"Om, tadi sebelum pulang sekolah ayah hubungi Nala", cerita Nala yang saat ini sedang berada di kamar Galih lagi-lagi alasan yang sama dia tidak mau tidur sendiri, sekalian biar makin mendekatkan diri kan hehe.
Galih yang awalnya sibuk dengan laptopnya kini mengalihkan pandangannya menghadap Nala, ia ingin mendengarkan lebih banyak lagi.
"Ayah nanya Nala kapan balik ke rumah".
" Terus kamu jawab apa? ".
" Nala bilang gak di kasih pulang sama Om Galih hehe".
"Wahhh ngaco ni anak yang bener aja kamu La".
Galih yang tadinya fokus mendengarkan Nala jadi sedikit kesal ia sadar ternyata Gadis itu sedang mengerjainya.
" Lagian Om serius amat sih dari pulang sekolah yang Om lihat cuman laptop itu doang Nala kan jadi kesel, cemburu tau cewek secantik Nala malah di anggurin ".
"Harusnya kamu bilang dari tadi kalau kamu bosan La", kekeh Galih mendengar penuturan Gadisnya yang terdengar sangat lucu di matanya, bisa-bisanya ia cemburu pada benda mati.
"Ya udah sini Om sini tidur samping Nala, mau di peluk akunya", sembari menepuk nepuk kasur di samping tempat tidurnya.
" Tunggu Om selesaikan ini bentar gak bisa Om tunda karena besok pagi akan di pakai meeting".
"Ya udah Om buatnya disini aja samping Nala setidaknya Nala gak sendirian di kasur king size Om yang Gede ini".
Pada akhirnya Galih hanya bisa mengikuti kemauan Gadis itu, saat ini Galih mengerjakan pekerjaannya di samping Nala bersandar menggunakan bantal dan dengan laptop di pahanya sedangkan Nala perempuan itu jangan di tanya lagi ia saat ini sedang bergelayut manja di kakinya menjadikan kaki Galih layaknya bantal guling.
"Om", panggil Nala masih dengan posisi yang sama memeluk kaki Galih dengan pipi yang bersandar di lutut Galih.
" Hm".
"Om beneran ada rasa kan sama Nala", lirih Nala dengan suara yang begitu pelan.
" Menurut kamu gimana?", bukannya menjawab pertanyaan Nala Galih justru menanyakan balik ingin tau respon Nala seperti apa tentang perasaannya.
"Sejujurnya Nala takut Om cuma main-main".
" Main-main gimana maksud kamu?".
"Nala takut Om cuma nerima perasaan Nala karena kasian sama Nala dengan keadaan Nala yang seperti ini cuma punya Ayah di samping Nala tanpa sosok Bunda, Nala takut Om cuma kasian dan berakhir pura-pura membalas perasaan Nala", lirih Nala sedih.
Galih menyingkirkan laptop berlogo apel tergigit itu di atas nakas yang sejak tadi berada di atas pahanya dan meraih tubuh Nala sejajar dengan tubuhnya menatap mata indah Gadis itu lekat-lekat.
"Nala sekarang kamu dengerin Om baik-baik", Galih berubah raut wajahnya dengan ekspresi yang serius.
" Nala Wirandani Gadis cantik yang selama ini mengisi hari-hari saya yang selalu merepotkan saya yang selalu manja dan minta ini itu mau kah Gadis cantik ini menjadi kekasih saya Galih Prasetyo, pemuda tampan ini meminta izin menjadi kekasih nona cantik di hadapanku ini".
Untuk pertama kalinya Nala mendengar pengakuan cinta seromantis ini dan itu di tujukan untuknya ia tidak tau harus berkata apa lagi sungguh ia sangat bahagia perasaan yang bertahun-tahun ia rasakan akhirnya terbalaskan.
"Nala mau Om mau banget", jawab Nala terharu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Mau apa dulu nih", goda Galih masih menatap Gadis yang sebentar lagi air matanya akan tumpah.
"Nala mau jadi kekasih Om Galih huhu", tangis Nala akhirnya pecah juga.
