"Sini Gue bantuin." ucap Alex kemudian mengambil setengah dari buku yang di bawa Nala.

Nala menoleh melihat siapa yang baru saja datang membantunya dan ternyata itu laki-laki yang tadi ia antar ke ruangan pak Kepala Sekolah.

"Eh makasih ya udah bantuin, itu tadi berat banget hehe," tawa Nala sambil memandang wajah Alex.

"Iya sama sama btw lo kok bawa buku sebanyak ini sendirian."

"Iya tadi karena Gue telat masuk jadi di suruh Buk Sri ambil buku sendirian ke perpus mana bukunya berat banget untung lo bantuin hehe," cengir Nala sengengesan.

Sesampainya di kelas Nala kemudian segera mengambil sisa buku yang di bawa Alex dan membagikan ke teman-temannya, sedangkan Alex sudah pamit pergi menuju kelasnya yang ternyata tidak jauh dari kelasnya Nala.

***************

Galih baru saja selsai menghadiri rapat eksekitif para pemegang saham, ketika hendak masuk ke dalam ruangannya ia melihat seorang wanita dengan baju sexy minim tengah duduk di sofa membelakangi pintu.

"Kamu siapa berada di ruangan saya," tanya Galih menatap punggung wanita itu.

Wanita dengan baju sexy itu menoleh dan tersenyum melihat kedatangan laki-laki yang sejak tadi ia tunggu kedatangannya.

Galih yang melihat wajah wanita itu sedikit terkejut, ternyata itu adalah Kayla sahabat mantannya dulu sewaktu SMA, bagaimana bisa wanita itu tau keberadaannya terlebih lagi wanita itu datang ke kantornya.

"Buat apa kamu kesini?," tanya Galih dengan Nada tak bersahabat.

Wanita itu kemudian berdiri dan berjalan mendekati Galih yang masih berada di ambang pintu.

"Aku kesini karena ada yang perlu di bicarakan."

"Kamu mau bicarakan hal apa lagi? Aku rasa di antara kita berdua sudah tidak ada lagi hal yang perlu di bicarakan lagi."

"Sebaiknya kita duduk dulu, karena ini tentang Marsya Galih.

Mendengar nama itu membuat Galih terhenyak ada perasaan sesak dan sakit yang tiba tiba menggerogoti hatinya, ia pikir karena sudah bertahun-tahun tidak mendengar nama itu lagi membuatnya sudah melupakan perempuan itu tapi ternyata rasanya masih sama.

Galih kemudian berjalan dan duduk di sofa di ikuti oleh perempuan itu yang kini tengah duduk di hadapannya.

"Langsung ke intinya saja, Aku gak punya waktu untuk sekedar mendengar basa basi tak penting."

"Galih, Gue gak tau apa Gue berhak buat ngomongin ini ke lo atau enggak tapi Gue rasa lo harus tau kebenarannya."

Galih yang mendengar perkataan wanita di depannya ini mengernyitkan dahinya ita tak mengerti kebenaran apa yang di maksud perempuan itu.

"Gue bicara tentang Marsya, sebenarnya dulu waktu Marsya putusin lo dan pacaran sama Alvero itu semua cuma pura-pura, semua yang di katakan Marsya itu bohong Lih," lirih Kayla dengan wajah sendunya.

Galih benar-benar tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan wanita di depannya ini kebohongan yang seperti apa maksudnya padahal waktu itu jelas-jelas Marsya mengatakan kalau dia sudah tidak mencintainya lagi dan memilih memutuskannya dan menjalin hubungan dengan rivalnya Alvero.

"Gue tau lo mungkin bingung dan ngerasa apa yang Gue omongin saat ini gak masuk akal, tapi Gue bersumpah Gue gak bohong Lih, Marsya sama sekali gak pernah ngehianatin cinta lo dan dia gak pernah benar-benar pacaran sama Alvero.

"Terus lo mau apa datang kesini dengan ceritain cerita yang kebenarannya baru Gue tau sekarang, lo mau Gue harus bersikap gimana hem, bagi Gue itu semua udah berlalu dan Gue rasa lo gak perlu datang jauh jauh kesini cuma omongin hal beginian doang."

Sejujurnya Galih sedikit terkejut mendengar penuturan Kayla tapi ia mampu untuk mengontrolnya, dan sejujurnya ia sedikit penasaran kenapa Marsya berbohong padanya.

"Sebernya Gue juga gak tau kenapa Gue ceritain ini ke lo tapi Gue rasa penyebab lo belum nikah sampai sekarang itu karena Marsya, karena Gue tau banget sebesar apa cinta dan pengorbanan lo buat dapatin Marsya."

Galih terkekeh mendengar perkataan Kayla tentu saja dulu semua orang di SMA Garuda tau sebesar apa cinta dan pengorbanannya untuk mendapat Marsya dan semua orang juga tau seperti apa Marsya mencampakkannya yang membuat dirinya menjadi seorang laki-laki playboy dan memainkan perasaan perempuan.

"Gak usah sok tau lo tentang perasaan Gue, siapa bilang Gue belum nikah sampai sekarang gara-gara Marsya," sinis Galih menatap remeh wanita di depannya ini.

Meski tak bisa di pungkiri bahwa penyebab trauma dan takut mencintai orang lain lagi tak lain karena ia takut di campakan seperti Marsya yang mencampakkannya, karena itu hingga detik ini ia belum menikah, tapi ia harus bersikap tenang di hadapan Kayla ia tak mau terlihat masih mencintai Marsya meski ia sendiri juga tak tau kenapa hatinya gelisah seperti ini.

"Gue rasa lo udah denger kabar Marsya yang nikah sama Alvero 5 tahun lalu, sebenarnya itu bukan kemauan dia Lih, tapi karena orang tua Marsya terlilit hutang dia minta bantuan ke Vero dengan imbalan dia harus mau nikah sama dia."

"Dua tahun belakangan ini Vero berubah ia suka mukulin Marsya dan bawa selingkuhan dia pulang ke rumah mereka, Marsya gak tahan dan pengen cerai tapi setiap kali Marsya minta cerai Vero selalu mukulin dia sampai bikin Marsya sekarang jadi gangguan mental" cerita Kayla lagi dengan wajah murung.

Galih yang mendengar cerita Kayla sedikit menyentil hatinya ia pikir selama ini Marsya bahagia, apalagi 5 tahun lalu ia mendengar bahwa Marsya menikah dengan Alvero tapi apa yang barusan ia dengar seakan membuatnya tak percaya.

"Lalu apa yang buat Marsya mutusin Gue dan lebih milih buat pacaran sama Alvero?," tanya Galih dengan wajah gelisah dan bingung.

"Sebenarnya waktu itu," mengalirlah cerita Kayla dengan wajah serius menceritakan semua kejadian penyebab Marsya memutuskan Galih.

********

Saat ini Galih sedang melajukan mobilnya menuju ke SMA Permana, tadi siang ia sudah menelpon Nala kalau pulang pulang nanti akan menjemputnya.

Selama di perjalanan Galih merasa tidak fokus menyetir ia terus memikirkan perkataan Kayla, ia tidak pernah menyangka bahwa Marsya memutuskannya hanya untuk melindunginya dari Alvero, ia benar-benar merasa bodoh bagaimana bisa ia tidak tau bahwa selama ini Marsya selalu di ancam Alvero untuk segera memutuskannya dengan dalih jika Marsya tidak mau pacaran dengan Alvero ia akan mencelakai dirinya.

'Buk buk buk' Galih memukul setir mobilnya mencoba menghilangkan rasa kesal dan gelisah di hatinya.

"****, Gue kenapa sih," umpat Galih ia tak tau kenapa hatinya jadi merasa gelisah dan sesak seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!