Om Tetangga Episode 4
Sesampainya di basament apartemen Galih membukakan pintu mobil dan membantu Nala untuk keluar.
"Ayo La keluar," ajak Galih mengulurkan tangannya.
Nala yang melihat Galih mengulurkan tangan untuk membantunya hanya menatap tangan itu sekilas lalu kembali menatap Galih.
Galih yang merasa di tatap seperti itu mengernyitkan dahinya dari wajahnya seolah bertanya ada apa?.
"Om gak liat kaki Nala sakit, Nala rasanya gak kuat banget buat jalan," keluh Nala menatap Galih dengan raut wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin.
Dalam hati Nala tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk semakin dekat dengan pujaan hatinya, jadi dia rasa berakting sedikit rasanya tidak apa-apa.
"jadi maksud kamu?," tanya Galih pura-pura tak mengerti niat terselubung Gadis itu.
"Om gak usah pura-pura gak tau ishh," kesal Nala melihat wajah Galih yang terlihat pura-pura tak mengerti.
"Ha ha ha iya iya sini kamu mau di gendong kan hemm."
Mendengar Galih berbicara seperti itu membuatnya jadi sedikit malu, sedikit ya ingat cuma sedikit gak banyak karena Nala memang pada dasarnya gak punya malu kalau bersama Galih.
Melihat wajah Nala yang memerah malu membuat Galih tidak bisa menyembunyikan senyumnya, ia lebih suka melihat wajah Gadis itu seperti sekarang ini, tidak seperti beberapa menit yang lalu dia tidak suka melihat Gadis itu menangis.
Galih segera menggendong tubuh kecil itu ala bridal style dan segera membawanya ke lantai 15 tempat apartemennya berada.
Di dalam gendongan Galih, Nala memegang pipi Galih hati-hati ia tidak berhenti menatap wajah tampan itu yang dengan lancang memikat hatinya sejak kecil.
Merasakan tangan lembut Gadis dalam gendongannya membuat Galih menatap wajah itu, wajah cantik Gadis nakal yang sejak kecil selalu mengklaim bahwa dirinya adalah milik Gadis itu.
"Om," pangggil Nala dengan masih setia menatap wajah tampan itu.
Galih yang juga dengan setia memandang wajah cantik itu hanya berdehem menjawab panggilan Nala.
"Kita kapan jadiannya ya? Nala udah gak sabar pengen nyicipin bibir ini," tanya Nala sambil mengusap bibi tebal Galih.
'Deg deg deg' Mendapat perlakuan dan pertanyaan dari Gadis di dalam gendongannya membuat hatinya berdebar tak karuan.
"Eheemm," Galih berdehem untuk menormalkan detak jantungnya yang sialnya tak berhenti berdebar.
"Kamu mau Om turunin disini?," tanya Galih mengalihkan pembicaraan.
'Ck' Mendegar jawaban Galih membuat Nala menurunkan tangannya dari wajah tampan itu dan memilih untuk diam saja, dari pada dia benar-benar diturunkan di sini.
Tidak lama kemudian pintu lift terbuka dan Galih segera membawa Gadis itu menuju apartemennya, di dalam apartemen Galih menurunkan Nala di atas sofa dengan hati-hati ia takut akan mengenai luka di kakinya.
"Kamu tunggu sebentar disini jangan bergerak kemana-mana Om mau ambil es krim dan obat yang tadi di mobil," peringat Galih takut Gadis nakal itu tidak bisa diam.
"Em," jawab Nala sekenanya.
Galih keluar dengan santai mengambil yang tertinggal di mobilnya, sementara Nala kembali melamun memikirkan kejadian tadi, sejujurnya dia sangat merindukan Bundanya namun lagi-lagi dia tertampar oleh kenyataan bahwa Bundanya sudah mempunyai keluarga baru yang jauh membuat Bundanya lebih bahagia.
Lama melamun hingga ia tak sadar Galih sudah sejak dari tadi kembali dan memperhatikannya, Galih yang melihat Nala kembali melamun sampai tak sadar akan kehadirannya lagi-lagi membuat hatinya terluka.