" Cup cup cup huss gak boleh nangis nanti cantiknya hilang", seraya membawa Nala kedalam dekapannya.
Bukannya meredakan tangisnya Nala malah semakin menangis dengan kencang ia rasanya sangat bahagia dan semakin membenamkan wajahnya di dada Galih, Galih pun semakin mengeratkan pelukannya ia rasa ia sudah mulai yakin akan perasaannya.
Lama mereka saling menyalurkan rasa satu sama lain tanpa sadar Nala tertidur dengan posisi yang masih membenamkan wajahnya di dada Galih.
"Sayang", panggil Galih memastikan apa Gadisnya tertidur karena tidak mendengar suara tangisnya lagi.
" Sayang", panggilnya lagi tapi tidak ada sahutan, Galih mencoba mengangkat tubuh Nala perlahan dan ternyata Gadisnya sedang tertidur lelap, ah betapa senangnya memanggil Nala dengan sebutan Gadisnya, perlahan Galih membaringkan tubuh Nala di sampingnya agar Nala bisa beristirahat dengan nyaman, selesai menyelimuti Nala ia kemudian berdiri dan keluar kamar menuju ruang kerjanya ia akan menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.
Jika kalian bertanya kenapa tidak di kerjakan di kamar saja jawabannya karena ia tidak ingin membangunkan Nala karena mungkin saja ia akan selesai tengah malam.
*******
"Ehmm"
Nala menggeliat dari tidurnya ia terbangun karena sinar matahari dari jendela di depannya mengenai wajahnya, masih dengan nyawa yang belum terkumpul ia melihat di sekelilingnya tidak ada orang dimanakah Omnya jangan bilang ia hanya bermimpi tadi malam oh tidak, Nala segera bangun dari tidurnya melihat jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi,
"Om Galih", panggil Nala seraya mencari Galih di kamar mandi tapi tidak ada orang, ia kemudian keluar kamar mencari Galih dan ternyata Galih sedang berada di dapur entah apa yang laki-laki itu lakukan.
" Om", panggil Nala seraya berjalan kearahnya.
"Sayang kamu udah bangun", sapa Galih masih fokus dengan masakan yang sedang di buatnya.
Nala yang mendengar panggilan sayang untuk dirinya seketika salah tingkah pipinya terasa panas dan bersemu sebisa mungkin ia menahan diri agar tidak mencium Galih saat ini.
" Om masak apa? ", tanya Nala memeluk Galih dari belakang menyandarkan pipinya di punggung tegap laki-laki tampannya ini, memikirkan bahwa sekarang apa yang terjadi tadi malam bukan mimpi membuat Nala ingin loncat-loncat kegirangan namun sebisa mungkin ia tahan.
Mendapat serangan mendadak pagi-pagi begini membuat Galih ikut senang ia kemudian memegang lengan perempuan cantik yang saat ini memeluknya.
" Kamu tunggu di meja makan saja disini bahaya nanti kamu kecipratan minyak".
"Sebentar aja Om 5 menit hm", mohon Nala.
Galih pasrah dan membiarkan Nala meski agak sedikit kerepotan karena Nala tidak mau melepaskan pelukannya tapi ia bisa menyelesaikan masakannya dengan sempurna entahlah bagaimana rasanya karena ia tidak yakin hanya bermodal tutorial YouTube yang ia tonton tadi pagi sebelum Nala bangun.
"Nah sekarang kamu cobain masakan Om", saat ini mereka sudah duduk di meja makan dengan nasi goreng buatan Galih yang baru saja di buatnya. Nala mengambil sendok dan mulai mencicipi masakan Galih.
" Gimana sayang enak? ", tanya Galih lagi.
" Enak sayang", jawab Nala kali ini menggunakan panggilan yang sama seperti Galih.
Galih tersenyum mendengar ucapan Nala, bukan karena masakannya enak tapi panggilan sayang yang Nala lontarkan untuknya.
Mereka kemudian makan dengan hikmat sesekali berbincang sebelum akhirnya berangkat untuk melakukan aktifitas seperti biasanya.
****Author****
Yang masih jomblo jangan sedih ya😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments