Setelah Galih mengantarkan Nala ke sekolah ia menyempatkan diri untuk menghubungi ayah Nala ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan termasuk niatnya untuk mencoba mendekati putrinya.
Setelah beberapa menit Galih pun sampai di cafe tujuan tempat mereka akan bertemu, di sana sudah ada Om Indra ayah Nala yang sudah lebih dulu datang.
"Pagi Om", sapa Galih seraya mencium tangan Indra.
" Ah Galih ayo duduk dulu Om udah pesenin kamu americano tidak papa kan?", tanya Indra memastikan.
"Gak papa Om terimakasih".
Lama mereka berbincang sekedar berbasa basi sebelum Galih mengutarakan maksudnya untuk menemui Indra, setidaknya ia harus bisa membuat suasana lebih nyaman.
" Ngomong-ngomong gimana kabar anak Om gak ngerepotin kamu kan?" tanya Indra ia ingin memastikan bahwa putrinya baik-baik saja dan tidak merepotkan tetangganya ini.
"Nala baik Om meskipun kadang beberapa kali Galih sering liat Nala melamun jika sendirian", jujur Galih sebisa mungkin.
" Ah begitu ya", sedih Indra mendengar putrinya sepertinya masih memikirkan kejadian beberapa minggu lalu sungguh ia sangat merasa bersalah karena membentak putri semata wayangnya.
Galih yang melihat perubahan raut wajah Indra sedikit merasa bersalah seharusnya ia bilang saja Nala baik-baik saja bersamanya jika begini Indra pasti akan semakin memikirkan putrinya.
"Ini semua gara-gara Om, kalau seandainya Om gak nerima tawaran bunda Nala untuk bertemu dengannya pasti ini semua tidak akan terjadi", ucap Indra lagi dengan raut wajah sedih kecewa akan dirinya sendiri.
" Om gak perlu nyalahin diri Om sendiri memang sudah seharusnya Nala bertemu Bundanya meskipun itu menyakiti dirinya tapi mau bagaimana lagi bagaimanapun itu ibu kandungnya mereka berhak bertemu".
"Sebenarnya tujuan Galih ngajak Om ketemu karena ada yang ingin Galih sampaikan ke Om", ucap Galih hati-hati ia jadi sedikit ragu dengan apa yang ingin ia sampaikan selanjutnya.
" Memangnya apa yang ingin kamu sampaikan sampai kamu seserius itu? ", tanya Indra yang melihat Galih ragu-ragu.
Dengan penuh keberanian Galih mencoba melihat mata Indra seraya berkata.
" Om Indra, saya ingin meminta izin untuk berpacaran dengan anak Om, maaf sebelumnya jika perkataan saya ini lancang tapi saya sudah berusaha menahan diri tapi saya rasa saya memang memiliki perasaan terhadap Nala entah sejak kapan itu saya sendiri juga tidak yakin tapi yang pasti saya tidak suka melihat Nala sedih dan saya ingin membuatnya bahagia", ucap Galih panjang lebar meskipun sedari tadi ia tidak bisa menebak dari ekspresi Indra apa yang akan ia katakan setelah mendengar pengakuannya.
Indra sendiri hanya diam melihat seraya mendengarkan pengakuan laki-laki di depannya ini, ia diam karena ingin mendengar lebih banyak pengakuan Galih terhadap putrinya.
"Saya tau umur saya dan Nala sangat berbeda jauh tapi Saya yakin bahwa Saya benar-benar ingin membahagiakan anak Om tolong izinkan saya setidaknya bisa berpacaran dengan Nala", ucap Galih lagi karena tidak kunjung mendapat respon dari Indra, ia jadi sedikit pesimis dan khawatir jika mendapat penolakan.
Indra terkekeh melihat raut wajah Galih yang terlihat aneh dimatanya, baru pertama kali ini ia melihat Galih yang terlihat khawatir dan gundah hanya karena putrinya.
Galih yang awalnya pesimis dan tak yakin dibuat heran kenapa Indra malah justru tertawa padahal saat ini ia sedang serius dan tidak sedang membuat lelucon.
"Kamu di paksa anak saya ya? ", tanya Indra memastikan, pasalnya ia tau justru putrinya yang sangat menyukai laki-laki di depannya ini.
" Engga Om Nala gak pernah maksa saya untuk ngomong begini ke Om Indra justru saya sendiri lah yang berinisiatif setidaknya jika ingin memulai hubungan dengan Nala, Saya harus meminta izin terlebih dulu ke Om", jujur Galih karena memang benar Nala tidak memintanya untuk meminta izin ke Ayahnya bahkan Nala sendiri tidak tau kalau Galih bertemu Indra seraya meminta izin akan dirinya yahhh meskipun setiap hari Nala memintanya untuk menjadi pacarnya.
"Padahal kamu gak perlu nutup-nutupin kelakuan anak Om, karena sedari awal Om tau Nala sangat menyukai kamu", terang Indra.