"Nala," panggil Galih menyadarkan Gadis di depannya itu.
Nala terhentak mendengar suara Galih memanggilnya, menatap Galih yang sudah duduk di bawahnya, sejak kapan dia di sini padahal ia merasa sejak tadi tidak mendengar suara pintu terbuka.
"Sini kaki kamu ini harus segera di obati."
Galih dengan telaten membersihkan luka di kaki Gadis itu, mengobatinya dengan hati-hati.
"Hisstt Om pelan-pelan," ringis Nala sembari menahan perih luka di kakinya.
Galih yang mendengar ringisan Nala menatap wajah Gadis itu dengan khawatir.
"Maaf Om akan lebih berhati-hati, kamu tahan dikit ya."
Nala kembali diam dan hanya memandang Galih yang dengan telaten mengobatinnya, Ah sungguh ia di buat semakin jatuh cinta dengan perlakuan lelaki tampan di hadapannya, ingin rasanya ia segera memiliki lelaki itu.
"Nah, sekarang sudah selesai."
Galih memandang Nala yang ternyata juga sedang memandangnya, Galih merasa salah tingkah di tatap sedalam itu, ia harus segera pergi dari tempat ini sebelum naluri laki-lakinya tak bisa ia kendalikan.
Galih berdiri memandang ke arah lain dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ehem,, O-Om harus ke kamar mandi dulu, kamu juga harus segera istirahat."
"Ha ha ha." Nala tertawa melihat tingkah laku Galih , sungguh ini sesuatu yang langka melihatnya salah tingkah.
"Om salah tingkah ya! Nala liatin terus bikin Om ke geeran ya!??," goda Nala semakin membuat wajah Galih semakin memerah malu.
'Sial' dalam hati Galih mengumpat kesal bisa-bisanya ia salah tingkah di goda bocah nakal di depannya ini.
'Braakk' Galih segera berlalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan suara yang lumayan keras, sungguh ia merasa sangat malu saat ini.
"ha ha ha ha Om I Love You," teriak Nala kembali menggodanya.
Galih mendengar teriakan gadis itu yang kembali menggodanya.
'Shiitt' umpat Galih dalam hati, sepertinya kali ini ia harus memberi pelajaran pada Nala.
Galih segera masuk menuju kamar mandi, ia harus segera memikirkan hukuman apa yang pantas untuk Gadis nakal itu, sungguh kali ini ia harus kembuat perhitungan padanya.
'ceklek' pintu terbuka menampilkan Galih yang baru saja selsai mandi, berjalan ke arah lemarinya sambil menggosok rambutnya.
Sambil bersenandung ria Galih memilih setelan piyama yang akan ia gunakan malam ini, tanpa rasa curiga sedikit pun Galih membuka lilitan handuk yang ia kenakan dan memakai bajunya tanpa menoleh ke arah ranjang, di lain sisi Nala yang berbaring terlentang di atas ranjang melihat Galih tidak mengenakan sehelai benang pun melototkan matanya tak percaya.
Berulang kali Nala menggosok matanya memastikan apakah yang baru saja ia lihat nyata atau hanya halusinasinya saja.
Masih dengan bersenandung ria Galih memutar badannya ke arah ranjang sambil memakai celana piyamanya, baru setengah terangkat Galih melotot melihat di atas ranjang ternyata ada orang lain selain dirinya di kamar ini.
Mereka saling bertatapan seolah-olah waktu tengah berhenti, Nala kembali menatap sesuatu yang ada di antara paha tempat aset berharga milik Galih.
"Aaaaaaaaa ," teriak mereka bersamaan terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Burung Gue A*nj*ng," Galih spontan menyilangkan tangangannya kedada.
"Aaaaaa Om salah yang dibawah belum ketutup," teriak Nala terkejut.
Refleks Galih menatap ke arah bawah ternyata celananya belum terpasang sepenuhnya.
"****," umpat Galih.
Hahaha author juga ikutan ngakak😂Nala menang banyak guys.
Gimana episode kali ini??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Defi
Mata dan fikiran Nala jadi ternoda Galih 😬🤦♀️
2023-07-01
0