" Om kenapa bisa tau? ", tanya Galih pasalnya ia tidak tau kenapa Indra bisa mengetahui perasaan Nala terhadapnya.
" Nala sedari kecil selalu cerita tentang kamu, dikit-dikit mau ketemu Om Galih dikit-dikit kangen Om Galih, awalnya saya sendiri tidak menghiraukan itu sampai lambat laun Nala dewasa dan semakin sering menceritakan dan betapa ia menyukai kamu saya paham ternya putri kesayangan saya sudah jatuh hati pada pesona seorang Galih yang umurnya jauh di atasnya.
Galih yang mendengar cerita Indra sedikit merasa bersalah pasalnya dulu ia sering sekali mengajak Nala bertemu dengan mantan-mantan pacarnya meski ia tau Nala tidak menyukainya ia tidak pernah berpikir kalau sedari dulu Nala sangat menyukainya, andai ia tau lebih awal ia tidak akan berbuat seperti itu.
"Maaf, Galih baru menyadarinya sekarang", sesal Galih merasa bersalah.
" Kamu gak salah cinta memang datang begitu saja tanpa kita tau kapan dan dimana itu akan terjadi dan dengan siapa kita mencintai, sejujurnya Om senang kamu menyadari perasaan putri Om karena Om tau Nala bahagia jika bersama kamu Galih", terang Indra seraya tersenyum dengan pemuda di depannya.
"Jadi Om izinin saya kan? ", tanya Galih memastikan.
" Tentu saja, Om titip anak Om tapi kamu jangan sampai bikin anak Om Nangis jangan menyakitinya dan yang terpenting tunggu Nala menyelesaikan sekolahnya jangan buru-buru kamu bisa menahan diri kan".
Galih yang paham akan arah pembicaraan Indra sontak salah tingkah terlebih ia mengingat kejadian tadi malam yang begitu panas.
"Saya bisa menahan diri Om", jawab Galih meyakinkan meskipun ia sendiri tidak yakin akan jawabannya sendiri.
" Melihat dari tingkah dan umur kamu yang sudah matang Om tidak yakin", kekeh Indra ia yakin Galih pasti sudah berusaha semaksimal mungkin menahan diri, meskipun ia tidak tau sampai kapan ia bisa menahan diri.
"Meskipun sejujurnya Om pengen punya cucu secepatnya tapi ya gak sekarang juga gitu".
" Om tenang aja Galih sejauh ini masih bisa menahan diri meskipun kadang godaan anak Om sungguh menguji keimanan saya", jujur Galih karena kerap kali ia hampir khilaf, jangan salahkan dirinya salahkan Nala yang begitu menggoda di matanya, ditambah lagi Gadis itu sering kali menggodanya.
"Om tau kamu sudah berusaha semaksimal mungkin", kekeh Indra karena ia yakin putrinya pasti sering sekali menggoda laki-laki tampan di depannya ini.
Lama berbincang dan membahas ini itu tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu hampir 2 jam karena Galih ada meeting penting hari ini ia kemudian pamit lebih dulu ke kantor.
******
Di lain tempat seorang Gadis sedari pagi tidak henti-hentinya tersenyum dan menyapa setiap orang yang ia temui, sungguh hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuknya, setelah sekian lama akhirnya ia bisa melaju semakin dekat dengan pujaan hatinya.
Susan yang notabennya sahabat dan teman duduknya heran melihat tingkah Gadis ini apa ia sudah gila pikirnya karena sedari pagi Nala bertingkah sangat aneh ditanya kenapa hanya dijawab senyuman apa ia tidak akan berpikir kalau Nala sudah gila.
" Lo bener-bener udah Gila ya? ", tanya Susan pasalnya ia baru masuk sekolah malah mendapati sahabatnya bertingkah aneh, ia jadi berpikir apa karena 2 minggu ini pergi mengunjungi neneknya di lombok karena sakit Nala jadi Gila karena merindukannya.
" Gue hari ini bener-bener bahagiaaaa bangettt", ucap Nala tiba-tiba, saat ini mereka sedang di kelas tapi tidak belajar karena gurunya tidak masuk.
"Iya lo bahagia kenapa Nala, lo bahagia ketemu Gue lagi? ".
" Idih GR banget lu tapi Gue bahagia juga kok akhirnya lo balik lagi setelah sekian purnama hehe".
"Lebay banget lu anjir Gue pergi cuma 2 minggu bukan 2 taon say".
" Tapi, tapi bukan karena itu Gue sebahagia ini",
"Terus terus kenapa, Gue udah penasaran banget".
" Rahasia dong haha".
"Si anjing", kesal Susan sembari menimpuk Nala dengan buku ditangannya.
****Author*****
Terimakasih sudah membaca part ini hehe dukungan kalian sangat berarti untuk author😚sayang banyak-banyak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments